Sorry for typo:)
Happy Reading
.
.
."Pak, saya mau tanya apa lomba ini gak bisa di wakilkan oleh peserta lain selain saya?!" Tanya Rey gusar pada guru nya.
Guru itu menoleh lalu menggeleng. "Gak bisa, Rey! Ini sudah keputusan kami para guru dan kepala sekolah!" Jawab Guru itu tegas.
Rey mendesah kecewa, ia mengusap wajah kasar. "Tapi Pak... Adik saya dan Kakak saya mengalami kecelakan Pak dari 4 hari yang lalu!?" Ucap Rey pada guru itu berharap akan mengijinkannya untuk pulang.
"Besok hari terakhir kamu untuk mengikuti lomba ini, Rey! Dan kamu sudah memasuki finalnya, Rey! Gak mungkin bapak cari peserta lain untuk mengganti kamu, yang secara gak langsung kamu akan menang!" Ucap Guru itu tegas.
"Tapi..."
"Gak ada tapi-tapian sekarang kamu siap-siap karna sebentar lagi kamu di panggil, ingat harus fokus saat mengerjakan tugasnya!" Ucap Guru itu.
Sekali lagi, Rey mendesah kecewa. Ia menyesal mengikuti lomba olimpiade ini.
"Gimana mau fokus sedangkan Adek gue lagi sakit disana, goblok!" Batin Rey kesal.
"Baik, Pak!" Ucap Rey dan langsung berlalu dari hadapan guru itu.
Perasaan Rey berkecamuk, sedih, kesal, marah, kecewa,khawatir semua bercampur menjadi satu.
"Maaf, Roy. Gue gak ada di samping lo untuk saat ini! Tapi, besok gue bakal pulang mau gimana'pun keadaannya."
Rey mengetahui bahwa Delon dan Roy mengalami kecelakan dari Bi Ara. Waktu itu Bi Ara segera menelepon Rey.
****
Pikiran Roy menerawang ke segala arah kejadian yang berlalu. Roy menghela napasnya, mengingat kejadian yang lalu membuat kepalanya merasa pening.
Tiba-tiba ia teringat dengan Rey, pandangan Roy berubah menjadi kosong.
"Apa dia tau gue lagi sakit ya?" gumam Roy.
Roy merasa kesepian, dulu jika Roy sakit, pasti Rey lah yang akan menjaga dan merawatnya terlebih dahulu.
"Bi Ara, badan Roy panas banget aku gak tau yang mana obatnya, hiks! Cepet cari obatnya, Bi! Hiks."
Roy terkekeh mengingat masa lalunya bersama Rey. Rey selalu ada di sampingnya jika Ayah dan Kakaknya memarahinya dulu dan sampai sekarang 'pun juga sama.
Tokk... Tokk
Lamunan Roy buyar, dan Roy menoleh ke arah pintu yang menampakkan Bi Ara seraya membawa kotak makanan di dalam totebag.
Roy tersenyum manis. "Kenapa Bi?" tanya Roy.
Bi Ara membalas senyuman Roy. "Kamu udah merasa baikan, belum?" tanya Bi Ara.
Roy mengangguk. "Iya bi."
"Syukurlah. Oh iya, Bibi ada bawa makanan khusus untuk kamu yang Bibi buat sendiri. Bibi tau pasti kamu gak akan makan rumah sakit, karna Bibi udah hapal sama sifat kamu!" Ucap Bi Ara seraya terkekeh.
Hati Roy merasa hangat di perlakukan sangat baik oleh Bi Ara. Roy merasa terharu dengan tindakan dan ucapan Bi Ara.
Roy bangkit untuk duduk, kemudian ia merentangkan kedua tanggannya. Bi Ara binggung. "Kenapa..."
![](https://img.wattpad.com/cover/251023880-288-k546558.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DOENTE [END]✅
Teen Fiction[SEDANG PROSES REVISI] "Kenapa gue dibenci?" Hanya ada seorang remaja menyedihkan yang memiliki saudara kembar tak seiras tengah mengharapkan cinta dan kasih sayang keluarganya. **** Hello, gaes! Welcome back di cerita ketigaku, xixi. I hope u like...