BAB 7

987 66 9
                                    

"Aku tau kamu mau jawab apa." Ucap kak Arion saat melihatku hanya diam terlihat enggan untuk menjawabnya.

"Tapi sorry Frey, apapun jawaban kamu, aku nggak bakalan pernah mau ngelepas kamu! Sampai kapan pun!" Ucapnya kemudian yang membuat aku langsung menatap ke arahnya.

Jujur saat ini aku takut banget. Ucapannya membuat aku merinding. Saat ini aku lihat kak Arion berbeda dari yang biasanya. Kak Arion terlihat serius. Dia seperti mengukuhkan kalau aku adalah miliknya, dan aku tidak akan pernah bisa lepas darinya.

"Jadi apa jawaban kamu?" Tanyanya.

Bukannya aku nggak punya pilihan ya? Bukannya apapun jawaban aku, dia tetep nggak bakalan biarin aku pergi?
Sepertinya apapun jawabanku bakalan beresiko deh buat sekarang.

"Umm... kak, ini udah mau jam 7. Frey harus masuk sekolah!" Ucapku mengalihkan pembicaraan.

Kak Arion melihat jam di pergelangan tangannya, lalu ia mengangguk dan tersenyum menatap aku.
"Oke kita bisa lanjutin lagi nanti." Ucapnya.

Kemudian kak Arion membuka kunci pintu mobilnya.

Saat aku memegang handle pintu untuk membukanya, kak Arion menahan tanganku.

Apalagi sekarang?

Saat aku menoleh, wajah kak Arion sudah berada di dekat wajahku.
Dada aku tiba-tiba berdebar karena aku tau kak Arion bakalan mau ngapain aku.

Aku menelan ludah dengan susah payah karena takut dengan apa yang akan dilakukan kak Arion padaku sebentar lagi.

Wajah kak Arion semakin dekat. Dan aku memilih menutup mataku karena tidak tau dengan apa yang harus aku lakukan agar tidak membuatnya tersinggung dan marah. Karena aku bener-bener takut dengan kak Arion saat ini.

Cup. Aku membuka mataku perlahan.
Aku lihat dia sedang tersenyum sekarang.

Sudah pasti wajah aku memerah. Aku malu banget. Aku kira dia bakalan cium bibir aku, tapi ternyata aku salah. Dia hanya mau cium kening aku.

"Kamu pulang jam setengah 2 kan?" Tanyanya.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Nanti aku jemput ya!" Ucapnya.

Lagi-lagi aku hanya bisa mengangguk sebagai jawaban karena saat ini jantung aku berdegup dengan sangat-sangat-sangat kencang.

Setelah itu aku langsung keluar dari mobil tanpa menengok lagi kebelakang.

-----

"Trus lo jawab apa?"
Itu pertanyaan dari Friska.

Sejak melihatku keluar dari mobil kak Arion, Friska langsung memberondongiku dengan berbagai macam pertanyaan.

"Ck, kebiasaan! Helloooow!!! Gue nungguin nih!" Ucap Friska kesal karena aku enggak segera menjawab keingintahuannya.

Aku menatap Friska. Aku yakin jawabanku ini bakalan bikin dia tambah kesel.
"Aku belum kasih jawaban." Jawabku kemudian.

"Gimana sih? Kalo gue jadi elo, gue bakalan langsung bilang buat putus! Jadi cewek yang tegas dong Frey! Udah ketauan juga, masih aja dikasih kesempatan. Gimana nanti kalo dia ngulangin lagi? Cowok itu kalau ....."

Tuh benerkan?

"Sssttttttttt!" Aku menyuruh Friska diam.
"Iya nanti aku jawab kayak gitu!" Ucapku kemudian.

Friska nggak tau aja. Kalau iya aku jawab seperti yang Friska bilang, sudah pasti saat ini aku masih di dalam mobil kak Arion karena aku yakin dia nggak bakalan ijinin aku keluar dari sana.

My Arion (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang