BAB 5

1.2K 69 3
                                    

Maaf tadi belum selesai tapi udah ke publish😁

Buat yang tadi udah baca, bisa baca kelanjutannya ya!

Makasih!

Happy reading everyone!😘

*****

Hari ini jadwal menstruasiku datang. Untung saja datengnya setelah pulang dari sekolah. Nggak kebayang kalau pas disekolahan. Karena biasanya saat aku menstruasi, juga dibarengi dengan sakit perut yang menurut aku lumayan parah.

Saat ini aku lagi dikamar, berbaring miring dengan posisi meringkuk memeluk lututku. Biasanya posisi ini beneran enak banget kalo pas lagi sakit kayak gini. Tapi kali ini beda. Kali ini beneran sakit banget. Dipake tidur masih sakit, buat aktifitas apa lagi.

Tapi tenang, aku udah konsultasi sama dokter tentang ini. Dan katanya sakitku masih tergolong normal kok. Hanya saja aku emang nggak tahan dengan yang namanya sakit. Jadinya gini deh. Aku manja, maunya apa-apa diurusin. 😋

Karena malas turun dari ranjang, aku mengirimkan chat pada kak Ansel untuk meminta tolong padanya agar membawakanku segelas teh panas dan memanggil bi Imah untuk mengusap-usap pinggangku yang juga terasa pegal. Setelah mengirim pesan itu, aku menunggu dengan memejamkan mataku.

Sepertinya aku ketiduran dan saat ini sepertinya aku sedang bermimpi.

Dalam mimpiku, mama datang dan memelukku dari belakang. Rasanya hangat dan membuat rasa sakitku berkurang. Mama juga mengusap pinggangku dengan lembut lalu menciumi puncak kepalaku.

"Mama. Frey kangen ma." Ucapku, kemudian aku berbalik agar bisa memeluk mamaku.

Lalu mama mencium pipiku dan memelukku lebih erat. Rasanya nyamaaaaaan banget.

Tetapi jika ini mimpi, mengapa terasa sangat nyata? Begitu aku membuka mata, yang aku lihat adalah sebidang dada kekar. Aku langsung mendongakkan kepalaku. Dan aku benar-benar terkejut. Karena ternyata semua itu bukan mimpi. Semua yang aku rasakan tadi memang nyata. Kecuali mama.

"K...Kak Arion? Kok k....kakak bi...bisa ada disini?" Tanyaku tergagap karena kaget.

Kak Arion menatapku. Kami saling berhadapan. Posisi kak Arion saat ini berbaring miring menghadapku dengan menopang kepalanya menggunakan tangan kirinya. Kak Arion tersenyum lalu merapikan anak rambutku yang berantakan dengan tangan kanannya.

Kak Arion jangan gitu dong! Please! Jantung aku disco nggak mau berhenti kalau gini caranya. 😢

"Kakak kamu lagi diluar pas kamu chat dia. Karena aku lagi ada disini, jadi dia chat aku buat minta tolong nyampein ke bi Imah." Jawab kak Arion.

"Kok... kakak yang di kamar Freya? Bukan bi Imah?" Tanyaku penasaran.

"Karena kata Ansel kamu lagi sakit. Kamu bikin aku khawatir, karena itu aku bilang ke bi Imah untuk membuatkan teh panasnya aja terus aku yang bawain kesini. Aku pengen lihat kondisi kamu."

"Ja..jadi ta...tadi yang...yang.... gosokin pinggang Freya... kak... Ansel?" Tanyaku yang pasti wajahku sudah memerah sekarang.

Sama yang lainnya juga dong berarti? Yang peluk tadi? Yang cium kening? Yang cium pipi? OMG!!!! 😵

"Iya! Sama semua yang ada dipikiran kamu saat ini. Itu semua aku pelakunya!" Jawabnya santai dengan tersenyum.

Ya tuhan! Cuma bisa nelen ludah. Nggak tau lagi rasanya gimana? Seneng, mau nangis, mau jerit-jerit, malu jadi satu. Pokoknya rasanya nano-nano.

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang