Selamat membaca
Nadya mengangguk pelan. "Kamu tenang aja ya Rey. A-aku akan tunggu kamu kok," sebenarnya ia juga ragu-ragu dengan ucapannya.
Tidak. Pikiran buruk itu tidak boleh ada dikepalanya, pria dihadapannya ini sudah menjadi sahabatnya selama bertahun-tahun. Reyhan pasti tidak akan melanggar janji.
Sebuah senyuman terlukis di wajah Reyhan. Ia mencium tangan Nadya dengan lembut,"Makasih ya,"
Nadya melemparkan senyuman terbaiknya. "Sekarang dimakan dong ketoprak nya. Apa mau aku suapin?" Goda Nadya.
"Mau dong," Reyhan memejamkan matanya.
Nadya menarik hidung mancung milik Reyhan dengan gemas. Reyhan mengaduh kesakitan memegang hidungnya.
"Makan sendiri dong. Udah gede juga,"
"Iya-iya Bu Nadya," balas Reyhan sambil mengacak poni Nadya yang terurai ke samping.
"Ihh kok jail sih?" Nadya membalasnya dengan hal yang sama seperti yang Reyhan lakukan.
~
Setelah selesai makan siang, Reyhan mengantar Nadya kembali ke butik Fira.
"Nanti kamu naik taksi aja ya, Nad. Soalnya aku masih ada urusan dikantor yang ngga bisa ditinggal,"
"Ngga deh, aku naik ojek aja," jawab Nadya menggeleng kecil.
"Loh, jangan dong. Naik taksi aja, lebih enak, nyaman. Nih aku kasih uang buat bayar taksinya ya," Reyhan merogoh dompet disaku celananya.
Nadya dengan cepat mencegah Reyhan,"Jangan! Aku ngga mau ah. Udah ya Rey, ngga apa-apa kok,"
Reyhan menghela nafasnya kasar. "Yaudah. Aku pergi dulu ya," pamitnya lalu menutup pintu kaca butik tersebut.
Nadya melambaikan tangannya pada Reyhan. Saat ia membalikkan tubuhnya ada seseorang yang datang.
"Permisi, mbak. Saya mau cari baju batiknya dimana ya?" Tanya wanita paruh baya itu.
"Sebelah sana, Bu. Mari saya antar," ujar Nadya yang melayaninya dengan sopan.
Setelah seharian bekerja, Nadya memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Karena kebetulan memang butik Fira tutup sekitar jam 7 malam.
Tiba-tiba sorang pria datang menemui Fira. Nadya merasa tidak asing melihat wajahnya.
"Fir, siapa?" Tanya Nadya yang melirik pria tersebut.
Pria itu hanya memainkan alisnya. Fira memeluk tangannya,"Ini suami gue. Farhan,"
Mata Nadya membuat. "Farhan? Mantan pacar lu dulu? Temen SMA kita?"
Fira menganggukan kepalanya.
"Wah, gue ngga nyangka," Farhan tertawa geli.
"Ngga nyangka karena cowo nyebelin kayak gue bisa nikahin cewe secantik Fira ini?" Fira mencubit lengan Farhan.
"Aww sakit tau," kata Farhan yang tertawa.
"Biarin," Fira menjulurkan lidahnya.
"Udah ah gue mau pulang aja, daripada jadi nyamuk," Nadya melangkahkan kakinya namun dicegah oleh Fira.
"Tunggu dulu, Nad. Gue mau ngasih ini,"
Fira mengeluarkan benda yang ingin diberikannya pada Nadya. Untung saja dirinya bisa bertemu lagi dengan Nadya dan bisa menyampaikan pesan dari teman lamanya.
Sebuah undangan, Nadya menatapnya dengan heran. "Undangan?"
Setelah dilihat nama yang tertera diundangan itu Nadya menutup mulutnya terkejut,"
"Rafa sama Kyla?" Tanyanya.
"Pokoknya lu sama Reyhan harus dateng ya," ujar Farhan.
~
Baru saja Nadya sampai, mendadak suara bel rumahnya berbunyi.
Nadya melangkahkan kakinya dengan gontai ke arah pagar. Laki-laki yang mengenakan topi dan seragamnya tersenyum ramah kepada Nadya.
"Dengan Bu Nadya?"
Nadya sedikit risih mendengar panggilan 'ibu' yang dilontarkan kurir tersebut.
"Iya. Ada apa ya?"
Kurir itu memberikan kotak merah dengan ukuran sedang yang dibalut pita berwarna biru muda.
Siapa yang mengirim barang ini? Apa mungkin kurirnya salah alamat?
~
Sedikit ngebut ngetiknya. Mohon dimaklumi ya kalo banyak yang aneh wkwk..Terimakasih yang sudah membaca
Maaf jika ada kesalahan kata/bahasa
See you👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
I Do
Fanfiction13+ Sekuel atau lanjutan dari cerita 'Jangan Ada Dusta Diantara Cinta' Penantian yang terlalu lama akan terasa melelahkan jika tanpa adanya kepastian. Kisah dua insan yang saling mencintai dan berjanji untuk hidup menua bersama sampai ajal memisahk...