Nggak ada pilihan lain selain menyetujui permintaan kak Arion. Dan sekarang aku resmi balikan sama dia.
Kak Arion tersenyum lebar mendengar jawaban aku. Dia keliatan seneng banget. Sedangkan aku sebaliknya, aku menyimpan banyak banget kekhawatiran.
Tapi udahlah! Lebih baik jalani aja dulu untuk saat ini. Urusan nanti biar di pikir belakangan. Sekarang kembali ke tujuan awal. Bujuk kak Arion biar tetap mau dirawat di rumah sakit.
"Umm.... kata kak Ansel, kakak minta pulang ya?" Tanyaku.
"Hmm." Jawab kak Arion sambil menciumi punggung tanganku yang dia genggam.
"Kenapa? Bukannya kakak belum sembuh?"
"Bosen, nggak ada kamu." Jawabnya.
Hah? Kok aku yang dijadiin alasan?😤
"Emangnya dibolehin sama dokternya?"
"Nggak dibolehin juga aku tetep mau pulang."
"Tapikan kakak masih perlu dirawat intensif disini beberapa hari lagi biar luka di lambungnya bisa cepet sembuh."
"Kalau sepulang sekolah Freya kesini gimana? Umm... nginep disini nemenin kakak.""Oke, deal!" Jawab kak Arion.
Hah? Cepet banget dia setujunya.😥
"Frey, tolong bantuin! Aku mau ke kamar mandi."
"Ah iya, sebentar!"
Aku mengambil tiang infus yang dibawahnya ada rodanya. Lalu memindah infus kak Arion ke tiang itu, kemudian membantunya bangun dan memapahnya masuk ke kamar mandi.Kak Arion perlu bantuan nggak yah? Tapi masak aku yang bantuin?
Ah iya, kan ada perawat.
"Umm... perlu Freya panggilin perawat buat bantuin kakak?"Kak Arion tersenyum. Tapi senyumnya senyum jahil.
"Akh!" Pekikku terkejut.
Tuh kan bener. Kak Arion deketin aku, terus dia narik tangan aku lalu setelah itu dia tutup pintu kamar mandinya. Dan sekarang dia himpit aku di depan meja wastafel. Tangan kirinya yang lagi diinfus ada dipinggang aku, sedangkan tangan kanannya yang bebas ada di tenguk leher aku. Aku cuma bisa naruh kedua tangan aku di pinggangnya, karena tubuh bagian depan kami sudah saling menempel sekarang."Kenapa nggak kamu aja yang bantuin aku Freya?" Ucapnya sambil mencondongkan badannya kearahku.
Terus setelah ngucapin itu kak Arion cium bibir aku."Emmmmppph!" Mata aku terbelalak sangking kagetnya.
Hanya sebentar, lalu kak Arion sedikit menjauhkan wajahnya dari wajahku.
"Aku kangen banget sama kamu Frey."
"Hampir 2 bulan ini aku kayak orang gila karena nggak bisa ketemu sama kamu."
"Apalagi kemarin liat kamu pulang sama Eza. Aku cemburu."
Ucapnya sambil membelai bibirku dengan ibu jarinya.Kak Arion menjepit daguku, kemudian mendongakkan wajahku. Setelah itu dia kembali cium bibir aku. Kali ini ciumannya lembut dan menuntut.
Mungkin aku juga merasakan rasa itu. Rasa kangen yang teramat besar, karena itu aku reflek membalas ciuman kak Arion.
Dadaku kembali berdebar dan berdesir-desir seperti waktu pertama kali kami berciuman, sampai terharu rasanya. Kalau masih sebesar ini perasaaku padanya, kayaknya aku memang nggak akan bisa lepas dari manusia egois yang satu ini.
Ciuman kami terlepas. Nafasku berantakan. Tapi enggak sama kak Arion. Dia terlihat tenang dan kini dia sedang tersenyum saat melihat aku.
Tangan kanan kak Arion sekarang ada dipunggungku. Dia narik aku sampai badan kami bener-bener menempel nggak ada celah. Lalu kak Arion menempelkan bibirnya ke leherku dan menciumi leherku dengan lembut. Leherku memang area favoritnya sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arion (On Going)
RomanceCerita ini untuk 17+ ya, tapi bisa berubah sewaktu-waktu, bisa jadi 21+ juga. Gak taulah authornya lagi labil, jadi harap bijak aja deh dalam memilih bacaan. Pokoknya aku udah ngasih tau kalian!!!😘 Freya Kirania Zamera, gadis pemalu dan manja. Hany...