BAB 15

859 59 5
                                    

Malam semakin larut, tapi hujan nggak juga kunjung berhenti. Aku dan kak Arion masih disini, di apartemen menunggu kabar terbaru dari kak Ansel.

Karena kabar terakhir yang aku dengar dari kak Ansel tadi, banjir di Jalan Reformasi saat ini semakin tinggi. Malah sekarang semakin meluas.😟

Kayaknya malam ini aku bakalan nginep disini deh.😥

Kak Arion ngehampirin aku. Dia barusan dari dapur buat bikinin aku susu coklat panas.

"Ini Frey, ati-ati masih panas!" Ucapnya saat menyerahkan mug berisi susu coklat panas itu ke aku.

"Iya, makasih kak." Jawabku saat menerimanya.

Setelah itu kak Arion kembali duduk disampingku dan merentangkan lengannya ke pundakku kemudian menarikku perlahan mendekat kearahnya.

Setelah kejadian aku nangis tadi, kak Arion berhenti mesumin aku.😂
Cuma, kayaknya dia emang tipe cowok yang suka nyentuh dan nyium gitu orangnya.😳

Habisnya dari tadi kak Arion nggak ngebolehin aku duduk jauh dari dia. Terus kak Arion minta aku terus bersandar ke dadanya. Setelah itu, kak Arion peluk aku erat banget sampe aku gerak aja susah.😥

Tangannya juga nggak bisa diem. Kadang ngusap punggung aku, kadang lengan aku dan kadang rambut aku juga. Terus dia juga nggak berhenti ciumi aku gitu. Dari rambut, kening, hidung, pipi, apalagi bibir, pokoknya semua bagian wajah aku nggak ada yang luput dari ciumannya deh.

Risih? Enggak kok. Aku malah suka.😋

Cuma pas dia cium tengkuk leher aku aja bikin merinding.😳

Bersandar didada kak Arion memang nyaman banget buat aku. Anget banget rasanya, bikin gantuk deh jadinya. Tanpa bisa ditahan lagi, aku sampai menguap beberapa kali.

"Udah ngantuk Frey?" Tanya kak Arion ketika melihatku menguap.

Aku mengangguk.

"Habis minum susu, kamu langsung tidur aja!"
"Lagian kamu malam ini udah pasti nggak akan bisa pulang."

Aku mengangguk lagi. Setelah itu, aku menghabiskan susu coklatnya dan menaruh mug kosong itu ke atas meja di depanku. Kemudian aku kembali bersandar di dada kak Arion.

Ternyata setelah itu aku tertidur dan baru terbangun keesokan harinya.

Saat aku membuka mata dipagi harinya, yang aku lihat pertama kali adalah wajah damai kak Arion yang lagi tidur menghadap kearahku. Aku baru menyadari kalau aku udah ada didalam kamarnya dan semalaman ternyata aku tidur dalam pelukan kak Arion.😳

Umm... aku cukup salut sih sama kak Arion. Di situasi kayak gini, didalam apart yang cuma ada kita berdua, dan kondisiku yang hanya memakai bathrobe tanpa daleman, kak Arion nggak mencoba manfaatin keadaan dengan merayu atau memaksa aku untuk melakukan.... itu.😳
Padahal kalau kak Arion mau, dia bisa loh maksain kehendaknya. Apalagi aku mungil gini nggak akan bisa lawan dia. Tapi dia enggak ngelakuin itu. Perlakuannya ke aku masih dibatas wajar.
Jadi makin sayang deh sama dia.😆

Aku menggeser perlahan lengan kak Arion yang melingkar dipinggangku. Lalu dengan perlahan juga aku turun dari kasurnya, karena aku nggak ingin bangunin dia.

Setelah itu aku langsung mengambil bajuku yang dicuci semalam, kemudian aku bergegas mandi di kamar mandi luar yang dikhususkan buat tamu. Kamar mandi yang dipakai kak Arion mandi semalam.

Selesai mandi, aku menuju dapur dan membuka kulkas kak Arion. Aku mau cari telur. Buat bikinin kak Arion sarapan. Aku emang nggak bisa masak, tapi kalo cuma dadar telur atau ceplok telur sih masih bisa.

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang