24.Sendirian

3.2K 325 10
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.

Roy masuk ke dalam rumahnya dengan langkah gontai, perasaannya kalut. Ia menghela napas lelah.

Roy mendorong pintu rumahnya dengan pelan, sekarang ia tak peduli jika terkena amukan tuan rumah karna pulang terlambat lagi.

Toh, tadi dia pingsan di sekolah dan baru sadar ketika jam 17:25 WIB. Dan sekarang sudah pukul 18:37 WIB.

Saat Roy akan menaiki anak tangga, terdengar suara yang memanggil namanya dengan nada yang khawatir.

"Royy! Lo habis dari mana aja?!" Tanya nya dengan nada khawatir.

Roy membalikkan tubuhnya ke hadapan orang tersebut kemudian tersenyum tipis. "Sorry tadi gue ada sedikit masalah waktu mau pulang, makanya pulang telat!"  Jawab Roy bohong.

Rey menghela napas lega. "Oh iya, dari tadi gue nelpon lo kok gak di angkat sih?" tanya Rey pada Roy.

Roy mengambil ponselnya dan memeriksa. "Oh batre hape gue habis lupa gue isi, hehe!" Jawab Roy cengengesan.

"Kebiasaan banget sih, makanya di case supaya gak habis." Ucap Rey.

"Iya-iya maaf lagi deh!"

Tiba-tiba pintu utama terbuka sedikit dan menampakan Davin masuk dengan wajah lelah.

Rey menghampiri abangnya. "Tumben pulang cepet, Bang? Gak kek biasanya," ucap Rey pada Davin.

Davin menatap Rey lalu tersenyum hangat. "Abang capek, makanya pulang cepat!" Jawab Davin.

Rey hanya ber-oh ria saja mendengar ucapan Davin. "Oh iya gue ada beliin lo terang bulan rasa kacang kesukaan lo," Ucap Davin seraya memberikan satu kantong plastik besar pada Rey.

Rey menerima itu dengan mata berbinar. "Wahhh makasihh, Bang Davin!" Ucap Rey langsung memeluk Davin.

Davin terkekeh. "Cuma karna ini doang lo senang banget!?" Ucap Davin.

"Iya lah Bang, ini 'kan makanan kesukaan gue." Balas Rey.

Roy diam mengamati interaksi kedua insan yang berada di depannya.

Davin melepas pelukannya lalu mengelus puncak kepala Rey dengan sayang. "Yaudah sekarang gue mau tidur dulu, lo makan aja terang bulannya!" Ucap Davin dengan senyum hangat.

Rey mengangguk semangat. "Oke, mimpi indah Abang gue!" Ucap Rey.

Davin tersenyum. "Hahaha iya."

Davin melanjutkan langkahnya untuk menuju lantai atas. Namun, ia melihat Roy yang berada di ambang tangga dengan tatapan yang tak terbaca.

Davin menatap manik Roy dalam,ia melihat wajah Roy yang sedikit pucat. Ini adalah orang yang di tabrak oleh truk yang Davin lihat tadi sore. Tapi, itu hanya halusinasi nya saja.

Davin menggelengkan kepalanya pelan. Ia menjadi semakin pusing saja memikirkan hal itu.

Lalu Davin melanjutkan langkahnya ke tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai atas juga.

DOENTE [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang