21 - Masak

22.2K 1.1K 22
                                    

Sekali-kali double up😭🤣

Ehh btw makasih 1k readers nya😭😭
Sumpah gue seneng banget🥺
Seseneng ini sampek pengen jungkir balik diatas awan..

Happy reading 🥳🥳❤
------------------------

Setelah mengganti seragam sekolahnya dengan baju berwarna pink dan celana trening selutut, ara langsung meluncur ke dapur, untuk memasakkan sesuatu untuk Angga, suaminya yang membuatnya bingung selama 4 hari terakhir itu, Ara juga masih belum paham dengan perubahan sikap Angga terhadapnya, atau karena Angga takut dibogem oleh bang Alfa Ara ga tau, yang tau hanya tuhan dan Angga.

Saat sibuk berkutik dengan bahan-bahan masakan tiba-tiba terdengar suara Angga yang membuat Ara terkejut,

"Lo masak Apa si? Lama bener" kata Angga duduk di atas meja, eh engga di kursi maksutnya.

"Dari pada kak Angga duduk, mending kak Angga bantuin Ara potongin daging biar cepat kelar, katanya sudah laper" kata Ara, tanpa Ara sadari Anggapun mendekat kearahnya,

"Terus gue harus bantuin apa ini" kata Angga membuat Ara kaget dan membuat potongan bawangnya meleset.

"Ihh kak Angga, tuh kan jadi miring" kata Ara kesal mengangkat Bawang kedepan mata Angga, dengan mata yang sudah berair,

"Heh gitu doang lo nangis elah, cengeng bener"

"Kak Angga ini Ara potongin bawang sampe nangis dengan susah payah, dan kak Angga bilang apa tadi? Cengeng?" Angga mengangguk.

"Mendingan kak Angga potongin itu aja deh daging nya bentuk dadu ukuran 5 × 5 cm" kata Ara,

"Lah kok gitu? Yakali gue motongin daging pake penggaris ra, lo ngerajain gue?" Tanya angga

"Siapa yang ngerjain, orang kata gugel tadi gitu Ara baca nya 5 × 5 cm biar tambah enak"

"Bentar Ara ambilin penggaris dulu ke kamar" lanjut Ara berjalan ke arah kamarnya mengambil penggaris yang ada didalam tasnya.

"Untung istri kalo bukan, gue udah sleding lu" gumam Angga tak sadar,

"Eh? Bentar gue tadi bilang apa, wah ni otak lama-lama makin sengklek kalo sama Ara terus" kata Angga ketika sudah sadar dengan ucapannya menggelengkan kepalanya kencang,

Tak lama Ara pun datang dari Arah kamarnya membawa penggaris besi berukuran 30 cm di tangannya, lalu memberikan penggaris itu kepada Angga

"Ini gue beneran? Gue baru kali motongin daging pake penggaris segala"

"Ya beneran lah, biar gak miring, kayak kak Angga" kata Ara,

"Apa lo bilang?!" Balas Angga teriak,

"Engga Ara nggak bilang apa-apa" ucap Ara menggeleng,

"Udah cepet potongin, itu penggarisnya cuci dulu ada tip x nya nempel, cuci sampe bersih ntar malah keracunan lagi" kata Ara, angga pun hanya menurut ia sedang tak mood beradu mulut dengan Ara kali ini, Angga menuju wastafel lalu mencuci penggaris itu sampai glow up menggunakan mama lemon, putar putar diwajah hilang! Multi vitamin.

Setelah membersihkan penggaris itu sampai mengkilat Angga mengambil daging yang diberikan ara kepadanya ubtuk dipotong, angga mulai mengukur daging itu dengan telaten sampai tak sadar Ara yang sudah tertawa terbahak-bahak dibelakangnya.

"Ini gue motongin daging kek belajar matematika aja elah, Ra lo ribet banget si pake penggaris segala padahal tinggal dipotongin aja" kata Angga,

"Udah buruan, biar cepat kelar perasaan yang dari tadi kerja mulut kak Angga deh" kata Ara.

Stelah selesai dengan daging yang ia potong, Angga memberika baskom yang berisikan daging itu kepada Ara,

"Kak kok gede-gede banget, apa gak keselek ntar?" Kata Ara melihat daging yang dipotong Angga berukuran 5 × 5 cm.

Bayangin aja, potongan daging 5 cm gede banget.

"Kan lo yang bilang segitu, yaudah bagi dua lgai aja."

"Yaudah bagi dua in" balas Ara menyerahkan kembali baskom yang ada didepannya kepada Angga.

"lo aja yang lanjutin ra, pusing gue lama-lama disini gatau apa-apa gue sumpah" kata Angga beralasan

"Yahh padahal Ara udah seneng banget, bakal dibantuin" balas Ara

"Ntar lu malah nyuruh gue blender bawang dengan kecepatan 30km/s lagi,"

"Yakali, udah sana kak Angga pergi aja ntar Ara yang lanjutin" ucap Ara, setelah mendengar perkataan Angga pergi dari tempatnya menuju ruang tv lagi.

"Seru juga ngibulin kak Angga" gumam Ara tertawa

Sekitar 90 menitan akhirnya semua masakan yang Ara masak pun selesai termasuk nasi, sayur dan kawan-kawannya.

Ara berniat memanggil Angga yang sedari tadi tidak menampakkan batang hidungnya itu untuk makan.

Dan ternyata Angga sudah tertidur pulas diatas sofa dengan mulut terbuka lebar. Ingin rasanya Ara mengambil garam lalu memasukkan garam itu ke dalam mulut Angga, seperti nya seru. Tapi Ara ingat dosa, jadinya ga jadi.

"Kak Angga!!" Panggil Ara

"Kak Angga bangun! Ayok makan nanti keburu dingin masakannya jadi gak enak" panggil Ara lagi membuat Angga terusik dari tidurnya, lalu mengubah posisi nya menjadi duduk. Menatap kosong ke arah depan mengumpulkan nyawanya, yang entah lari kemana.

"Ihh kak Angga malah ngelamun, cepetan cuci muka itu ilernya lihat, jorok banget" canda Ara membuat Angga menatapnya datar khas orang bangun tidur.

"Mon maap nih ya, mana mungkin orang ganteng kayak gue ileran, ngadi-ngadi lu" balas Angga pura-pura mengelap pinggir bibirnya lalu berdiri menuju kamar mandi lalu mencuci muka nya.

Sedangkan Ara terkekeh saja melihat respon Angga yang lucu menurutnya.

Setelah mencuci muka nya Angga menyusul Ara yang ternyata sudah duduk sambil mengambilkan nasi untuknya,

"Tumben lu baik sama gue, kesurupan?" Tanya Angga

"Perasaan Ara selalu baik deh sama kak Angga, yang harusnya nanyak gitu tuh Ara bukan kak Angga, aneh" balas Ara membuat Angga terdiam.

Mereka pun makan dengan keadaan heuning hanya dentingan sendok dan garpu yang saling berkelahi.

Karena Ara lah yang melarang untuk berbicara, tadi sempat Angga bebicara tapi dipotong oleh Ara,

"Kata mamah kalo makan gak boleh ngomong, nanti keselek kan gak lucu" kata Ara begitu, dan anehnya Angga menurut lagi. Entah apa yang merasuki Angga sehingga menurut kepada Ara.

Setelah makan ara langsung membawa semua piring kotor ke wastafel untuk dicuci agar cucian piringnya tidak menumpuk.

Tbc....

Mumpung sempet nih,
Up lagi
Mon maaf kalo agak gak jelas😭
Makasih, jangan lupa vote koment nya
Lopyu klen❤

Selasa, 05 Januari 2020

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang