Coba deh baca partnya sambil dengerin lagu di atas. Semoga suka ya sama part ini dan semoga kalian bisa nerima kata-kata author yang sok pengen dramatis ini...😂
Selamat membaca
Reyhan keluar dari mobil dengan keadaan pelipisnya yang terluka. Meskipun begitu raut wajahnya ceria, dia sudah tidak sabar ingin mengatakan hal ini pada Nadya.
"Nadya," panggilnya yang melihat Nadya berdiri di depan pagar untuk masuk.
Nadya tidak menghiraukan panggilan Reyhan dan sibuk membuka gembok pagar. Reyhan geram sendiri melihat sikap anehnya.
"Nad kamu kenapa sih?" Tanya Reyhan, jujur Reyhan heran dengan sikap Nadya yang tiba-tiba berubah.
Reyhan menyentuh pundak Nadya yang sedang berjalan masuk, namun Nadya menepisnya. "Ngga usah pegang-pegang,"
"Loh kok kamu marah sama aku? Emang aku buat salah apa?"
Langkahnya terhenti, Nadya membalikkan badannya. "Kemarin cewe yang kamu pegang tangannya itu siapa?"
"Dia-" ucapan Reyhan terpotong.
"Ternyata bener kata Evan kamu cuman cowo yang ngga tegas. Yang ngga pernah sadar kalo ada seseorang yang rela nunggu bertahun-tahun dan aku nyesel nyia-nyiain waktu aku buat kamu," sergahnya.
Omongan Fira dan Evan terus terngiang di telinganya. Fira memang benar, tapi tidak ada salahnya kan jika Nadya meminta haknya sekarang?
Reyhan sudah keburu tersulut emosi. "Kamu lebih dengerin evan yang bukan siapa-siapa kamu daripada aku?" Bentak Reyhan yang merasa tak terima Nadya menyebut nama orang yang dibencinya.
Nadya mendekatkan wajahnya dihadapan Reyhan. "Emang kamu pikir kamu siapa? Emang hubungan kita ini apa?" Kata-katanya pelan tapi menusuk.
Rahangnya mengeras, emosinya sudah tidak tertahankan lagi. Berapa kali Reyhan harus bersabar dan selalu bersikap lembut padahal hatinya terus terluka dengan perilaku Nadya?
"Nad! Aku udah coba sabar ya selama ini. Emang kamu pikir aku diem aja waktu kamu tanya kapan kita nikah? Aku juga berusaha Nad, aku lagi kerja keras buat wujudin itu semua biar kamu bahagia," sergahnya.
Nadya tidak menyangka, ini pertama kalinya Reyhan berbicara dengan nada tinggi. Sebelum-sebelumnya dia tidak pernah seperti ini.
"Kalo emang kebahagiaan aku cuman ngasih penderitaan buat kamu. Mending kita udahin aja hubungan tanpa kepastian ini!" Nadya sangat kecewa dan berlari ke dalam rumah. Tak lupa dia menutup dan mengunci pintunya.
"Nad! Nadya!" Reyhan terus mengetuk pintu itu dan berteriak memanggil Nadya. Namun tidak ada jawaban darinya.
~
Reyhan membanting pintu kamarnya dengan kencang, sampai asih sendiri terkejut. Reyhan mendudukkan tubuhnya di depan meja tempatnya biasa bekerja. Dia kembali menitikkan air matanya setelah sekian lamanya ia tidak pernah menangis. Sebagai laki-laki Reyhan tahu kalau menangis hanya akan membuatnya terlihat lemah.
Tapi bolehkah untuk sekali ini saja laki-laki menangisi wanita yang membuatnya kecewa? Bukankah sebrengsek-brengseknya lelaki dia tetap memiliki hati?
Reyhan menatap sebuah kotak kecil berwarna putih. Barang yang baru dibelinya untuk Nadya.
Flashback on
Reyhan tampak bingung melihat berbagai macam cincin lamaran dihadapannya. Semuanya bagus, andai Nadya ada disini bersamanya dan membantunya memilih. Tapi Reyhan ingin memberikan kejutan untuk Nadya.
Sebuah cincin emas putih menarik perhatiannya. Jari Nadya yang lentik pasti akan terlihat lebih cantik jika dipasangkan cincin ini.
"Saya mau ambil yang ini ya mba," ucap Reyhan dengan riang usai berhasil menemukan cincin yang pas.
"Baik pak," pegawai itu langsung membungkus rapih cincin tersebut.
Reyhan menyodorkan sejumlah uang untuk membayarnya. Saking senang dan tidak sabar. Dalam perjalanan ke arah rumah Nadya, Reyhan tidak sengaja menyalip beberapa kendaraan yang membuat mobilnya oleng dan menabrak pembatas jalan. Untung Reyhan segera mengeremnya, sehingga mobilnya hanya lecet sedikit.
Akibat terlalu mengerem dengan kencang dahinya terbentur stir mobil yang menyebabkan ujung pelipisnya berdarah. Rasa sakitnya tak terasa karena tertutupi kebahagiaannya sekarang yang ingin cepat-cepat meminang Nadya.
Flashback off
"Reyhan?" Teriak asih yang tiba-tiba masuk ke kamar Reyhan.
Asih menangkup kedua pipi Reyhan dan memperhatikan setiap inci wajahnya. Ternyata ada darah yang mengalir didahinya. "Kamu kenapa nak?"
Reyhan hanya tersenyum tipis ketika asih khawatir melihat pelipisnya yang berdarah. Padahal sedikit dan sama sekali tidak sakit, tak sebanding dengan rasa sakit hatinya saat ini.
"Bunda ambilin obat merah ya,"
Setelah mencari-cari kotak P3K. Asih segera memberi obat merah tersebut ke pelipis Reyhan. Beberapa menit kemudian asih sudah selesai mengobati luka Reyhan. Dia tersenyum lega.
Reyhan menatap sendu wajah ibunya dan langsung memeluknya. Asih kaget anak bungsunya tiba-tiba memeluknya erat.
"Aku sayang sama Bunda," Reyhan hanya mampu mengucapkan kata-kata itu saat dirinya sedang terpuruk.
Asih tahu betul jika Reyhan manja dengannya seperti ini pasti Reyhan tengah sedih atau membutuhkan sosok yang bisa selalu ada disampingnya.
"Disetiap nafas Bunda, bunda juga selalu sayang sama kamu," hati Reyhan yang mulanya panas dalam sekejap menjadi sejuk begitu mendengarnya.
-
Nah udah kebayang belum gimana rasanya tinggal selangkah lagi masuk ke jenjang pernikahan tapi gagal? Hmm kalo di dunia nyata mungkin sakitnya bukan main ya
Beginilah sebuah cerita, pasti akan ada konflik dan rintangan yang dilalui tokoh sebelum tokoh itu mencapai tujuannya, sama kayak hidup.
Jadi nikmati ya setiap alurnya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
I Do
Fanfiction13+ Sekuel atau lanjutan dari cerita 'Jangan Ada Dusta Diantara Cinta' Penantian yang terlalu lama akan terasa melelahkan jika tanpa adanya kepastian. Kisah dua insan yang saling mencintai dan berjanji untuk hidup menua bersama sampai ajal memisahk...