Aku berbaring miring membelakangi kak Arion. Aku belum berhenti menangis sejak tadi karena masih syok dengan apa yang udah aku alami hari ini.
Kak Arion...
Kenapa dia tega ngelakuin ini ke aku?Kak Arion meluk perut aku dari belakang. Lalu dia menyusupkan lengan kanannya kebawah leherku dan melingkarkan tangannya ke atas dadaku. Kemudian dia menciumi pundakku.
Tubuhku menegang. Aku takut kalau kak Arion akan melakukannya lagi padaku. Aku nggak akan sanggup jika harus mengalaminya lagi.
"Jangan pernah berfikir bisa ninggalin aku Frey!"
"Apalagi berpaling ke cowok lain."
"Kamu milik aku!"
"Sekarang kamu benar-benar udah jadi milik aku!" Ucap kak Arion disela-sela ciumannya pada pundakku.Mendengar ucapan kak Arion, entah kenapa bikin aku marah. Aku merasa ini nggak adil buat aku.
Bukannya tadi aku udah janji nggak akan ninggalin dia?
Bukannya tadi aku udah bilang kalau aku bakalan nurut dan lakuin apapun yang dia minta?
Tapi kenapa aku masih menerima perlakuan seperti ini?
Kenapa dia masih nggak percaya sama aku?Aku ingin teriak dan mengeluarkan apa yang aku rasain sekarang. Tapi hanya kata-kata ingin pulang yang bisa aku ucapkan karena marahku nggak sebanding dengan rasa takutku saat ini.
"Freya mau pulang!" Ucapku lirih. Tapi sepertinya ucapanku malah memicu kemarahannya lagi.
Kak Arion menarik lengan kanannya dari bawah leherku, lalu menarik lengan kiriku sampai membuat aku terlentang.
"Akh!" Pekikku.
Kenapa sih hari ini semua yang aku lakukan dan aku ucapin selalu salah? Aku lelah ya Tuhan!
Aku bener-bener pengen pulang dan menjauh sejenak dari kak Arion.Kak Arion mengapit kedua pipiku untuk membuatku tetap menatap wajahnya. Gitu aja udah bikin aku menggigil karena ketakutan.
"Mau pulang?"
"Mau menjauh dari aku?"Aku nggak berani jawab. Aku hanya diam dan menangis.
"Aku nggak suka diabaikan Frey! Jawab!" Ucapnya sambil mengetatkan gigi gerahamnya.
"F....Frey...Freya cu...cuma ingin pulang." Jawabku tergagap.
"Kamu bisa pulang, tapi nanti."
"Nanti setelah aku selesai sama kamu!" Ucap kak Arion yang membuat mataku terbelalak."K...kakak ma..mau apalagi?" Tanyaku panik.
Kak Arion nggak jawab pertanyaanku, tapi dia langsung nyium bibirku. Karena aku nggak merespon ciumannya, dia gigit bibir bawahku.
"Aaah!" Sakit.
"Apa aku harus ulangi ucapan aku Frey?"
Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat.
"Eng...enggak!" Jawabku. Lalu aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan langsung mencium bibirnya. Kak Arion tersenyum, kemudian dia langsung membalas ciumanku.Sedang mood atau enggak, aku harus bisa nyenengin hati kak Arion.
Kak Arion nggak suka diabaikan. Kak Arion nggak suka dibantah. Kak Arion hanya mau mendengar apa yang mau ia dengar. Aku harus ingat-ingat itu atau kak Arion bakalan nyakitin aku lagi.Sepertinya aku harus menerima semua ini, karena memang aku udah terjebak dan nggak akan bisa lepas lagi dari kak Arion.
Kak Arion melepas ciumannya, lalu tiba-tiba mengangkat tubuhku.
"Temani aku mandi!" Ucapnya setelah itu.Badanku langsung lemas. Kak Arion nggak mungkin hanya ngajak aku mandi kan?
Aku udah pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.-----
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arion (On Going)
RomanceCerita ini untuk 17+ ya, tapi bisa berubah sewaktu-waktu, bisa jadi 21+ juga. Gak taulah authornya lagi labil, jadi harap bijak aja deh dalam memilih bacaan. Pokoknya aku udah ngasih tau kalian!!!😘 Freya Kirania Zamera, gadis pemalu dan manja. Hany...