BAB 39

604 47 5
                                    

"Aku nggak mau, bohong jadi kebiasaan baru kamu."
"Jadi...." Bisik Arion ditelingan Freya.

Arion kembali menatap wajah Freya.
"Ingat ini kalo kamu mau bohongin aku lagi!"

"Akh!"

Arion menurunkan Freya dari meja kerjanya kemudian membalik tubuh Freya dan menekan punggung Freya sampai bagian dada Freya menempel ke meja. Posisi Freya sekarang tertelungkup dengan kaki menjuntai kebawah membelakangi Arion.

Freya mulai panik ketika Arion sudah menurunkan roknya.
Kemudian....

"PLAK!"

Mata Freya terbelalak saat Arion menampar pantatnya. Wajahnya langsung memerah. Freya tidak menyangka Arion akan melakukan itu padanya. Antara malu dan marah karena merasa sudah dipermalukan oleh Arion, kedua tangan Freya terkepal. Freya ingin berontak, tapi Freya takut dia akan menerima perlakuan lebih dari ini. Freya menutup matanya dan mulai menangis tanpa suara.

"PLAK!"
"PLAK!"
"PLAK!"

Arion berhenti setelah melihat Freya menangis. Arion menghela nafasnya. Kemudian Arion menarik lengan Freya hingga Freya menghadap kearahnya. Lalu Arion memakaikan kembali rok Freya yang tadi sudah ia lepas.

Arion tau Freya marah padanya karena Freya memalingkan wajahnya dari Arion. Melihat itu Arion kembali menghela nafasnya.

"Aku nggak suka kamu bohong Freya!" Ucap Arion.

Freya memilih diam.

"Aku bisa lakuin lebih dari itu kalau kamu masih mau ngulangin lagi!"

Freya menatap horor ke Arion. Lalu menelan ludahnya. Marahnya langsung lenyap terganti dengan rasa takut yang kini mendominasi.

"Ngerti?" Tanya Arion penuh peringatan.

Freya mengangguk.

Setelah itu Arion memeluk Freya erat, lalu kembali menghela nafasnya.
"Aku nggak suka kamu menghindar dari aku!"
"Sekarang kamu udah disini, ada disini, tapi kenapa rasanya kamu jauh banget dari aku Frey?"
"Ada dideket kamu ngebuat aku tenang, tetapi kenapa kamu terlihat sebaliknya?"
"Maaf aku egois! Aku memang harus egois kalau itu menyangkut kamu!"
"Karena aku nggak bisa lepasin kamu. Aku nggak mau!"
"Aku nggak mau kehilangan kamu untuk yang kesekian kalinya Freya."
"Aku nggak mau!"
"Aku nggak sanggup!"

Saat mengucapkan itu, tubuh Arion bergetar.
Freya bisa merasakan seperti apa perasaan Arion sekarang, karena Freya juga merasakan apa yang dirasakan oleh Arion saat ini.
Sama-sama tidak ingin berpisah. Tapi bedanya, Freya sadar keadaanlah yang memaksa Freya untuk menepis semua perasaannya agar tidak kembali bersama dengan Arion lagi. Air mata Freya menetes tanpa disadari.

Arion melepaskan pelukannya. Arion menangkup kedua pipi Freya, lalu mengusap air mata Freya dengan jarinya. Kemudian Arion mengecup bibir Freya lembut.

Setelah itu Arion membuka laci meja kerjanya dan mengambil kalung yang dulu ia berikan kepada Freya.

"Aku seneng banget pas tau kamu selama ini masih pakai kalung ini. Dari situ aku tau kamu masih cinta sama aku Freya." Ucap Arion sambil tersenyum.

Kemudian Arion kembali memakaikan kalung itu di leher Freya.

Arion menatap kalung itu, kemudian menatap wajah Freya yang sedari tadi menatapnya dengan wajah sendunya.
Senyum Arion lenyap.
"Kenapa Freya?"
"Kenapa kamu selalu memasang wajah seperti itu saat sama aku?" Ucapnya sedih.

Freya menatap Arion dengan berlinang air mata.
"Kenapa?"
"Kenapa kakak seperti ini?"
"Freya udah jahat sama kakak, kenapa kakak masih mau Freya kembali?"

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang