23 - Marah

24K 1.2K 14
                                    

Happy Reading guys 🥳🥳🥳🥳

---------------------------------------

Kini Angga sudah berada di apartemen miliknya, berusaha menghubungi Ara yang tak kembali sejak pulang sekolah.

Angga fikir Ara tadi duluan kerumah papahnya -Ditya ternyata Ara sama sekali tidak kesana, sampai disana Angga dimarahi habis-habisan oleh kakeknya dan papahnya.

Flashback on

Dengan kecepatan diatas rata-rata setelah mengantar Gea pulang kerumahnya, Angga kembali ke halte tempat tadi ia melihat Ara duduk sambil menatap kecewa dirinya. Namun sosok Ara sudah tidak ada lagi disana.

"Mungkin Ara sudah duluan kerumah papah" begitu tebakan Ara, tak menunggu waktu lama mengendarai motor Angga pun sampai dipekarangan rumah papahnya itu, terlihat disana ada satu mobil yang sudah dipastikan merupakan mobil kakeknya -Dirga

Seusai memakirkan motornya disebelah mobil kakeknya itu, langsung masuk kedalam rumah,

Angga masuk kedalam rumah itupun mendapati Kakeknya -Dirga dan papahnya -Ditya. Tidak melihat sosok Ara disana, berarti ara bukanlah pergi kesini.

"Loh kok kamu sendirian, mana Ara?" Tanya Ditya melihat Angga yang datang sendirian.

"Angga kira Ara sudah kesini" balas Angga masih sibuk dengan pikirannya.

"Dari mana kamu?! Kok bisa kalian gak barengan" tanya Dirga sedikit membentak angga melihat menantu kesayangannya itu tidak datang bersama Angga.

Tak berniat membalas pertanyaan Dirga Angga langsung membalikkan badannya, keluar rumah tapi berhenti mendengar penuturan Dirga,

"Kalau sampai terjadi apa-apa sama menantu saya, kamu tau akibatnya" kata Dirga seperti itu, membuat Angga menghentikan langkahnya.

Lalu melanjutkan keluar rumah menaiki kembali motornya, melaju dengan cepat menuju apartement nya, mungkin Ara sudah pulang. Mungkin.

Flashback off

"Ra, lo di mana si?? Kok belum pulang mana di luar hujan deras" kata Angga mulai panik, mengambil jaket fan kunci mobilnya berniat mencari Ara, tapi

Ceklek!!

Pintu terbuka menampilkan sosok Ara yang sudah basah kuyup kedinginan karena terguyur hujan,

"Ara!! Lo dari mana si??" Tanya Angga,

Ara hanya menatap Angga penuh dengan kekecewaannya, karena telah membohonginya lagi. Tanpa ada niatan membalas pertanyaan Angga, Ara langsung masuk kedalam kamarnya meninggalkan Angga yang masih bengong disana.

Tapi langkahnya terhenti karena lengannyanya ditahan oleh Angga,

"Maaf" satu kata itu keluar dari mulut Angga, mereka saling menatap tak ada pembicaraan beberapa saat.

"Ara mau mandi kak, dingin lepasin!!" Kata Ara dingin menghempas tangan Angga yang menggenggam lengannya itu, lalu dengan cepat masuk kedalam kamarnya, untung saja ada air hujan yang yang menutupi bekas tangisannya selama dijalan tadi. Tanpa Angga sadari Ara habis menangis.

Sedangkan Angga masih bingung dengan sikap Ara yang tiba-tiba dingin terhadapnya,

"Ara beneran marah sama gue?"

"Kok bisa? Jangan-jangan dia marah karena gue tinggal dia tadi di Halte"

"Tapikan gue cuman nganterin Gea pulang, itu juga terpaksa"

"Jangan bilang, di salah paham?!"

"Arggg!!!!! Gue harus gimana??"

Begitulah isi pikiran Angga sejak tangannya dihempas oleh Ara.

Hari sudah malam tapi Ara tetap saja belum keluar dari kamarnya sejak ia kembali ke apartemen tadi, walaupun hanya sekedar makan saja.

Tok..

Tok..

Tok..

"Ra, makan yok. Udah malem gue laper" ujar Angga mengetuk pintu kamar Ara, ada rasa khawatir dibenaknya mengingat Ara belum makan sejak tadi.

"Ara??" Panggil Angga tadi.

Tak Angga ketahui ara berdiri lemas di belakang pintu kamarnya, menahan tangisnya mengingat kejadidian di halte tadi.

"Kak Angga pesan aja, Ara lagi gak masak" ucap Ara pelan dari dalam kamar agar tidak terdengar isakan tangis nya oleh Angga,

"Yaudah gue pesan, tapi lo makan juga" balas Angga diluar kamar.

"Ara gak laper, kak Angga aja yang makan." Balas Ara lalu kembali kekasurnya menyelimuti seluruh badannya dengan selimut tebal, karena memang ia merasa dingin dan tidak enak badan.

"Ara, jangan gitu ntar lo sakit ntar gue juga yang repot" balas Angga membujuk Ara,

Tak Ada jawaban lagi dari Ara, Angga pun pergi ke ruang tv, untuk memesan makanan.

Sedangkan Ara menangis sejadi-jadinya dibalik selimut mendengar kata-kata terakhir Angga yang diucapkan.

"Jadi kak Angga repot ya?" Ara kembali meneteskan Air matanya, tanpa ia sadari hingga tertidur.

Disisi lain Angga sudah menyiapkan makanan yang ia pesan untuknya dan juga Ara, di atas meja. Berniat kembali memanggil Ara yamg benar-benar tidak keluar sama sekali itu.

"Ara!!"

Tok..

Tok..

Tok..

"Ra, lo gapapa kan?" Tanya Angga sedikit teriakk karena khawatir.

Karena tidak mendapat jawabannya Ara, Angga kembali ke meja makan. Dan memakan makanan yang ia pesan tadi sendirian,

Seusai makan, ia menatap piring Ara yang masih full dengan makanan itu sambil menghela nafas.

"Kayanya Ara kecewa banget sama gue" ucapnya lalu bangkit dari duduknya, kembali kekamar untuk tidur.

Tbc..

Partnya agak pendek mon maap😭
Jangan lupa voment
Karena sangat berarti bagi author❤❤

Ohh iya!! Mau promote cerita baru
Jangan lupa mampir juga di lapak sebelah

Ohh iya!! Mau promote cerita baruJangan lupa mampir juga di lapak sebelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayok ramein juga❤❤
Cek di akun Author🥳🥳

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang