27. Pingsan

4.6K 358 7
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.

Brukk.

Satpam yang ingin menghampiri Roy sangat terkejut kala Roy tumbang begitu saja dengan wajahnya yang pucat pasi.

Pak Aki selaku satpam yang bertugas berjaga malam ini langsung panik.

"Tuan. Tuan muda bangun Tuan!" Ucap Pak Aki panik seraya menepuk pipi Roy pelan.

Roy memejam matanya erat tak sedikitpun ia ingin membuka matanya. Roy pingsan. Roy tak kuat lagi menahan rasa sakit perutnya yang semakin menjadi.

"Kalian kejar orang asing itu! Biar saya saja yang membawa Tuan muda ke dalam rumah!" Ucap Pak Aki pada rekan-rekannya.

Rekan Pak Aki mengangguk, dan Pak Aki langsung mengendong Roy ala bridel style. "Ya ampun kenapa ini bisa terjadi, Tuhan?!" Ucap Pak Aki takut.

"Lho ini kenapa Pak?!" Tanya Delon kaget dan binggung.

Beberapa menit yang lalu Delon mendengar suara ribut dari bawah di kamarnya di lantai atas, awalnya ia tak peduli karna ia sedang mengerjakan makalah tugas kampusnya. Namun, lama kelamaan suara berisik dari bawah membuat Delon terusik dan akhirnya ia pun memutuskan untuk turun ke bawah hanya untuk memastikan.

"Sini biar saya aja yang bawa dia ke kamar, Pak." Ucap Delon pelan seraya mengambil alih Roy dari gendongan Pak Aki.

Pak Aki menunduk takut. "Nanti saya dengerin penjelasannya Pak. Saya mau antar dia dulu," ucap Delon tenang.

Tidak tahu saja, kalau perasaannya saat ini sangat khawatir dan panik. Delon membawa cepat tubuh Roy ke lantai atas menuju kamarnya.

Tiba dikamar Roy, Delon segera membawa tubuh kurus itu ke kasur king size milik Roy. Delon mengigit bibirnya kuat. "Kamu kenapa lagi sih?" gumam Delon khawatir.

Delon merogoh kantong celananya lalu mencari kontak seseorang.

"Halo..."

"...."

"Saya minta tolong, Bapak kesini ya?"

"...."

"Oke, makasih!"

Delon memutuskan sambungan teleponnya. Setelah itu ia menatap wajah tenang milik Roy yang sangat pucat.

Delon melepas hoodie kuning tua yang melekat di tubuh Roy. Sedikit ada rasa sesak menghampiri Delon saat melihat wajah pucat dan bibir Roy yang begitu kentara.

Lalu Delon menyingkirkan poni Roy yang menutup mata dan dahinya itu, dan Delon mengusap pipi Roy.

Tiba-tiba ada rasa benci ketika melihat wajah Roy yang begitu mirip dengan seseorang yang sangat Delon rindukan.... Yaitu Bunda.

Delon memejam matanya mengusir sebentar rasa benci yang hinggap di hatinya.

"Shsssh!" Itu adalah suara ringisan Roy.

DOENTE [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang