Chapter 18 : Manis

5.9K 770 76
                                    

Play Mulmed(V - Winter Bear)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Play Mulmed
(V - Winter Bear)


....

Pagi itu di dapur kediaman pasangan Kim, Jennie sudah sibuk mengolah sarapan dan makan siang untuk mereka berdua. Hari ini mereka memang kembali akan disibukkan dengan perkejaan mereka. Jennie punya beberapa pasien yang harus kontrol sementara Taehyung harus menghadiri rapat dengan koleganya. Ketika tengah memindahkan kuah sup ke dalam mangkuk, tiba-tiba saja sebuah lengan melingkar apik pada pinggangnya, disusul dengan dagu yang mersandar pada pundaknya. Jennie menolehkan kepalanya dan menemukan wajah mengantuk sang suami yang matanya bahkan masih terpejam namun sudah berpakaian dengan rapi. Agak mengherankan memang, sudah mandi masih saja mengantuk.

"Masih mengantuk, hm?" tanya Jennie kemudian terkekeh pelan ketika suaminya itu mengangguk.

"Mana ciumannya?" pinta Taehyung dengan manja. "Kau belum memberiku morning kiss."

"Astaga, yang kunikahi ini pria berumur 25 tahun atau bocah 6 tahun?" keluh Jennie. "Jangan sampai kau kusiram dengan kuah panas, ya. Sudah, jangan manja!"

"Galak sekali," ujar Taehyung sewot. Ia melepaskan pelukannya dan mencoba mengintip masakan Jennie dari balik punggung istrinya itu, sup iga kesukaannya. "Masaknya banyak sekali. Mau dibagikan ke tetangga?" tanya Taehyung heran.

Jennie membawa mangkuk berisi sup itu ke meja makan dan meletakkannya di sana. Setelah tersusun rapi, ia memutar tubuhnya menghadap sang suami dan memberi Taehyung kecupan lembut pada bibir tipisnya. "Bukan. Ingin dibagikan dengan teman kerjaku di rumah sakit," ia menjawab sebelum beralih memasangkan dasi Taehyung dengan baik.  "Cha, ayo kita sarapan! Hari ini kita sama-sama masuk kerja sampai sore." Jennie berseru riang setelah dasi sang suami terpasang rapi di leher pria itu.

Diam-diam Taehyung menahan senyumnya. Jennie itu memang selalu berbicara dengan galak tapi nyatanya tidak benar-benar begitu. Lihat? Ia bahkan tetap memberi Taehyung kecupan manis di pagi hari meski awalnya mengancam akan menyiram suaminya itu. Tak apa, Taehyung suka Jennie yang begini. Mungkin perasaan cinta belum hadir secepat itu mengingat mereka memang dinikahkan bukan atas dasar cinta dan saling mengenal, tapi sejauh ini mereka berusaha membangun rumah tangga yang baik dan cukup manis.

----

"Terima kasih. Jangan lupa datang untuk kunjungan terakhirmu, halmeoni," ucap Jennie ketika pasien terakhirnya sebelum makan siang itu mulai meninggalkan ruang terapi dengan bantuan walinya. Wanita cantik itu menghela napas dan membalikkan tubuhnya sebelum berjalan menuju ruang para rekan terapisnya yang sudah lebih dulu selesai.

"Coba tanya Jennie apa dia makan dengan kita atau dengan suaminya?" tanya Rose sembari gadis itu memeriksa ponselnya di dalam tas. Nayeon, Kyungsoo, dan Chanyeol kompak menatap Jennie yang baru saja masuk dan tentu saja mendengar perkataan Rose barusan. Ketiganya malas mengulang, jadi mereka menunggu Jennie langsung menjawab.

"Aku bawa bekal, tapi untuk kita makan bersama. Pagi tadi aku sudah bilang pada Taehyung aku akan makan siang dengan kalian," jawab Jennie melangkah menuju mejanya. Sesaat Rose tampak kaget akan kemunculannya, namun gadis itu segera mengangguk tanpa bicara apapun lagi.

"Lalu nanti suamimu makan dengan siapa?" tanya Kyungsoo. Meski kerap bersikap dingin dan cuek, pria itu sebenarnya cukup perhatian pada hal-hal kecil. Lihat? Pria itu bahkan repot-repot memikirkan Taehyung akan makan dengan siapa padahal ia dan Taehyung bahkan tidak begitu dekat.

Jennie mengambil paper bag berisi kotak makan yang ia bawa dan meletakkannya di atas meja. "Aku sudah buatkan bekal juga untuknya. Dia akan makan di kantornya bersama teman sekaligus koleganya, Park Jimin," jawab Jennie. "Omong-omong, dimana dokter Lee?" Jennie bertanya seraya memandang ke seluruh ruangan.

"Dokter Lee sedang ada pertemuan dengan Pak Kepala," jawab Nayeon. "Waktu istirahat kita semakin berkurang. Ayo ke kafeteria, aku sudah lapar sekali," keluh wanita cantik itu mengusap-usap perutnya.

Disertai tawa kecil, kelimanya mulai meninggalkan ruang terapi dan berjalan beriringan menuju kafeteria. Ketika pintu lift di lantai dasar terbuka, kelimanya cukup terkejut melihat Taeyong berdiri tepat di depan mereka menunggu.

"Eoh? Dokter Lee!" seru Rose cukup terkejut. "Tidak makan siang?" tanyanya yang spontan mendapat senggolan oleh Nayeon.

Semenjak kejadian waktu itu, Nayeon memang sangat minim melakukan pembicaraan dengan Taeyong. Takut sakit hati lagi karena ucapan pedas pria itu. Ia juga tidak ingin teman-temannya merasakan hal yang sama, makanya setiap kali teman-temannya terlalu akrab pada Taeyong dia akan menyenggol mereka seolah memberi peringatan.

"Kalian akan makan bersama?" Taeyong bertanya balik. Sejenak pandangannya mengarah pada Jennie yang berada di paling sudut lalu beralih kembali pada sosok Rose. "Apa aku boleh bergabung?"

Lima rekannya tampak cukup terkejut mendengar hal itu. Selama Taeyong menjadi rekan sekaligus atasan mereka, memang baru kali ini pria itu ingin ikut makan bersama seperti sekarang.

"Tentu saja boleh," jawab Chanyeol sengaja tidak ingin memberikan jeda waktu yang lama. Dibalas anggukan oleh yang lainnya, mereka pun mulai melanjutkan langkah menuju kafeteria rumah sakit.

Para fisioterapis itu berbaris mengantri untuk mengambil nasi mereka. Taeyong yang menjadi urutan paling terakhir merasa cukup senang ketika Jennie yang berada di depannya menyendokkan makanan-makanan itu ke piringnya. Setelah mengambil porsi makan masing-masing, mereka mendudukkan diri di salah satu meja. Nayeon, Jennie, dan Taeyong duduk dalam satu baris sedangkan Kyungsoo, Chanyeol dan Rose duduk di depan mereka.

"Jen, mana sup yang kau bawa?" tanya Nayeon bersemangat. Wanita bergigi kelinci itu memang sangat menyukai sup, apa lagi Jennie yang membuatkan.

Jennie terkekeh kemudian mengeluarkan kotak bekal berisi sup yang ia bawa dari rumah. "Ini. Ayo dihabiskan!" ucapnya setelah membuka kotak itu.

Nayeon mengangguk dengan senyum lebar lalu berkata, "Tidak perlu disuruh juga aku bisa melakukannya, Jen."

"Itu karena kau rakus." Kyungsoo menatap datar pada gadis yang meliriknya sinis. "Apa? Aku bicara fakta," ucapnya tanpa merasa bersalah sama sekali.

"Terserah saja. Kau tidak boleh makan supnya," balas Nayeon galak. Ia menarik kotak bekal itu dan memasang tampang menantang pada Kyungsoo yang duduk di depannya itu.

"Enak saja! Memangnya yang memasaknya kau? Kemarikan! Itu untuk dibagi bersama," ucap Kyungsoo dengan pandangan sinis. Nayeon mengalah dengan wajah cemberutnya. "Kau itu selalu mengeluh mengenai berat badanmu padaku, tapi diberi makanan enak langsung ingin dihabiskan sendiri," cerocos Kyungsoo disertai decakan.

Melihat itu Jennie, Chanyeol dan Rose tertawa. Pertengkaran antara Nayeon dan Kyungsoo memang tidak bisa dihentikan. Setiap hari pasti ada saja adu mulut dan berujung pada Nayeon yang merajuk hingga mendiami Kyungsoo sampai pulang. Iya, Nayeon hanya akan marah sampai jam pulang karena nyatanya Kyungsoo-lah yang mengantarkan dirinya pulang ke rumah. Mereka sering bertengkar dan adu mulut namun sebenarnya sama-sama saling perhatian. Makanya Jennie, Chanyeol, dan Rose merasa bahwa mereka sangat cocok untuk menjadi sepasang kekasih.

"Apa mereka sering bertengkar begitu?" tanya Taeyong pada Jennie. Gadis itu menoleh dan ketika pandangan mereka bertemu, Taeyong merasa jantungnya mendadak berdegub tidak normal.

Dengan kekehan yang memang masih tersisa Jennie menganggukkan kepalanya. "Iya. Manis sekali 'kan?"

Taeyong mengangguk kaku kemudian menundukkan kepalanya menatap nasinya sendiri. "Iya, manis sekali," gumamnya tanpa sadar tersenyum sendiri mengingat wajah wanita di sebelahnya itu.









---tbc

Eh mas Tiway apa-apaan tuh?😶

Something Wonderful | Complete (✔) [TELAH DINOVELKAN & TERSEDIA VERSI PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang