Chapter 12 : Dokter Baru

6.4K 802 30
                                    

Selamat malam minggu semua~

Selamat malam minggu semua~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Karena terburu-buru, Jennie berjalan cepat menuju lift. Ia kelimpungan akibat terlambat bangun. Salahkan Taehyung yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman akibat perlakuan pria Kim yang kurang ajar itu—meremas-remas pelan payudaranya dengan dalih agar bisa tidur sekaligus memberikan terapi pembesaran pada dua gundukan yang dinilainya terlalu kecil itu.

Sialan! Namun, fakta bahwa Jennie menikmatinya adalah hal yang lebih sialan dari itu. Bagus sekali, benar-benar memalukan!

Dan apa akibatnya? Ia terlambat bangun dan terpaksa memaksakan kakinya agar bisa segera sampai dan tidak membuat pasiennya menunggu. Bisa-bisa akreditasi performa dokternya menurun jika membuat para pasien terapinya menunggu lama. Jika sudah begitu, Jennie sangat kesal bukan main karena harus dihadapkan pada kepala rumah sakit dan diberi ceramah panjang.

Si tua itu adalah hal yang paling menyebalkan dengan mulutnya yang kelewat pedas.

Jennie berbelok di ujung lorong dan kedua matanya membola ketika dari jauh melihat lift akan segera tertutup. Buru-buru ia berlari hingga dirinya hampir saja terpeleset dan menabrak orang. Ketika dirinya hampir tiba, pria lain masuk ke dalam dan hendak menekan tombol agar pintu tertutup.

"Astaga, tuan! Jangan tekan dulu!" seru Jennie dalam jarak yang terbilang sudah hampir dekat.

Pria itu spontan menahan pintu lift yang hampir menutup. Ia menunggu Jennie hingga tiba di depannya dengan napas yang terengah-engah. Ia kebingungan, tentu saja.

"Terima kasih." Jennie berucap tulus. Ia menegakkan badannya, disusul dengan menekan angka 5 pada sisi pintu lift dan berdiri tepat di sebelah pria itu seraya mengatur pernapasannya. Ia mengulum bibirnya selagi menunggu hingga lift menunjukkan angka 5 dimana ruang terapi berada.

Pada lantai 3, lift tiba-tiba saja berhenti. Jennie dan pria itu saling berpandangan hingga pintu akhirnya terbuka seluruhnya dan menampilkan sosok wanita cantik dengan jas dokternya menenteng beberapa peralatan medis. Jennie tidak mengerti mengapa mendadak ia merasa begitu aneh pada situasi yang menjebak mereka.

Pria di sebelahnya dan wanita itu tampak sama-sama terkejut, namun sama-sama mencoba menyembunyikan keterkejutan masing-masing di balik tatapan datar. Ada sedikit keraguan dalam wajah wanita itu ketika memasuki lift, kepalanya ia tundukkan seolah enggan untuk menatap dua orang lain yang ada di sana.

"Ah-nona, kau yang kemarin aku tabrak 'kan?" Jennie bertanya, memastikan bahwa ingatannya tidak salah. Mendengar ucapannya, wanita itu mengangkat wajahnya dan menatap Jennie. Selang beberapa detik, ia tersenyum tipis dan mengangguk. "Jadi kau bekerja di sini juga?" Jennie kembali bertanya dengan ramah.

Wanita itu mengangguk kaku setelah melirik sekilas pada pria yang ada di antara mereka itu. "Aku bekerja di ruang operasi bersama dokter bedah," ucapnya dengan suara lembutnya.

Something Wonderful | Complete (✔) [TELAH DINOVELKAN & TERSEDIA VERSI PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang