46 - Ditidurin

21.6K 851 49
                                    

Haloo author balik nih ☺☺
Haha, kalian jangan marah yaa kalo baru update, udah berapa bulan yak?
Maaf yaa, soalnya Wttpd nya sempat author uninstal karena memo author kepenuhann.
Terus waktu di instal ulang lupa sandi, untung ingat lagi😌😌
__________________________________

Ara terdiam didalam mobil taxi yang dia pesan untuk kembali ke apartemennya. Ara memikirkan perkataan mertuanya -papah Ditya-
Yang mengatakan bahwa wanita yang berada di rumah tadi adalah mamah Angga.

Tapi, bukannya Angga bilang mamah nya sudah meninggal? Tapi kenapa tadi...

Ara menatap keluar jendela,

"Kok aneh ya?" Gumam Ara.

Tak terasa ia sudah sampai di depan apartemennya dan Angga. Setelah keluar dari taxi, Ara melirik parkiran mobil memastikan bahwa Angga sudah kembali atau belum.

Ternyata disana sudah ada mobil Angga yang sudah terparkir rapi.

"Duhh, Kak Angga udah pulang lagi. Mana Ara pergi." Ara menghela nafasnya berusaha terlihat santai setelah mengetahui sesuatu tadi.

Ara masuk kedalam apartemen setelah memasukka pin pintunya. Melihat Angga duduk memandang lurus televisi yang menyala didepannya tanpa menghiraukan Ara yang masuk ke dalam.

"Dari mana?" Tanya Angga tanpa menengok Ara yang tiba-tiba sudah ikut duduk disebelahnya.

"Mmm... Ara t-tadi dari rumah papah"

Angga langsung memindahkan pandangannya menatap Ara dengan datar, membuat Ara takut.

"Ngapain?"

"Tadinya mau beresin kamar kak Angga yang berantakan tadi, tapi udah diberesin sama bibi" jelaskan Ara.

"Oh" balas Angga singkat lalu kembali menatap datar tv didepannya  tak fokus.

Ara menatap Angga, ada rasa ingin bertanya namun ia takut Angga akan marah padanya jika dia bertanya tentang wanita yang ada dirumah papah tadi.

Merasa diperhatikan oleh Ara, Angga sedikit melirik kesamping melihat Ara yang ternyata benar menatapnya dengan penuh penasaran dan pertanyaan yang ingin Ara tanyakan padanya.

Angga menghela nafasnya, berusaha mengontrol emosinya mengingat hal tadi yang terjadi dirumah papahnya.

"Mau tanya apa?" Tanya Angga dengan nada santai, berusaha agar Ara tidak merasa takut padanya karena emosi.

"Hmm... emang gapapa? Nanti kak Angga marah sama Ara. Ara nggak mau kak Angga marah sama Ara." Kata Ara

Angga menengok ke Ara menatapnya dalam memegang kedua pipi Ara.

"Gak papa kok, kalo ada yang kamu mau tanya, tanya aja. Aku gak papa" kata Angga tersenyum melihat wajah polos Ara.

"Serius?"

Angga mengangguk,

"Demi apa?"

"Demi minta jatah ntar malem" kata Angga menampilkan senyum liciknya sembari menaik turunkan alisnya.

"Shhhh....ahhhh sakit Ra" Angga meringis karena cubitan maut dari Ara di perut sixpack nya.

"Lagian kak Angga, ngeledek mulu"

"Emang paham gitu?" Tanya Angga membuat Ara terdiam malu.

"Mau pura-pura gatau tapi Ara udah tau, mau dibilang tau tapi malu." Pikir Ara, Membuat pipinya menghangat.

Angga terkekeh melihat Ara yang malu padanya, ternyata Ara bisa meredakan emosinya tadi dengan kelakuannya yang random.

"Terus, sekarang kamu jadi nanya atau engga?" Ulangi Angga, mengingatkan Ara pada pertanyaan yang sudah mengumpul dikepala Ara yang sempat terlupa tadi.

"Hmm.... jadi, orang yang tadi di rumah papah, mamahnya kak Angga? Soalnya papah bilang gitu tadi, tapi kak Angga bilang mamah udah gak ada" tanya Ara menatap mata Angga.

Angga menghela nafasnya menysun kata perkata yang akan dia katakan pada Ara.
Menegakkan sandarannya pada sofa yang di duduki.

"Dulu Dia memang istri papah. Mamah aku, tapi sekarang dia bukan siapa-siapa didalam hidup aku ra. Setelah apa yang dia lakukan sama aku dan papah dulu, aku muak dengan kelakuannya, aku bencii raa!!!!! Dia ninggalin aku dan papah karena laki-laki selingkuhannya alasannya kamu tau karena apa? Karena dulu papah sempat bangkrut, dia buang aku dan papah ra. Padahal saat itu papah butuh semangat dari anak istrinya, tapi apaa!! Sekarang dia bukan mamah aku ra!!" Angga menteskan air matanya menundukkan kepalanya memegang dadanya yang terasa sesak mengingat kelakuan mamahnya dulu.

Ara ikut meneteskan air matanya, sembari memeluk Angga mengelus punggungnya yang bergetar karena isakan tangis nya.

Ternyata seorang Angga yang terlihat kuat, galak, mainin cewek sana-sini punya masa lalu yang menyakitkan. Kurang kasih sayang oleh mamahnya.

Sekarang Ara bersyukur, ia masih bisa sempat merasakan kasih sayang dari keluarganya.

"Tapi kak Angga gak boleh gitu tau, mau gimana pun dia wanita yang sudah melahirkan Kak Angga." Kata Ara mencoba menenangkan Angga.

"Tapi dia jahat ra sama aku dan papah! Sekarang dia bukan mamah aku tapi mantan!" Kata Angga dengan suara tinggi sedikit bergetar.

Ara terkaget mendengar perkataan Angga,

"Astaghfirullah kak Angga gak boleh ngomong gitu, mantan pacar memang ada tapi mantan mamah gak akan pernah ada. Ara ngerti sama perasaan kak Angga, tapi Kak Angga tau gak? Banyak orang yang ada di luaran sana ingin keberadaan mamahnya, tapi udah gak bisa" Ara berhenti sejenak menarik nafas.

Sedangkan Ara mendengarkan dengan seksama.

"Mungkin aja mamah ada alasan lain untuk ngelakuin itu, mungkin aja untuk kebaikan kak Angga, kita gak pernah tau" Ara meneteskan matanya mengingat mamahnya yang ada dirumah.

"Iya tapi Ra, ini sulit buat aku" Angga memeluk Ara dengan bahu yang sudah bergetar.
Ara mengelus lembut punggung Angga.

"Aku butuh waktu ra"

"Iya kak, aku ngerti kok tapi kak Angga gak boleh ya marah lama-lama sama mamah, gak boleh!"
Angga mengangguk di sela sesegukan antara ceruk leher Ara.

"Iya ra iya" Angga menurut pada Ara.

"Ara ngantuk deh. Tidur yuk, Ara tidurin" kata Ara enteng, padahal yang ada dipikiran Angga tidurin yang itu.

Angga melepas pelukannya pada Ara, menatap Ara dengan mata berbinar seperti akan mendapatkan apa yang sangat ia inginkan.

"Yaudah yuk!" Tanpa Aba-aba penghormatan Angga langsung menggendong Ara kedalam kamar, merebahkan tubuh Ara di atas kasur yang tidak ber-seprei itu.

Angga berdiri, hendak membuka baju miliknya.

"Kak Angga mau ngapain?" Tanya Ara yang sudah panik melihat Angga yang sudah hampir toples, lalu menutup matanya menggunakan bantalan di sebelahnya.

Angga memutar bola matanya Capek. "Mau ngakak brutall!!"


"Katanya mau tidurin aku? Gimana sih ra" Kata Angga mengangkat sebelah alisnya menggoda Ara.

Demi apapun Ara tidak mengerti dan dibuat panik dengan perkataannya sendiri.

Tbc...

ANGGA mah kalo udah masalah jatah udah, lupa duniaa!😭😭

Gimana hasil nunggunya??
Cape gak??😭
Sory kalo ceritanya, hmm....gitulah

Kamis, 31 Maret 2022

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang