52 - double kill

15.2K 665 61
                                    

Author lagi baik nih gess
Jadi update lagii!!🙈

Bacanya pelan-pelan ya biar gak belibet.

Dikit lagi 400k pembaca, aaa makasihh❤
Yuk ajakin temen kalian juga buat baca cerita Anggara.
Cuss sat set sat set...

Happy Reading!!!

___________________

Sekarang Ara sudah dipindahkan di ruang inap. Mamah dan Papah sudah diberitahu dengan kondisi Ara. 

(Tinggal Readers aja yang belum dikasi tau)

Angga menyeka air mata nya berusaha tidak terlihat sembab matanya. Karena tadi kata dokter Ara sudah sadar.

"Jelasin pelan-pelan sama Ara ya? Pasti dia sedih banget karena hal ini. Kamu yang sabar" kata mamah menguatkan Angga sambil mengusap pundak Angga yang sudah bergetar sejak mengetahui kondisi Ara.

"Kakek gimana pah, Kakek udh tau?" Tanya Angga.

"Kakek papah belum kasih tau, kondisinya masih kritis. Takutnya tambah parah kalo papah kasih tau." Balas Papah. Diangguki Angga paham dengan maksut papahnya.

Sroot!...

Angga menyerot ingusnya yang sudah mengalir bersama air matanya.

"Angga lo jangan nangis, nanti Ara malah ikutan sedih lihat komuk lo. Kuatin diri lo, gimana Ara mau kuat kalo lo nya aja sedih banget gini. Setidaknya lo tahan kesedihan lo demi Ara oke?" Saran Azka. Yang sudah datang beberapa menit yang lalu ia datang, setelah mendengar kabar dari mamahnya.

Angga mengangguk, kembali menghilangkan jejak air matanya di pipinya.

"Angga mau nemuin Ara dulu" katanya lalu membuka pintu kamar tempat Ara dirawat.

"Kak Angga, Ara kenapa? Kok perut Ara sakit banget" keluh Ara masih merasakan sakit diperutnya.

"Kata dokter kamu hamil"

Ara menatap mata Angga terkejut sembari tersenyum.

"Beneran kak? Ara hamil, berarti ara mau punya dede bayi dong? Tapi kok perut Ara sakit ya, apa orang hamil emang gitu kak?" Tanya Ara membuat Angga tak kuasa menahan Air matanya.

"Kak Angga kok nangis sihh, harusnya seneng dong, atau ada hal lain di tubuh Ara?" Lnjut Ara bertanya.

"Ngg.. nggak papa kok ra kamu, t-tapi..

"Tapi kenapa kak? Ara gak papa kan, kak Angga jangan nakutin Ara ihh!! Cepet ngomong."

"Kamu keguguran."

Ara terdiam mendengar dua kata yang keluar dari mulut Angga. Menatap kosong kearah depan berkelana dengan pikirannya sendiri, hingga tak sadar mengeluarkan air matanya.

"Hiks...kak, Kak Angga pasti bohong kan dede bayi Ara gak papakan. Ayolah kak, gak lucu kalo Angga bercanda sekarang."

"Kak ngomong dong! 'Aku bercanda' gitu, Ara mau denger sekarang!"

"Kak Angga plisss.... jangan diem aja"

"Hikss....hikss" Ara menutupkan wajahnya menggunakan selimut.

"Semua ini salah Ara, Ara yang gak jaga dede bayi dengan baik! Ara bodoh banget!! Hikss.. Kak Anggaa! Maafin Ara kak maaf" kata Ara dibalik selimut yang bergetar karena tubuhnya.

Dengan cepat Angga memeluk Ara yang menyembunyikan dirinya.

Angga menggeleng, "nggak ra! Bukan salah kamu,  memang bukan rezeki kita. Oke? Kamu jangan gini, aku gak mau kamu kyak gini" kata Angga berusaha menghibur Ara mengelus punggung Ara.

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang