BAB 23

841 59 8
                                    

"Eh apa-apaan nih?" Ucap Eza lalu turun dari motornya.

"Lo yang apa-apaan!" Balas kak Arion.

"K...kakak... u...udah!" Ucapku panik mencoba menenangkan kak Arion. Aku nggak mau mereka ribut-ribut disini. Dan menarik perhatian murid-murid yang lain. Tapi kayaknya kak Arion semakin marah. Kayaknya dia malah ngira aku belain si Eza. 😥

"Jadi kalau aku nggak jemput, kamu pulang sama dia? Apa malah mau pergi kencan dulu?" Tanya kak Arion marah.

Aku cuma bisa menggelengkan kepalaku. Aku takut banget sumpah. Kak Arion serem banget kalau lagi marah kayak gini.

"Lepasin Freya woi! Nggak liat tuh Freya ampe ketakutan gitu?" Ucap Eza.

"Bukan urusan lo!"
"Ini peringatan ya buat lo! Jauhin Freya! Kalau lo masih nekat, lo bakalan tau gue lebih nekat dari elo. Dan nekatnya gue, gue jamin lo nggak akan pernah bisa lupain seumur hidup lo!" Ancam kak Arion.

Denger ancaman kak Arion bikin aku khawatir. Semoga aja Eza nggak ngeladenin kak Arion.

"Siapa elo ngelarang-larang gue?"
"Emangnya gue takut ama lo?" Ucap Eza nggak terima.

"Za! Udah!" Ucapku menyuruh Eza berhenti bicara.

Kak Arion mengepalkan tangannya. Dia semakin marah. Dan kayaknya kak Arion mau mukul si Eza. Dan Eza juga sepertinya udah bersiap-siap untuk beranten disini.

Biar itu nggak terjadi, aku langsung peluk perut kak Arion buat nahan dia.

"Eza udah! Please!" Ucapku pada Eza udah hampir menangis.

"FREY!" Panggil Friska yang berlari ke arah kami.

Aduh gimana nih? Friska kesini lagi. Bakalan jadi runyam nih masalah. 😢

"Ada apa nih? Ngapain kakak kesini?" Ucap Friska setelah dia di dekat kami.

Aku menggeleng ke Friska, memintanya untuk nggak ikut campur.

"Oh... jadi kamu belum bilang ke mereka?" Tanya kak Arion semakin marah.

"Hah? Maksudnya? Frey? Ini... nggak mungkin kan?" Ucap Friska nggak percaya.

Aku menatap Friska, lalu mengangguk sambil menggigit bibir bawahku.

Friska keliatan kaget banget. Dia sampe menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Gila lo!"
"Lo kok nggak cerita sama gue?" Ucap Friska kemudian.

"Maksudnya apa Frey? Kalian.... balikan?" Tanya Eza syok.

"Bagus deh elo udah ngerti kan sekarang. Jadi gue nggak perlu lagi jelasin siapa gue."
"Jauhin Freya! Freya milik gue!" Ucap kak Arion lalu menarik pergelangan tanganku meninggalkan Friska dan Eza yang masih terbengong.

Ternyata kak Arion jemput aku naik motor. Pantesan aku nggak tau dia jemput karena aku nggak liat mobilnya.

"Kakak, Freya bisa jelasin." Ucapku kali ini dengan menangis.

Kak Arion diam aja. Dia makein aku helm, kemudian kak Arion melepas jaketnya dan memakaikannya di pinggangku untuk menutupi bagian depan pahaku.

"Kakak...jangan marah!" Bujukku.

"Kamu minta aku nggak marah?"
"Aku liat sendiri tadi apa yang mau kamu lakuin sama Eza. Apalagi yang mau kamu jelasin?"
"Naik!" Ucapnya memintaku naik keatas motornya.

Duh gimana nih?😢
Siapin diri aja deh Frey, kamu dalam masalah besar sekarang!

-----

Sesampainya di basement apartemen, kak Arion langsung ngangkat aku turun dari motornya. Dia lepas jaketnya dari pinggang aku, terus dia narik lengan aku sampai ke dalam unit apartemen miliknya.

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang