BAB 31

669 53 7
                                    

Aku langsung memeluk kak Arion dan menumpahkan air mataku di pelukannya. Melihatku menangis seperti itu, kak Arion langsung membawaku masuk kedalam apartemennya.

"Ada apa Frey? Kenapa nangis? Hmm?" Tanyanya khawatir sambil mengusap rambutku mencoba menenangkanku.

Aku hanya menggelengkan kepalaku. Saat ini aku lagi bener-bener ingin peluk kak Arion selama mungkin.

Dengan posisi masih berpelukan, kak Arion membawaku duduk di sofa ruang tamu. Setelah itu kak Arion mendorong pundakku, sedikit menjauhkanku darinya agar kak Arion bisa menatap wajahku.

"Ada apa Frey?"

Melihatku hanya menangis, kak Arion kembali memelukku. Aku pengen cerita ke kak Arion, tapi aku belum tau dengan keputusan apa yang bakalan aku ambil saat ini. Aku lagi bingung banget. Memilih diantara orang tua atau pacar.

Kak Arion sabar banget. Dia terus peluk dan belai punggungku sampai aku merasa tenang.

Saat aku mendongak, kak Arion tersenyum natap aku.

"Udah nangisnya?" Tanyanya lembut.

Aku mengangguk.

"Mau minum teh?"

Aku mengangguk.

"Bentar ya aku bikinin!"

Aku mengangguk lagi.

Setelah beberapa saat, kak Arion datang lagi dengan membawa secangkir teh hangat. Aku meminumnya sampai tandas.

"Udah siap cerita?" Tanyanya lagi.

Aku menggeleng dan air mataku tiba-tiba mau keluar lagi.

Melihatku mau menangis, kak Arion kembali peluk aku.

"Nggak pa-pa Frey. Nggak usah cerita dulu kalau kamu memang belum siap." Ucapnya menenangkanku.

Aku mendongak menatap wajah kak Arion. Dan kak Arion mengusap air mataku dengan jemari tangannya.

Entah keberanian dari mana, aku berpindah duduk kepangkuannya dengan posisi menghadap kak Arion dan mengalungkan kedua lenganku ke lehernya. Setelah itu aku mendekatkan wajahku ke wajah kak Arion dan mulai mencium bibirnya.

Baru pertama kali ini aku berinisiatif mencium kak Arion duluan. Kak Arion pasti kaget.

Tapi aku yakin kalau kak Arion pasti suka. Buktinya aku bisa ngerasain kalau kak Arion lagi tersenyum sekarang. Dan setelah itu kak Arion membalas ciumanku.

Awalnya kak Arion hanya meletakkan kedua telapak tangannya di pinggangku dan nggak berbuat lebih karena kak Arion tau aku masih trauma dengan kejadian waktu itu.

Tapi setelah aku memperdalam ciumanku, dan ciumanku semakin menuntut, tangan kak Arion mulai bergerak naik kepunggungku dan kini sudah naik sampai ke tengkuk leherku. Tangan kak Arion menahan kepalaku agar aku tidak segera menyudahi ciuman kami.

Kak Arion berbalik mulai menguasai keadaan. Kini dia yang mengendalikan ciuman kami. Sampai-sampai aku kuwalahan mengimbangi serangan ciuman dari kak Arion.

Kak Arion mengangkatku, kemudian membaringkanku diatas sofa tanpa menghentikan ciuman kami.

Aku cukup sadar dan tau kalau ini tidak segera dihentikan, kami akan berbuat lebih dari hanya sekedar berciuman. Tetapi aku membiarkannya. Karena aku sebenarnya.... juga menginginkan lebih dari ini.

Aku mengerang saat tangan kak Arion mulai meremasi dadaku dan bergerak turun membelai perutku.

Saat ini tangan kak Arion sudah berhasil masuk kedalam bajuku dan menaikkan braku hingga kak Arion dapat menyentuh langsung payudaraku tanpa terhalang apapun lagi. Kemudian setelah itu kak Arion memilin puting payudaraku, dan sesekali mencubit dan menariknya perlahan.

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang