BAB 43

214 14 0
                                    

Morning menjelang siang readers!
Maaf ya kelamaan upnya, tp tenang aja hari ini double up kok.

Tapinya lagi he he
Ini tentang Ansel dulu ya readers. Biar cepetan kelar masalahnya, trus cepetan tamat, trus ganti cerita baru lagi deh.

Happy reading everyone!

*****

"Nyokap lo ngancem gue Yon!"
"Nyokap lo tau tentang semua perbuatan yang udah gue lakuin dulu!"
"Gue.... gue takut Yon! Gue takut banget masuk penjara." Ucap Ansel menatap Arion dengan mata berkaca-kaca.

Arion tersentak. Lalu memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Itu sebabnya gue terpaksa ngelakuin semua ini ke elo sama Freya."
"Gue terpaksa Yon, gue terpaksa!" Ucapnya kini dengan berurai air mata.

"Semua ini... semua yang udah gue lakuin ke kalian, itu semua suruhan nyokap lo. Semua kebohongan yang udah gue lakuin, itu semua karangan nyokap lo. Gue tinggal laksanain aja skenario yang udah nyokap lo buat!"
"Sumpah Yon! Gue terpaksa!"

Arion tidak habis pikir, lagi-lagi orang tuanya bertindak licik hanya untuk memisahkan dirinya dengan Freya. Tapi biar bagaimanapun, Ansel juga bersalah. Seandainya Ansel memberitahunya lebih awal, pasti Arion tidak akan tinggal diam begitu saja. Arion pasti akan mencari jalan keluar untuk Ansel agar Ansel tidak perlu ikut terlibat dalam urusan keluarganya. Semua itu membuat Arion semakin marah. Tangan Arion sudah terkepal kuat dan sudah akan bergerak maju untuk memukul Ansel, tetapi Freya menahan lengannya dan memeluk lengannya erat untuk menahan Arion agar tidak melakukannya.

"PENGECUT LO SEL!" Teriak Arion marah.
"LO EMANG BRENGSEK!" Arion hanya bisa berteriak untuk meluapkan amarahnya, karena hanya itu yang bisa ia lakukan. Disamping Freya memeluk lengannya erat, ada Alex dan Naila yang harus ia hormati dan jaga perasaannya.

"Maafin gue Yon! Maafin gue!" Ucap Ansel memohon ampun.

"Kurang gue apa sih sama lo, Sel?"
"Hah?"
"Kenapa lo tega sama gue?"
"Bahkan lo tega ngebuat hidup adek lo sendiri hancur cuma buat nutupin semua kelakuan bejat lo di masa lalu."
"Nggak nyangka gue! Bener-bener nggak nyangka!" Ucap Arion tidak habis pikir dengan Ansel yang benar-benar sangat pengecut.

Freya yang mendengar semua tentang kebenaran ini merasa sedih saat menyadari lagi-lagi Ansel mengorbankan dirinya demi kepentingan Ansel sendiri. Freya mulai menangis dan Arion langsung memeluk Freya untuk menenangkannya.

Disamping itu, Alex dan Naila yang mendengarkan semua penjelasan Ansel kini nulai memahami apa yang sebenarnya terjadi, tetapi mereka juga terlihat bingung diwaktu yang bersamaan.

"Kesalahan apa Ansel?"
"Kesalahan apa yang udah kamu perbuat?" Tanya Alex penasaran ingin mengetahui kesalahan apa yang sudah diperbuat Ansel hingga orang tua Arion bisa menggunakan alasan itu untuk mengancamnya.

Ansel menatap Alex dan juga Naila.
"Maafin Ansel pa! Maafin Ansel ma!" Ucapnya sambil terisak.

Tubuh Naila mulai gemetaran. Rasa takut dan khawatir kini mulai ia rasakan.
"Ansel?"
"Apa yang udah kamu lakuin?" Tanyanya dengan gemetar.

"Ansel....Ansel...." Ucap Ansel tidak mampu melanjutkan.

"JAWAB ANSEL!!!" Bentak Alex.

"Kenapa diem Sel? Nggak berani ngaku?"
Mau sampe kapan lo jadi pengecut?"
"Apa lo perlu bantuan gue buat ngomong ke mereka?" Ucap Arion geram.

Alex menatap Arion.
"Oke! Kamu aja yang bilang! Apa yang udah dilakuin Ansel?" Tanya Alex pada Arion.

Arion tersentak menatap Alex. Pasalnya Arion hanya ingin menggertak Ansel agar mau mengakui perbuatannya sendiri. Tetapi malah Alex menanggapinya dan memintanya untuk memberitahu ke mereka.

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang