Sorry for typo:)
Happy Reading
.
.
.Hari ini adalah hari H dimana Roy akan melakukan operasi pendonoran jantung untuk Abangnya, Davin. Roy dibawa menggunakan brankar rumah sakit seraya menggunakan masker untuk mukanya.
Roy memejam matanya, hatinya sakit ketika melihat semua temannya tadi berusaha menahan tangis di depannya. Tiba-tiba saat ia membuka matanya, ia berpapasan dengan saudara kembarnya. Roy terkejut, melihat penampilan Rey yang sedikit acak-acakan.
"Rey!"
Rey menoleh sebentar pada Roy yang menatapnya dengan sendu. Tapi, Rey acuh lalu melanjutkan langkahnya ia tak mengenali wajah Roy yang menggunakan masker.
Ya, Roy sengaja memakai masker supaya tak ada anggota keluarganya yang melihat dirinya yang akan mendonorkan jantung nya. Roy tersenyum kecut di balik maksernya. "Syukur lu gak kenal muka gua, Rey." Batin Roy lirih.
Dan sampailah Roy diruangan khusus untuk dirinya. Roy meminta pada dokter Billy untuk melakukan operasi pada ruangan yang terpisah dari abangnya, Dokter Billy menuruti permintaan Roy.
Roy melirik ke samping dimana anak Alastor sudah menunggu disana. Roy melepas maskernya lalu tersenyum pada mereka semua.
"Ingat, jaga diri kalian baik-baik ini pesan terakhir gua buat kalian semua, hehe!" Ucap Roy pelan seraya terkekeh kecil.
Zakri rasanya ingin berteriak didepan sahabat nya itu, ia ingin marah dan ia merasa kecewa. Kenapa Roy memilih untuk pergi lebih dulu dari mereka.
Semua anak Alastor mengangguk mantap, walau hati mereka terasa berat dan menyakitkan.
Para suster mendorong brankar Roy untuk menuju ke ruang operasi yang sudah ada Dokter Billy yang sudah siap dengan pakaian dan alat medisnya.
Cahaya putih dan sangat terang menyorot mata sayu milik Roy hingga membuat pemuda itu memejam matanya karna silau.
"Sudah siap, Roy?" tanya Dokter Billy pelan. Roy mengangguk pelan menjawab pertanyaan Dokter Billy.
Dokter Billy menghela napas berat, lalu ia menyuntikkan suatu cairan pada infus Roy di lengannya hingga membuat pemuda itu meringis kesakitan.
Roy mengeluarkan air matanya yang sedari tadi ia tahan. "Arghhh!" Pekik Roy kesakitan karna ada sesuatu yang membuat tubuhnya terasa sangat sakit.
Zakri berlari mendekati jendela kaca ruangan itu ketika mendengar teriakan lirih dari Roy. Zakri, Dipta, Arthur, Arion dan Axsa dapat melihat wajah Roy yang nampak kesakitan sekali.
Tesss.
Satu tetes air mata Zakri terjun, ia menangis. Zakri langsung memeluk Arion di sampingnya, ia tak kuat melihat Roy. Arion mengusap punggung Zakri lembut.
Roy merasa pusing sekali hingga mampu membuat matanya menjadi berat sekali dan kegelapan merebut paksa kesadarannya. Ini sangat sakit sekali, Roy tak mampu menahaannya lagi. Dan alhasil Roy tak sadarkan diri dengan air mata yang masih mengalir dari pejam nya mata Roy.
"Selamat tidur, Roy!"
"Selamat ulang tahun, Bang Davin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOENTE [END]✅
Teen Fiction[SEDANG PROSES REVISI] "Kenapa gue dibenci?" Hanya ada seorang remaja menyedihkan yang memiliki saudara kembar tak seiras tengah mengharapkan cinta dan kasih sayang keluarganya. **** Hello, gaes! Welcome back di cerita ketigaku, xixi. I hope u like...