I Do (53)

921 88 23
                                    

Selamat membaca

Flashback on

2 Minggu yang lalu

Setelah selesai berbelanja membeli pembersih lantai di warung Yuni berjalan pulang. Dia terus menatap ke bawah sambil memikirkan keadaan ibunya di kampung.

"Gimana sama pengobatan ibu ya?" Tanyanya dengan gelisah.

Karena terlalu khawatir dengan ibunya, Yuni tidak melihat sekitar. Dia tak sengaja menabrak seseorang hingga kantung plastik yang dibawanya jatuh.

"Aduh. Maaf saya ngga sengaja," ujar Yuni kepada pria itu.

"Kamu butuh uang untuk membiayai pengobatan ibu kamu?" Tanya pria yang bertopi dan berkacamata hitam. Yuni tidak mengenalinya, tapi dia mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Saya bisa bantu kamu. Saya akan memberi imbalan yang besar asal kamu juga mau membantu saya," tuturnya.

Pria tadi membawa Yuni ke suatu tempat. Restoran yang cukup besar dan tidak terlalu jauh dari tempat mereka bertemu. Yuni berpikir tidak ada salahnya jika dia mencoba membantu pria ini. Karena dia tidak tahu lagi kemana dia harus mencari pinjaman uang untuk ibunya.

"Kamu menginginkan keluarga ini tidak bahagia?" Pria tersebut menunjuk selembar foto yang terdiri dari sepasang suami istri dan anak-anak yang ada dalam gendongan mereka.

"Jujur, kamu menyukai majikanmu sendiri kan?" Pertanyaan yang Evan lontarkan membuat Yuni tersentak kaget. Menurut Evan, Yuni sepertinya memang benar-benar mencintai Reyhan. Bisa dilihat dari sorot matanya.

"Saya akan membantu kamu mewujudkannya," kata Evan lagi.

Yuni mencoba untuk berbicara walau dia sangat ketakutan. "B-bagimana caranya?"

Evan tersenyum puas, akhirnya perempuan ini mau juga. "Mudah. Kamu hanya perlu lakukan apa yang saya perintahkan. Dan dua keinginan kamu akan saya kabulkan. Pertama, saya akan membayar seluruh biaya pengobatan ibu kamu dan kedua, keluarga mereka akan hancur, kamu bisa dengan leluasa merebut suaminya,"

Di telinga Yuni semua perkataan Evan terdengar mustahil dia lakukan. Dengan dua imbalan yang tidak biasa. Siapa sebenarnya pria ini? Mengapa dia ingin sekali membuat keluarga majikannya hancur?

"T-tapi," jawab Yuni dengan ragu.

"Dua keuntungan sekaligus bisa kamu dapatkan. Ini penawaran yang sangat menarik, dimana lagi kamu akan mendapatkannya dengan percuma?" Potong Evan.

"Saya tidak akan menunggu jika kamu masih bingung," Evan bangkit dari tempat duduknya.

"Saya mau!" Sergah Yuni yang mencegah Evan agar tidak pergi.

Mereka langsung merencanakan dan menyusun strategi untuk menjatuhkan keduanya. Perlahan Evan menjelaskan pada Yuni mengapa dia membenci mereka. Mulai dari Yuni dan Evan, mereka saling berdiskusi tentang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

"Kelemahan pak Reyhan adalah anaknya. Saya akan membuat Bu Nadya seolah tidak becus menjaga anak-anaknya," ucap Yuni dengan penuh percaya diri. Yakin jika rencananya pasti akan berhasil.

"Saya sudah pernah lihat sewaktu Bu Nadya dimarahi oleh pak Reyhan hanya karna satu kesalahan yang dia lakukan saat menjaga anaknya," sambungnya.

Evan menyunggingkan senyumnya. Sudah lama dia mengincar anak-anak mereka. Sejak anak kedua Reyhan dan Nadya masih ada dalam kandungan saja, Evan sudah ingin melenyapkannya. Mungkin ini saat yang tepat untuk mengambil anak mereka. Tidak sia-sia dia mengajak perempuan kampungan ini kemari.

I DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang