Terimakasih ya semua atas antusiasnya kemarin❤️
Selamat membacaNadya melirik Reyhan. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang saat Fathia menanyakan hal itu.
Pertanyaan yang sudah Nadya tunggu-tunggu jawabannya dari sejak lama.
"Nanti, kak. Aku belum siap," jawab Reyhan dengan hati-hati, karena takut Nadya tersinggung.
Gadis itu hanya dapat tersenyum maklum, mungkin memang Reyhan benar-benar belum siap.
Dalam perjalanan pulang Reyhan mengantuk dan bersandar di bahu Nadya.
Nadya memandangi Reyhan yang sedang terlelap, sepertinya Reyhan lelah sekali.
Ia merapihkan rambut Reyhan dan menarik perlahan kacamata yang dikenakannya.
"Kamu capek banget ya? Sampe lupa lepas kacamata," Bisik Nadya terkekeh.
Sudah 10 tahun lamanya Nadya menunggu Reyhan, berharap Reyhan akan segera menembaknya, melamarnya. Namun sampai kini status mereka belum jelas.
Padahal mereka tahu mereka saling mencintai, menyayangi, tapi entah apa yang membuat Reyhan tetap betah dengan hubungan persahabatan ini.
Nadya membisikkan sesuatu dengan pelan ditelinga Reyhan,"Aku akan terus tunggu kamu sampai kapanpun,"
Cincinnya yang dari SMA pun masih ia pakai hingga sekarang. Belum diganti dengan cincin tunangan apalagi cincin pernikahan.
Mobil yang ditumpanginya berhenti tepat di depan rumah Nadya.
"Reyhan bangun, nak. Pamit dulu sama Nadya," ucap asih dari kursi depan.
Namun yang dipanggil malah asik tertidur pulas.
"Ngga apa-apa Bunda. Kayaknya Reyhan capek banget, aku ngga tega," jawab Nadya segan.
Karena takut Reyhan terbangun dari tidurnya, Nadya menyenderkan kepala Reyhan di bantalan kursi mobil.
Nadya membuka pintu dan keluar dari mobil tersebut.
"Makasih banyak ya Nadya," asih melambaikan tangannya pada Nadya.
"Aku juga makasih Bunda," balas Nadya dengan girang.
Saat sampai di garasi rumah asih menepuk pundak anaknya agar ia segera bangun.
Reyhan mengerjapkan matanya dan menoleh ke kanan dan ke kiri seolah sedang mencari sesuatu
"Nadya mana bunda?" Tanya Reyhan dengan khawatir.
"Nadya udah pulang tadi," jawabnya.
"Kok aku ngga dibangunin Bun?" Reyhan memasang wajah sedih.
"Dia ngga tega bangunin kamu. Besok juga bisa ketemu lagi kan? Ayo masuk," ajak ibunya dan Reyhan langsung menurut.
~
Reyhan berniat untuk menelepon Nadya. Pertemuan di bandara tadi sangatlah tidak cukup untuk menghapus tuntas rindunya.
Nadya menerima panggilan tersebut.
"Ada apa Rey?" Reyhan langsung tersenyum mendengar suara wanita yang dicintai menjawab teleponnya.
"Besok aku boleh ke rumah kamu?"
"Boleh dong. Pintu rumah aku kan selalu terbuka buat kamu," Nadya tertawa kecil.
"Kamu kangen ngga sama aku? Kita kan udah 5 tahun pisah," tanya Reyhan sembari memandangi langit malam dari jendela kamarnya.
Setelah mereka lulus dari sekolah menengah atas, Reyhan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Belanda dan Nadya juga sempat mengunjungi Reyhan saat usianya 20 tahun.
"Ngga usah kamu tanya juga pasti kamu tau kan jawaban aku apa?"
~
Oh iya maaf ya kalo nanti author update nya ngga sesering cerita pertama. Karena author masih harus banyak2 riset/cari referensi biar ceritanya bisa lebih baik lagi.Terimakasih yang sudah membaca
Maaf jika ada kesalahan kata/bahasa
See you👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
I Do
Fanfiction13+ Sekuel atau lanjutan dari cerita 'Jangan Ada Dusta Diantara Cinta' Penantian yang terlalu lama akan terasa melelahkan jika tanpa adanya kepastian. Kisah dua insan yang saling mencintai dan berjanji untuk hidup menua bersama sampai ajal memisahk...