I Do (5)

1.8K 134 8
                                    

Part ini ngga tau kenapa misah dari part yang sebelumnya yaitu part 4. Mohon maaf karena terjadi kesalahan dan membuat kalian bacanya ngga nyaman🙏🏻

Selamat membaca

Nadya menjawabnya dengan tenang. "Oh tadi? Itu temen aku,"

Reyhan mengerutkan dahinya. Meski Nadya mengatakan hanya teman, entah kenapa firasatnya tetap tidak enak.

"Temen? Sejak kapan kamu punya temen cowok?" Alisnya terangkat satu

"Iya... Dia selalu bantu bantu aku dikantor aku yang dulu,"

Saat tidak ada Reyhan memang yang membantunya adalah Evan. Terlebih lagi ketika dikantornya Nadya mendapat perlakuan yang kurang adil, Evan pasti akan sigap untuk menolong.

"Yakin cuman temen?" Tanya Reyhan ragu-ragu

"Iya. Udah ya aku capek abis keliling lamar kerja," Nadya memasang wajah lelah

"Terus dapet?"

"Dapet. Besok aku mulai kerja,"

"Pokoknya harus aku yang nganter ya, kamu ngga boleh pake taksi, angkot, ojek apalagi dianter temen cowok kamu itu," ucapan Reyhan terdengar posesif namun lucu menurut Nadya, jarang-jarang Reyhan seperti ini

"Iya bapak Reyhan yang bawel," Nadya terkekeh

"Masuk gih katanya mau istirahat," Nadya mengangguk dan masuk ke dalam rumahnya

~

Pagi buta Reyhan sudah bersiap untuk mengantar Nadya ke toko butik tempatnya bekerja. Nadya memakai atasan berbahan sifon dan celana hitamnya. Diperjalanan Nadya menceritakan pertemuannya dengan Fira kemarin.

Butik milik Fira terletak ditepi jalan, lokasinya yang strategis menjadikan butiknya lebih mudah dikenali orang.

Reyhan dan Nadya memasuki butik tersebut, mereka berdecak kagum memandangnya. Butik itu tidak terlalu luas namun terlihat modern dan mewah.

"Wah lumayan juga ya," mata Nadya mengelilingi setiap tatanannya yang terkesan sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah lumayan juga ya," mata Nadya mengelilingi setiap tatanannya yang terkesan sederhana.

"Iya," balasnya serupa.

"Hei? Nadya udah dateng?" Sahut Fira yang melangkah mendekati Nadya.

Nadya hanya membalasnya dengan cengiran.

"Eh? Siapa nih?" Fira melirik Reyhan dan mengamatinya. "Loh ini Reyhan. Ya?"

Reyhan memainkan alisnya dan mengulurkan tangan kanannya. Fira membalasnya dengan berjabat tangan.

"Kalian udah married?"

Pertanyaan Fira membuat Reyhan dan Nadya bungkam sejenak. Reyhan melirik Nadya yang sepertinya merasa canggung untuk menjawabnya.

"Belum... tapi akan kok," jawab Reyhan. Sebuah senyuman terukir di bibir Nadya, Reyhan lega dibuatnya.

"Cieee," ledek Fira, Nadya menyenggol lengan Fira karena malu.

"Gue pamit dulu ya. Takut telat ke kantor nih," pamitnya.

"Oh yaudah gih," balas Fira.

"Fir, titip Nadya ya," ujar Reyhan yang mencuri-curi pandang pada Nadya.

"Emm siap bos," seketika tawa mereka pecah.

"Duduk dulu yuk, Nad," ajak Fira yang melangkahkan kakinya ke arah tempat duduk disalah satu sudut butiknya.

Nadya memulai topik pembicaraannya. "Bagus juga ya butiknya,"

"Kemarin-kemarin sempet direnovasi dikit. Soalnya udah agak lama ngga dibuka," Nadya mengangguk paham mendengar penuturan Fira.

Fira tidak sengaja melihat cincin di jari Nadya. Nadya tersentak saat Fira memegang dan memperhatikan tangannya.

"Ini cincin yang lu pake sama Reyhan bukan sih waktu SMA?" Tanyanya

"Hehe... Iya,"

"Lu pake sampe sekarang? Gila! Udah 10 tahun loh," ucap Fira terkejut.

"Gue kan pisah lama banget sama Reyhan. Setiap liat cincin ini gue jadi semangat lagi dan rasa kangen gue lumayan terobati,"

"Uww so sweet banget sih! Semoga Reyhan cepet halalin lu ya Nad,"

Dalam hatinya Nadya terus mengaminkan ucapan Fira. Walau ada rasa cemas dalam penantiannya, Nadya tetap terus memaklumi Reyhan.

~

Kini Reyhan dan Nadya sedang ada di sebuah tempat makan dipinggir jalan. Kata Reyhan demi menghemat pengeluaran agar bisa menabung untuk biaya pernikahannya nanti. Apapun caranya Reyhan berusaha menghibur Nadya.

Reyhan terus menatap Nadya yang tengah memakan ketoprak yang dipesannya. Saking seriusnya makanan milik Reyhan yang tadinya hangat sampai dingin karena tidak disentuhnya.

Melihat Nadya bahagia dengan cara sederhana seperti ini saja sudah membuat reyhan ikut merasakan bahagianya. Meski Reyhan tahu, Nadya pasti tidak tahan dengan ketidakjelasan hubungan mereka.

Matanya memandang cincin perak yang melingkari jari manis Nadya. Nadya sepertinya begitu setia menanti dirinya, hingga cincin itu tak mau lepas dari jemarinya.

Dengan pelan Reyhan menyentuh dan menggenggam tangan wanita yang dicintainya. Nadya menatapnya terkejut.

"Nad...," Panggil Reyhan yang masih enggan mengalihkan pandangannya ke yang lain.

"Kenapa, Rey? Kamu butuh sesuatu?" Tanya Nadya bingung.

"Aku janji... Suatu hari nanti aku bakal nikahin kamu," ucap Reyhan dengan tegas.

Nadya menelan makanannya dengan susah payah. Jantungnya terasa berdetak lebih cepat setiap Reyhan mengatakan hal itu.

Reyhan menarik nafasnya panjang sebelum berkata. "Kamu mau kan nunggu aku sampe aku siap?" Tanya Reyhan ragu.

Nadya menundukkan wajahnya. Ia tidak tahu harus menjawab apa, ingin sekali Nadya balik bertanya sampai kapan harus menunggu.

~
Sebenernya sedih WP nya masih eror dan ke unpublish..

Terimakasih yang sudah membaca
Maaf jika ada kesalahan kata/bahasa
See you👋🏻

I DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang