Selamat membaca
Tidak terasa sehari lagi Reyhan berada di rumah ini. Nadya sekarang tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawanya. Mulai dari pakaian, perlengkapan pribadi, vitamin dan dokumen-dokumen penting yang diperlukan.
Bukan hanya Nadya saja, Reyhan juga ikut membantu membereskan barang-barangnya mengingat bahwa istrinya belum boleh terlalu banyak bergerak.
"Aku mau ambil vitamin kamu dulu ya," sahut Nadya yang bergegas menuruni tangga.
"Iya," jawab Reyhan sambil membuka lemari pakaian.
Perlahan Reyhan mengambil baju bayi yang pernah Nadya beli saat mereka ingin memberikan hadiah untuk anak sahabat mereka.
Kalau diingat-ingat kejadian itu, ternyata lucu juga. Nadya mengidamkan baju bayi, padahal saat itu mereka belum menyadari akan memiliki anak. Reyhan menatap sendu pakaian kecil yang berada di tangannya. Mungkin dengan membawa baju bayi ini bisa mengurangi rasa kerinduan dengan anaknya nanti.
Reyhan memasukkan baju itu ke dalam koper. Tak henti-henti dirinya tersenyum. Sebuah senyuman perpisahan untuk melepas segala hal manis yang akan ia tinggalkan di rumah ini. Foto-foto kebersamaan mereka selama 19 tahun, dari sejak kecil, remaja, dan sampai mereka menikah terpajang rapi di dinding kamar.
Nadya kembali dengan membawa satu kotak berisi vitamin untuk menjaga stamina tubuhnya selama di sana. Dia langsung menaruhnya ke dalam koper dan mengamati lemari pakaian.
"Kamu mau bawa jas warna lain? Atau kemejanya kurang? Kayaknya aku juga harus ngambil kaos biasa kamu lagi deh,"
Ketika Nadya hendak mengambil pakaian yang sudah dicucinya di bawah, Reyhan menahan tangannya dan menggeleng cepat.
"Udah ya. Kamu jangan bolak-balik terus, harusnya kamu duduk diem disini aja. Biar aku yang ambil ke bawah," kata Reyhan memaksanya untuk duduk.
Meskipun sedikit bingung dengan sikap Reyhan, Nadya tetap menurut dan duduk di tepi ranjang sembari melipat beberapa pakaian.
Sesudah pakaian yang dilipatnya rapih, Nadya menaruhnya di koper. Terselip baju berukuran kecil di sana. Nadya mengambilnya dan melihatnya dengan seksama. Ini baju bayi yang dibelinya saat itu.
"Jadi kamu bawa baju anak kita juga?" Nadya tertawa kecil. Reyhan memang terlihat tidak bisa lepas dari istri maupun anaknya.
Reyhan sibuk memilih kaos yang akan dibawanya sampai susunan pakaian di keranjang tersebut hampir berantakan. Beginilah jika suami baru pertama kali mengerjakan tugas seorang istri.
Dia tidak ingin membuat Nadya kelelahan hanya karena mempersiapkan barang-barang bawaannya. Pesan dari dokter Mia, Nadya tidak boleh banyak beraktivitas apalagi terus-terusan naik turun tangga. Bisa-bisa terjadi apa-apa dengan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Do
Fanfiction13+ Sekuel atau lanjutan dari cerita 'Jangan Ada Dusta Diantara Cinta' Penantian yang terlalu lama akan terasa melelahkan jika tanpa adanya kepastian. Kisah dua insan yang saling mencintai dan berjanji untuk hidup menua bersama sampai ajal memisahk...