Selamat membaca
"Kejal iny kalo bisa!" Teriak Sindy sambil berlari-lari menjauh dari kakaknya.
Rendy dan Sindy saling berkejaran. Biasanya jika mereka sudah bosan menonton kartun atau bermain dengan mainan masing-masing, mereka akan bermain kejar-kejaran layaknya Tom and Jerry.
"Awas ya. Kamu pasti ketangkep," gurau Rendy yang mengikuti setiap langkah kaki mungil adik kesayangannya.
Sindy berbalik badan dan menjulurkan lidahnya seakan sedang mengejek sang kakak. Selepas itu dia kembali berlari sekencang mungkin ke kamar orangtuanya.
"Wlee! Kak lendy nda bisa kejal iny," ledeknya.
Tiba-tiba saat masuk ke dalam Sindy menabrak kaki ayahnya hingga tubuhnya terjatuh di lantai. Namun Sindy tidak menangis. Dia malah tertawa melihat ekspresi terkejut ayahnya.
"Aduuu!" Sindy menyentuh jidatnya yang terbentur kaki Reyhan.
Reyhan yang baru menyadari putrinya menabraknya pun langsung mengelus kening Sindy dengan raut wajah khawatir.
"Ya Allah Sindy. Anak papah ngga apa-apa?" Tanyanya.
Sindy memamerkan giginya. "Nda papa pah,"
Ibunya menghampiri Sindy dan berjongkok di depannya. "Hati-hati dong main lari-larian nya. Nanti kalo Sindy nabrak sesuatu terus luka gimana?"
Rendy baru saja sampai di kamar ayah dan ibunya dengan nafas yang tersengal-sengal karena lelah mengejar adiknya.
"Ada apa pah, mah?" Tanya Rendy.
"Tadi Sindy ngga sengaja nabrak kaki papah. Lain kali Rendy harus jagain adeknya ya, kalo main hati-hati," ucap Nadya pada Rendy.
"Sayang... aku percaya kok Rendy pasti jagain Sindy. Jangan terlalu menuntut. Karna Rendy tau tugas seorang kakak itu emang menjaga adiknya, Rendy juga pasti ngga mau adek kenapa-kenapa kan?" Jelas Reyhan.
Nadya menatap wajah suaminya. Mungkin memang benar. Tidak seharusnya dia selalu menuntut Rendy untuk menjaga Sindy. Karena selain Rendy mengerti tugasnya, dia tetap butuh perhatian dari ibunya.
"Maaf ya sayang," Nadya membelai rambut Rendy.
"Apah mau kelja ya?" Ujar Sindy sambil menyentuh wajah ayahnya.
Tak sengaja Nadya melihat gelang emas yang Sindy pakai. Loh? Bukannya gelang itu adalah gelang yang suaminya belikan untuknya?
"Sindy? Itu gelang yang kamu pake gelang siapa?" Tanyanya.
"Gelang dali papah buat iny," sahut Sindy dengan percaya diri dan menunjukkan gelang yang dipakainya.
"Gelang yang ada di kotak pink di atas meja?"
"Dititu," Sindy menunjuk meja rias disampingnya.
Pasangan suami istri itu saling bertatapan lalu tertawa. "Itu gelang yang mamah cari-cari sayang. Ternyata Sindy yang pake," Kata Nadya.
"Nda! Gelang iny. Ya kan pa?" Tanya Sindy yang beralih menatap ayahnya dengan bibir yang mengerucut.
"Gelang punya mamah sayang. Sekarang Sindy balikin ya gelangnya," ucap Reyhan dengan lembut.
"Aahh... Nda papah, ini punya iny!" Tak lama lagi pasti Sindy akan menangis kencang.
"Kasih gelangnya ke mamah," balas Rendy. "Sini, kak Rendy copotin gelangnya," Rendy memegang tangan Sindy untuk mengeluarkan gelang dari tangannya.
"Nda mau! Ini gelang iny! Papa jahad!" Teriak Sindy dengan terbata-bata. Disela-sela tangisnya dia terus meronta-ronta.
"Ssst, jangan nangis sayang. Iya, Sindy pake aja ya gelangnya," ucap Nadya yang berusaha menenangkan tangisan Sindy yang menghebohkan rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Do
Fanfiction13+ Sekuel atau lanjutan dari cerita 'Jangan Ada Dusta Diantara Cinta' Penantian yang terlalu lama akan terasa melelahkan jika tanpa adanya kepastian. Kisah dua insan yang saling mencintai dan berjanji untuk hidup menua bersama sampai ajal memisahk...