BAB 8

906 62 4
                                    

"Bahaya?" Ucapku bingung.

Aku lihat kak Arion mengangguk.

"Kami sudah putus sekitar 9 bulan yang lalu. Tepatnya aku yang menyudahi hubungan kami. Tetapi sampai sekarang dia tetap nggak bisa terima kalau hubungan kami sudah berakhir."

"Kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Terus terang aja karena aku mulai jenuh dengan hubungan kami."

Kok gitu?

Mungkin kak Arion menyadari perubahan ekspresiku. Kak Arion tersenyum. Kayaknya dia tau apa yang sedang aku pikirkan tentang dia.

"Dia kuliah di Amerika. Selama ini kami LDR. Awalnya kami baik-baik aja. Tetapi setelah 1 tahun dia disana, temperamennya berubah. Dia sering marah-marah. Cemburu nggak jelas dan setiap kami bertemu, kami selalu saja bertengkar. Bahkan karena hal remeh pun kami bisa bertengkar hebat. Aku ngerasa hubungan kami sudah enggak sehat lagi."

"Aku mulai muak dengan hubungan kami. Aku udah berusaha buat bertahan, tapi perlahan perasaan sayang dan cinta aku ke dia memudar dan lama-lama menghilang. Karena itu lebih baik aku mengakhiri hubungan kami. Dari pada kami saling menyakiti satu sama lain lebih banyak lagi."

Iya sih, kalau aku jadi kak Arion juga pasti akan ngelakuin hal yang sama. Capek juga berantem terus.

Kak Arion menghela nafasnya, lalu melanjutkan kembali ceritanya.

"Alasan kenapa aku nggak mau kamu ketemu dia itu karena, waktu dia pulang ke Indo, kira-kira 6 bulan yang lalu, dia pernah nyiram air dan memukuli temen cewek sekelasku hanya karena dia melihat kami sedang duduk berduaan di cafe. Dia kira temen cewekku itu penyebab kami putus. Padahal kami dicafe saat itu sedang mengerjakan tugas dari dosen kampus."
"Karena itu aku kemarin bersikap seperti itu ke kamu karena aku nggak mau dia ketemu kamu dan mikir yang enggak-enggak tentang kamu terus dia akhirnya nyakitin kamu."

Aku nggak nyangka sih cerita sebenarnya seperti ini. OMG! Bar-bar banget tuh cewek. Oke aku mulai ngerti maksud kak Arion tentang bahayanya buat aku.

"Ada yang ingin kamu tanyain?" Tanyanya.

Aku mengangguk.

"Umm... kenapa kemarin kakak jalan sama dia?"

Kak Arion menghela nafasnya kasar.
"Aku terpaksa." Jawabnya kemudian.
"1 minggu yang lalu, dia balik ke Indo. Dan selama 1 minggu itu dia nggak berhenti gangguin aku."
"Dia nelponin aku dan datengin rumah aku tiap hari sampai aku mau pergi sama dia."

"Dan kemarin adalah hari terakhirnya di Indo. Dia mengancam kalau aku tidak mau nemenin dia, dia akan stay lebih lama lagi di Indo."

"Aku nggak mau kesiksa lebih lama lagi Frey. Karena itu aku nurutin dia kemarin."

"Sekarang orangnya udah balik ke Amrik. Kamu nggak perlu khawatir tentang dia! Ini aku lagi pikirin cara buat bikin dia berhenti gangguin aku. Kamu sabar dulu ya!"

Aku mengangguk mengerti.

"Jadi Frey, aku minta tolong sama kamu. Kalau kamu ketemu sama dia, entah itu disengaja atau enggak, aku harap sih dia nggak pernah tau tentang kamu, tapi kalau aja suatu saat nanti dia tau tentang kamu dan ngajak kamu untuk ketemu dia, tolong jangan pernah kamu datengin dia!"
"Dia orangnya nekat, aku nggak mau kamu kenapa-kenapa." Ucapnya khawatir.

"Iya." Jawabku lalu aku senyum ke dia.

Jadi itu alasannya kak Arion nggak ada kabar seminggu kemarin? Sekarang semuanya udah jelas.
Aku lega banget ternyata ini cuma salah paham. Jadi sekarang aku tau kalau kak Arion benar-benar serius sama aku.

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang