45 - Maaf

20.1K 1K 165
                                    

GIMANA? UDAH LUMUTAN BELUM, NUNGGUIN ANGGARA UPDATE??😭😭

MAKASIH BANYAK 70K READERS NYAAAA, GAK NYANGKA BISA RAME.😭😭

MAKASIH YANG UDAH MAU NGIKUTIN, BUNTUTIN, NGE-VOMENT CERITA INI HINGGA SEKARANG.
AUTHOR SAYANG KALIAN 🥰🥰🥰🥰

HAPPY READING 🥳🥳🥳

____________________

"Pah, Ara nyusul kak Angga dulu" kata Ara mendapatkan anggukan oleh papah lalu mengejar Angga yang sudah membanting pintu kamarnya yang ada di rumah papah.

Ara mengejar menyusul Angga yang meninggalkannya dilantai bawah tadi, sambil tertatih-tatih menahan sakit karena ulah Angga semalam.

Melihat ada yang aneh dengan cara Ara berjalan, Ditya merasa khawatir takut terjadi apa-apa Ara.

"Ara kamu kenapa jalannya seperti itu? Ada yang sakit?" Tanya Ditya khawatir melihat menantunya itu kesulitan berjalan menaiki anak tangga.

Mendengar pertanyaan itu, wanita yang ada disana juga ikut melihat ke arah Ara dan memperhatikan.

Ara berbalik, bingung harus menjawab apa "Hm anu pah, Ara tadi kepeleset di sekolah" nyengir Ara berbohong.

"Kok bisa sih? Ya sudah sana kamu bujuk suami kamu itu" Tanya Ditya terheran.

"Eh? I-iya pah, Ara nyusul kak Angga dulu" kata Ara yang di angguki Ditya.

Sampai didepan kamar yang ditempati Angga, Ara mengetuk pintu namun tak ada balasan.

"Kak Angga??"

Tok...

Tok...

Tok...

"Kak Angga, Ara masuk ya?" Tak menunggu Ara membuka pintu kamar Angga.

"Astagfirullah," Ara terkejut melihat kamar Angga yang sudah kacau, seprei kasur yang sudah terlepas, kaca meja Rias juga yang sudah pecah.

"Kak Angga??" Panggil Ara panik tidak menemukan sosok Angga, Ara keliling mencari Angga diseluruh ruangan kamar, hingga balkon.

Klek..

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan seorang Angga dengan rambut basar, mata merah karena marah, nafas yang menggebu masih dengan seragam sekolah yang sudah tak beraturan.

Ara mendekati Angga, lalu memegang tangan Angga.

"Kak Angga gak pa-pa?" Tanya Ara setelah melihat Angga dari atas hingga bawah, mengenaskan.

Angga tak menjawab lama,

"Pulang," kata Angga membuka suara lalu melepaskan tangan Ara yang menggenggamnya, berlalu mengambil tas yang ada di sofa.

"T-tapi kita baru nyampe kak, gak enak sama papah" kata Ara merasa tak enak, mana kamarnya berantakan. Siapa yang akan membereskan kalo bukan Ara.

"Pulang!!"  Bentak Angga, membuat Ara tersentak kaget.

"I-iya kak, Ara pulang"

Baru kali ini lagi Angga terlihat marah, sejak beberapa bulan lalu.

"Ahh nantilah Ara balik lagi," gumam Ara, setelahnya menyusul Angga yang sudah duluan.

Sampai tangga terakhir, nampak Ara ngos-ngosan karena lelah menyusul Angga yang jalan sangat cepat meninggalkannya belum lagi sambil menahan sakit, aduh.

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang