03.TRAKTIR

5.2K 474 11
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.

Roy tak ingin berlama-lama karna ia sudah merasa gerah, ia pun hendak melepas hoodienya namun tertahan saat ia melihat robekan di lengan hoodie nya.

"Gue bari nyadar, anjir!" ucap Roy langsung melepas hoodienya.

Tapi, itu tidaklah penting bagi Roy. Yang penting adalah apakah Kakaknya 'Rey' tadi melihatnya?

Ah, Roy malas memikirkannya, biarkan saja Kakaknya melihat. Toh, tak ada peduli juga.

Roy berjalan menuju ke-kamar mandi berniat membersihkan dirinya yang memang agak kotor dan lusuh akibat melawan Dirga tadi.

****

Di pagi hari yang cerah terdapat remaja laki-laki yang masih enggan untuk membuka kelopak matanya. Padahal hari sudah menunjukkan sinar matahari siang.

"Enghhh ..." lenguhan terdengar dari mulutnya. Perlahan ia membuka matanya lalu mengucek nya.

"Jam berapa sih ini?" gumamnya entah pada siapa.

Tangannya pun bergerak untuk melihat jam di handphonenya di atas nakas.

07:27 WIB, matanya membulat penuh. "Buset udah jam segini! Pasti gue udah lambat nih, anying!" ucapnya langsung bangkit dari tempat tidur dan tak lupa dengan umpatan remaja itu.

Drttt ... drttt.

Ia mendengar suara panggilan dihandphonenya dan tak ingin di tunggu lama ia pun mengangkatnya.

"Halo ..."

"Halo Bos, gue mau bilang kalo si Devan udah sadar. Bos mau ke-sini jenguk dia, nggak?" ucap seseorang di seberang sana bernama Bejo.

Ia berpikir sejenak, jika ia berangkat sekolah sekarang mungkin ia akan mendapatkan hukuman. Hmm, lebik ia membolos saja. Pikirnya.

"Oke, gue kesana. Gue mandi dulu," sahutnya langsung memutuskan sambungan via telepon tersebut.

Ia pun bergegas menuju ke kamar mandi. 15 menit kemudian...

Ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang cukup cerah dan segar. Lalu ia menuju ke lemari dan memilih pakaian untuk ia pakai ke-rumah sakit.

Dan ia pun mendapatkan baju pilihannya beserta sepatu. Ia memilih kaos oblong berwarna putih, celana jeans hitam dan sepatu sneakers berwarna putih. Dan jangan lupakan jaket levis kebanggaan gengnya.

Setelah merasa sudah selesai, ia pun memutuskan untuk turun ke bawah.

Dan ia melewati ruang keluarga yang sepi, ia berpikir bahwa keluarganya pasti sudah berangkat melakukan aktivitas mereka masing-masing.

Tapi ...

"Lo mau kemana, Roy?" tanya seseorang.

Roy memutar badannya dan melirik orang dihadapannya ini. "Gue mau ke rumah sakit, dan lu ngapain? Enggak sekolah emang?" ucap Roy sambil menaikan satu alisnya ke atas.

DOENTE [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang