Sorry for typo:)
Happy Reading
.
.
."Kadang semesta memiliki berbagai cara untuk membuat seseorang merasa sakit dan lemah tak berdaya."
Seketika rumah sakit menjadi sangat ricuh, para dokter dan perawat berlari membawa brankar yang sedang di baringi oleh seseorang yang sudah tak sadarkan diri."MINGGIR! CEPAT SIAPKAN RUANG ICU!" Ucap Dokter Billy pada perawat di depannya.
Dokter Billy tergesa-gesa membawa brankar itu ke dalam ruang ICU. "Tetap kuat, Roy!" Ucap Dokter Billy pelan pada Roy yang berbaring di brankar itu.
Ya, itu adalah Roy. Ia dibawa oleh orang yang menabraknya tadi kerumah sakit terdekat.
Darah terus saja mengalir deras dari pelipis dan tubuh Roy. Banyak gores-goresan luka di lengan nya yang menganga lebar.
"Pasien mengalami pendarahan dan benturan ringan di kepalanya. Kita harus melakukan tindakan cepat!?" Ucap Dokter Billy tegas.
Para perawat mengangguk lalu mereka memasang masker oksigen pada Roy lalu menyuntikkan cairan infus pada lengan Roy.
Sedangkan disisi lain....
Tiga orang menangis sesegukan didepan ruang operasi. "Kak, Bang Davin bakal selamat, ya?!" Tanya Rey pada Delon yang tengah memeluk dengan sangat erat.
Delon mengigit bibirnya, lalu mengangguk tegas. "Pasti! Dia bakal selamat, Rey!" Jawab Delon yakin.
Hendra mengepal kedua tangannya kuat dengan wajah yang memerah. Untung saja ada anak buah Hendra yang mengikuti Davin dari jarak jauh, dan karna ia berada dipaling belakang Davin jadi ia tak sempat menolong Davin yang sudah ditusuk menggunakan pisau lipat. Lalu anak buah Hendra langsung menelepon Hendra dan membawa Davin ke rumah sakit terdekat untuk cepat di beri pertolongan.
"Akan Ayah pastikan.... Orang yang bikin Davin terluka, pasti akan mati di tangan Ayah!" Desis Hendra sinis dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan, Yah! Kita serahin sama pihak hukum aja!" Ucap Rey sesegukan.
Hendra tak menggubris ucapan Rey. "Aku khawatir sama Roy juga, Kak!?" Ucap Rey langsung menangis di pelukan Delon.
"Jangan khawatirin dia, bisa?! Dia pasti baik-baik, Rey!" Ucap Delon datar namun matanya mengeluarkan air mata.
Hilih, belom tau aja kalo Roy juga sekarat noh di ICU! ~Author
Selama 3 jam 25 menit semua hening hanya ada suara isakan tangis Rey saja dari tadi. Delon dan Hendra menangis dalam diam sembari berdoa semoga Davin baik-baik saja.
Tiba-tiba pintu ruangan operasi terbuka lebar yang langsung menampakkan seorang dokter dan satu perawat di sebelah dokter itu.
Dokter itu melepas masker nya lalu menatap sendu ketiga insan yang menatap nya dengan penuh harap.
"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?!" Tanya Hendra dengan nada suara yang bergetar.
Delon dan Rey langsung berdiri dan berjalan cepat ke arah dokter itu. "Maaf, Pak...."
"Untuk apa minta maaf?!" Sela Hendra cepat. Sungguh, sekarang firasatnya mengatakan hal buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOENTE [END]✅
Teen Fiction[SEDANG PROSES REVISI] "Kenapa gue dibenci?" Hanya ada seorang remaja menyedihkan yang memiliki saudara kembar tak seiras tengah mengharapkan cinta dan kasih sayang keluarganya. **** Hello, gaes! Welcome back di cerita ketigaku, xixi. I hope u like...