06. Salah?

3.8K 402 26
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.

Pagi ini Roy mengembangkan senyumnya secerah matahari. Entahlah, pagi ini Roy merasa mood nya baik.

"Roy, kita berangkat bareng yuk?" ucap Rey saat melihat Adiknya yang melewati kamarnya.

Roy menghentikan langkahnya, ia sudah siap dengan setelan seragam sekolahnya. "Boleh!" Jawab Roy semangat.

Rey terkekeh. "Kok lo hari ini semangat banget?" tanya Rey gemas.

"Entahlah, gue juga gak tau!" Jawab Roy masih mengembang senyumnya.

Rey mengusak surai halus milik Roy dengan gemas. "Adek gue gemes banget sih, jadi makin sayang deh!" Ucap Rey gemas.

Roy menikmati setiap pergerakan tangan Rey. Nyaman. Itu yang ia rasakan.

"Ih apaan sih, Rey? Aneh gue denger lu ngomong kayak gitu!" Ucap Roy.

"Serah lu dah," ucap Rey malas.

"Iyain biar cepet!" Ucap Roy langsung meninggalkan Rey.

"Eh bocah main tinggal aja lo!" Teriak Rey langsung berlari.

Diruang makan, Hendra, Delon, Davin, dan Rey Roy sudah berada di meja makan. Roy yang hari ini merasa moodnya baik, tiba-tiba down saat Davin mengeluarkan suaranya.

"Ngapain lo? Mau makan bareng kita?!" Ucap Davin menahan kesal.

Roy yang sudah duduk dimeja makan kembali bangkit dan berdiri. Roy menghela napas sejenak. "Bang, gue ada masalah apa sama lu sampai lu gak suka gue!?" Ucap Roy berusaha tetap tenang.

Rey menarik ujung hoodie yang di pakai Roy. "Udah Roy jangan di ladenin, mending makan aja!" Ucap Rey.

Roy menepis pelan tangan Rey yang menarik ujung hoodienya. "Enggak Rey, gue pengen denger alasan apa yang buat bang Davin selalu marah sama gue atau lebih tepatnya dia benci ke gue!" Ucap Roy dengan nada bergetar.

Hendra dan Delon masih belum mengeluarkan suaranya. Mereka masih nampak tenang dengan hidangan pagi ini.

"Gue? Benci? IYA! Gue memang benci lo bahkan sejak lo lahir di dunia ini! Karna lo....."  Ada jeda sebentar saat Davin ingin melanjutkan kata-katanya.

"Davin udah!" Ucap Delon tenang tapi didalam hati nya juga ada gemuruh yang ingin ia keluarkan. Tapi sebisa mungkin ia tahan.

Davin menoleh ke arah Delon.
"Lon...!" Davin memanggil Delon dengan gurat wajah yang tak terbaca.

Rey menatap sang adik yang menunduk wajah dalam. "Roy lo oke?" tanya Rey pelan.

Roy mengangkat wajahnya. "Emang kalo gue bilang gak papa, lu percaya?" ucap Roy dengan sedikit serak.

Roy langsung berlalu dari hadapan mereka semua dan menuju garasi untuk berangkat sekolah tanpa sarapan.

Rey menatap sengit Davin. "Bang, please coba jangan kek gitu lagi kalo kita mau makan bareng! Lo bisa gak nahan emosi lo bentar aja, kasihan Roy lo gituin terus, setiap dia mau makan pasti lo keluarin omongan pedas lo itu! Dia gak ada makan dari semalam!" Ucap Rey kesal pada Davin.

Davin diam tak menanggapi. "Lo... Juga gak tau apa alasan gue benci sama dia! Jadi, diam aja!" Ucap Davin datar dan langsung menyambar kunci mobil di depannya.

DOENTE [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang