BAB 40

608 48 4
                                    

Freya berada didalam ruang kantornya dan sedang duduk dikursi kerjanya, ia terlihat lesu. Pasalnya tadi saat Freya sudah akan memberitahu rahasia yang selama ini ia sembunyikan dari Arion, telepon diruang kerja Arion berbunyi. Telepon itu dari sekertaris Arion yang mengingatkan tentang jadwal Arion yang akan bertemu dengan kliennya siang ini. Mendengar itu terpaksa Freya harus menundanya dan memilih kembali keruangannya.

"Haaah!" Freya menghela nafasnya.
"Padahal moment-nya lagi pas banget, tapi adaaaa aja halangannya."
"Nggak pa-pa deh. Nanti bisa kasih tau pas di apartemen aja."

Beep beep! Beep beep!
Freya mengambil ponselnya yang berada dimeja di depannya setelah mendengar notifikasi pesan masuk di ponselnya.

Ternyata itu dari Arion.

"Ck!" Freya berdecak.
"Kenapa bisa pas banget gini sih?"

Freya kesal karena isi pesan dari Arion itu berisi bahwa Arion harus berangkat keluar kota sekarang sampai 3 hari kedepan dan Arion meminta Freya segera keruangannya karena Arion ingin berpamitan pada Freya.

"Haaah! Nggak mungkin keburu kalo diomongin sekarang. Ketunda lagi deh!" Ucap Freya lalu berdiri dan keluar dari ruangannya untuk bertemu dengan Arion.

-----

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Freya berada di dalam kamar Arion, duduk bersandar diatas kasur dan sedang memainkan ponselnya.

Freya berada di apartemen Arion karena sebelum pergi, Arion meminta Freya untuk tinggal dan pindah ke apartemennya. Agar mendapat kepercayaan Arion lagi, Freya langsung menyetujuinya.

Karena beberapa bulan ini setiap hari selalu bertemu dengan Arion, kini Freya sudah merindukan Arion, padahal Arion baru meninggalkannya selama 2 hari. Tapi disamping itu, Freya juga merasa takut dan tegang karena ketika Arion pulang besok, Freya akan langsung menceritakan rahasia itu pada Arion. Freya ingin semuanya cepat selesai.

Drrrt drrrt drrrt!
Ponsel Freya berdering.
Freya melihat dilayar ponselnya, tertera nama Ansel disana.

"Ya?" Ucap Freya dengan malas begitu ia menggeser icon telepon berwarna hijau dilayar ponselnya dan mendekatkan ponselnya ketelinga kanannya. Lalu  Freya berjalan ke balkon kamar Arion dan berdiri menatap pemandangan malam lampu gedung perkantoran di Jakarta.

"Frey! Kamu kerja ditempat Arion?" Ucap Ansel disana terdengar khawatir.

Freya terkejut mendengar ucapan Ansel.
"Jadi kakak udah tau?"

"Kakak cari info sama temen-temen kakak di Indonesia."
"Kenapa kamu nggak cerita sama kakak?"
"Frey! Kamu harus resign dan pulang ke Amerika secepetnya!"

"Kakak tau semuanya itu nggak segampang yang kakak ucapin kan?"
"Freya terikat kontrak kerja disini dan akan ada sanksinya kalau Freya sampai melanggar kontrak itu."
"Lagian kakak hutang penjelasan ke Freya!"

"Penjelasan apa?"

"Tentu aja tentang semua kebohongan yang udah kakak buat ke Freya dan kak Arion!"

"F...Frey! K...kakak bisa jelasin semuanya!"

"Iya, kakak memang harus jelasin semuanya ke Freya!"

"Oke..oke! Begitu kamu pulang kakak akan ceritain semuanya ke kamu!"
"Tapi Arion nggak ngapa-ngapain kamu kan?"

"Menurut kakak?" Ucap Freya marah.

"A...Arion ngelakuin apa ke kamu?" Tanya Ansel terdengar ketakutan.

Freya diam memilih tidak menjawab pertanyaan Ansel. Dan itu semakin membuat Ansel khawatir.

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang