Selamat membaca
Wanita itu kelabakan sendiri saat suaminya bilang kalau dia merasa tidak enak badan. Katanya tubuhnya sakit. Pegal-pegal. Jadi Nadya harus merawatnya seorang diri.
"Kepala aku pusing yang," keluh Reyhan dengan lesu.
"Yang mana?" Tanya Nadya khawatir.
"Ini nih. Terus sama tangan kiri aku juga pegel," ucap Reyhan yang menunjukkan tangan kirinya.
Dengan telaten Nadya memijat kepala hingga tangan Reyhan. Dengan penuh kesabaran dia menuruti semua keinginan suaminya.
Reyhan memegang lehernya. "Haus," tangan kirinya menggoyang-goyangkan bahu Nadya.
Nadya buru-buru mengambil gelas yang berisi air putih di samping tempat tidur. Dia menyodorkan gelas itu ke bibir Reyhan. Nadya membenarkan letak bantal Reyhan agar tidak membuat kepalanya semakin pusing.
"Nah udah. Sekarang kamu istirahat aja, ngga usah pikirin apa-apa ya,"
"Amah!" Panggil Sindy yang berlari masuk menghampiri ayah dan ibunya.
"Iya Sindy?" Sahut Nadya.
"Iny antuk. Huah," Sindy menguap berkali-kali.
"Sindy sayang... Sindy ngga apa-apa kalo malem ini harus tidur sama kak Rendy?" Tanya Reyhan pelan-pelan.
Sindy sudah bersiap untuk memasang wajah memelas. Matanya berkaca-kaca menahan air mata. Tetapi Reyhan buru-buru membisikkan sesuatu ditelinganya agar Sindy tak jadi menangis.
"Gimana? Oke?" Tanya Reyhan sambil mengacungkan jempolnya.
Sindy mengangguk lemas. "Yaa,"
"Kok?" Tanya Nadya yang tidak tahu apa-apa. Tiba-tiba saja Reyhan menyuruh Sindy tidur bersama Rendy.
Lalu bagaimana dengan Reyhan yang berhasil menaklukkan hati Sindy dalam waktu sekejap mata. Dia saja kadang kesulitan membujuk Sindy, tapi mengapa Reyhan bisa melakukannya?
"Sekarang Sindy tidur ya. Sindy sama kak Rendy ngga boleh tidur larut malem, Sindy kalo perlu apa-apa bilang kak Rendy atau panggil papah sama mamah," tutur Reyhan sembari mengelus rambut Sindy.
"Ya pah," sahut Sindy.
Namun Nadya terdiam sejenak dan mengantarkan Sindy ke kamar Rendy. Meskipun masih kebingungan dia tetap melakukan ritual sebelum tidur, yaitu mencium kening anaknya satu-satu, mengucapkan selamat malam dan membelai rambut mereka.
"Ngga apa-apa sayang mamah tinggalin Sindy disini?" Tanyanya. Sindy menganggukkan kepalanya.
"Tidur yang nyenyak ya anak-anak mamah. Semoga mimpi kalian indah," ucap Nadya yang hendak menutup pintunya.
Setelah ibu pergi, Sindy tentu belum bisa tidur. Kebetulan Rendy juga baru bisa memejamkan mata, dia belum terlelap.
"Kak, emang benel papa mama mau asih kita dede bayi kembal?" Sindy menatap punggung Rendy dari belakang.
Sontak Rendy membuka matanya dan membalikkan badannya. "Hah! Dede bayi kembar?" Tanya Rendy tak kalah kagetnya.
"Apah bilang tu tadi," jawab Sindy.
"Tapi iny nda mau punya adek. Anti papah ama mamah nda ayang iny lagi,"
Gara-gara tahu temannya memiliki adik. Sindy melihat sendiri jika temannya itu sering dinomorduakan oleh orangtuanya. Makanya Sindy tidak ingin punya adik. Biarpun wajahnya seimut Caca, Cica dan Cika dia tetap tidak mau! Satu saja tidak mau apalagi kembar!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Do
Fanfiction13+ Sekuel atau lanjutan dari cerita 'Jangan Ada Dusta Diantara Cinta' Penantian yang terlalu lama akan terasa melelahkan jika tanpa adanya kepastian. Kisah dua insan yang saling mencintai dan berjanji untuk hidup menua bersama sampai ajal memisahk...