[Trailer Tersedia | Baku]
-Taennie-
Kim Taehyung dan Jennie Kim adalah dua orang berbeda gender yang dipersatukan oleh kata perjodohan yang direncanakan oleh kedua orangtua mereka. Didorong keinginan untuk membahagiakan kedua orangtua, mereka akhir...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Play Mulmed (Paul Kim - Every Day, Every Moment)
Cerita ini kemungkinan bakal segera diterbitkan. Yang mau beli udah bisa mulai nabung dari sekarang ya!😊
...
Langit mendung yang senantiasa menggantung di atas sana seolah menjadi pertanda bahwa curah hujan mungkin tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Angin berhembus pelan menggelitik dedaunan hingga beberapa berhasil lepas dari pohonnya. Bersamaan dengan itu, wanita cantik yang berdiri tegak pada pijakannya dengan tangan kanan memegang erat sebuah payung yang melindunginya dari rintikan hujan itu menatap bangunan di depannya dengan pandangan menerawang.
"Sayang, ada apa?" Pertanyaan singkat yang berasal dari balik punggungnya berhasil membuatnya menoleh. Itu Taehyung, suaminya sendiri. Pria itu duduk di kursi kemudi mobil mereka yang terparkir tepat di belakang Jennie, memandangnya melalui jendela yang sengaja dibuka. "Kau baik-baik saja? Aku bisa ikut turun jika kau mau."
Menjawab pertanyaan sang pria, Jennie lantas menggeleng pelan. "Tidak. Aku hanya terpikir sesuatu."
"Memikirkan apa, hm?"
"Bagaimana jika aku tak cukup baik menjadi seorang Ibu?" Jennie memandang Taehyung dengan sorot gugup. Pegangannya pada gagang payung di tangannya kian erat saat perasaan tak nyaman menyambanginya. "Aku tak berhasil menyelamatkan anakku. Bagaimana jika aku gagal menjadi Ibu yang baik untuk–"
"Kau ingat apa yang psikater katakan padamu saat terapi dulu 'kan?" Taehyung menyela ucapan Jennie. Ditatapnya kedua bola mata yang memancarkan ketakutan di dalamnya. "Jangan biarkan trauma itu mempengaruhimu, Jennie."
"Tapi–"
Taehyung yang mendengar kekhawatiran Jennie lantas menggelengkan kepalanya. Mengulas senyum tipis, pria itu mengulurkan tangannya dan mengusap lengan Jennie lembut untuk memberikan istrinya itu kekuatan.
"Kelas mereka akan segera berakhir. Bukankah Ibu yang baik harus menunggu anak-anaknya di lorong utama?" tanyanya tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya. Pria itu senantiasa memperhatikan wajah Jennie dengan tatapan lembut.
Kendati dirinya berusaha terlihat tegar di hadapan Jennie, sejujurnya ia sendiri memiliki kekhawatiran di hatinya. Membicarakan mengenai masa lalu mereka yang sempat diterjang badai jelas membuatnya kembali di rundung rasa bersalah. Dibanding Jennie yang takut ia tak cukup baik menjadi seorang Ibu, Taehyung justru khawatir dirinya yang tidak bisa memimpin keluarga kecilnya.
"Kita mengambil satu hari kosong untuk menghabiskan waktu dengan mereka, Jennie. Apa kau hanya akan diam dengan kekhawatiran itu?" Lagi-lagi Taehyung berusaha membuat Jennie percaya bahwa segalanya akan baik-baik saja.
Jennie menggeleng dan ikut menorehkan senyuman pada kedua sudut bibirnya. Dengan kalimat penenang dari sang suami, wanita itu memberanikan diri untuk mengambil langkah memasuki gerbang sekolah dasar di seberang sana.