BAB 29

574 48 4
                                    

Keesokan paginya aku terbangun sendirian. Kayaknya tadi malam kak Arion pulang setelah aku terlelap.

Kondisiku nggak lebih baik dari kemarin. Malah hari ini sakitku bertambah parah. Jangankan bangun, membuka mata sebentar aja aku nggak bisa karena rasa pusing yang aku rasain begitu hebat.

"Frey!"

Aku membuka mataku perlahan meski rasa pusing kembali menusuk kepalaku. Aku lihat kak Ansel sudah berada di dalam kamarku dan kini duduk disamping aku berbaring.

Aku lagi malas baget ketemu sama dia. Jadi aku memilih mendiamkannya saja.

"Frey, kakak bisa jelasin ke kamu tentang kemarin." Ucapnya.

Kak Ansel kenapa sih? Nggak lihat aku lagi sakit kayak gini? Kenapa sih dia nggak biarin aja aku istirahat dulu?

"Kakak please! Kakak taukan Freya lagi sakit? Freya mau istirahat kak. Freya pusing. Bisa nggak kalau nanti aja?" Ucapku lemah.

Kak Ansel mengangguk, lalu mengucapkan maaf kemudian keluar dari kamarku.

Aku memejamkan mataku, lalu menghela nafas panjang.

Selalu saja lihat kak Ansel yang tertunduk lesu dan terlihat sedih membuatku nggak tega. Tapi mau gimana lagi? Aku lagi nggak mau denger apa-apa dulu. Aku capek. Aku lelah sama masalah ini yang nggak ada ujungnya.

Siang hari setelah aku minum obat dan istirahat yang cukup, kondisi badanku sudah mulai membaik. Kak Ansel belum mendatangiku lagi semenjak tadi pagi. Dan siang ini setelah jam pelajaran sekolah berakhir, Friska dan Eza dateng kerumah buat jenguk aku.

"Gimana keadaan lo Frey? Sorry lagi bisa jenguk lo sekarang. Soalnya kemarin nyokap minta dianterin ke rumah sakit buat check up."
"Lagian kemarin lo susah banget sih dihubungin, kenapa sih?" Ucap Friska.

"Nggak pa-pa Fris, aku juga udah mendingan kok."
"Iya, aku disuruh istirahat total jadi aku sengaja nggak pegang hp." Jawabku berbohong. Aku memang sengaja mengabaikan chat Friska dan Eza kemarin, karena aku lagi fokus sama masalah kemarin.

"Kamu udah kedokter Frey?" Tanya Eza.

"Udah kok kemarin." Jawabku.

"Trus apa kata dokter?" Tanyanya lagi.

"Aku nggak pa-pa. Cuma sakit biasa." Jawabku.

"Eza khawatir banget sama kamu Frey. Kemarin aja dia kesini, tapi kata kak Ansel kamu harus banyak istirahat dulu, jadi nggak bisa terima tamu." Ucap Friska.

"Oh ya? Kamu kesini Za?" Tanyaku pada Eza.

"Iya Frey. Emang kakak kamu nggak kasih tau?" Tanya Eza kecewa.

"Maaf ya Za. Mungkin kakakku lupa."

"Kalau kak Arion kesini juga nggak Frey?" Tanya Friska.

"Umm...." Aku mengangguk.
"Dia yang anter aku kerumah sakit kemarin." Jawabku agar Eza tau kalau dia udah nggak ada kesempatan lagi buat deketin aku.

"Oh!" Ucap Eza.

"Jadi bener kalian udah balikan?" Tanya Friska penasaran.

Aku mengangguk.
"Udah." Jawabku.

"Kok kamu mau sih Frey?"
"Bukannya dia udah punya tunangan ya?" Tanya Eza.

Aku menatap Friska. Friska juga menatapku. Dia sebenernya juga penasaran karena aku belum sempat cerita ke dia.

"Maaf Za, aku nggak mau ngomongin itu." Jawabku lalu aku beralih ke Friska lagi.
"Eh Fris, kamu bawain aku materi pelajaran kemarin sama hari ini kan?"

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang