I Do (72)

1.5K 122 18
                                    

Selamat membaca

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga...," Nyanyian itu terdengar di seisi ruangan yang berhiaskan dekorasi ulang tahun.

Sindy berjingkrak jingkrak dengan girang. Saat tiba Alva sedang bersiap meniup lilin ulang tahun yang ada didepannya, gadis kecil itu merengek ingin di dekat Alva.

"Ama mau iat tiup lilin!" Rengeknya pada sang ibu.

"Iya iya. Tapi Sindy jangan rewel ya," kata Nadya.

"Sekarang juga...," Begitu nyanyian itu berhenti, Alva langsung meniup lilin itu dengan riang.

Sedangkan Sindy yang berdiri disamping, bibirnya ikut meniup sesuatu entah apa. Dia terus menepuk-nepuk tangan mungilnya. Setiap ada acara apapun itu, Sindy memang selalu berhasil meramaikan suasana.

"Yeayy kak apa!" Sorak Sindy.

"Selamat ulang tahun ya sayang. Anak mommy yang paling ceria," Fira mencium pipi putranya dengan penuh kasih sayang.

Farhan yang berada disamping Alva pun membelai rambut anaknya. "Selamat jagoan Daddy. Semoga jadi anak yang bisa membanggakan orang tua ya nak,"

"Amiin," ucap Fira sambil menatap Farhan lekat-lekat.

"Happy birthday Alva!" Raja mengulurkan tangannya. Adiknya itu pun membalas uluran tangan raja.

"Ini juga anak mommy yang paling gede yang paling ganteng melebihi daddynya," ratu merapihkan rambut raja, si anak sulungnya yang kini semakin besar.

"Mommy itu bohong. Kalo Daddy ngga ganteng, ngga mungkin mommy kalian mau sama Daddy," sela Farhan tak mau kalah.

"Ngga git-" ucapan Fira terpotong oleh senyuman maut suaminya.

"Iya suami aku yang paling ganteng," sambil bertatapan mesra, Fira mengusap lembut pipi Farhan lalu menggandeng tangannya.

Muachh

Tiba-tiba saja Farhan mencium kening istrinya. Fira sangat terkejut dibuatnya. Namun anak-anak mereka memaklumi sikap ayahnya yang sudah terbiasa begitu.

"Sindy udah ucapin selamat ulang tahun belum buat kak Alva?" Tanya Nadya pada Sindy yang bengong melihat keluarga kecil Farhan. Gadis kecil itu menengok ke ibunya dan menggeleng-gelengkan kepala.

"Ayo ucapin dulu. Sindy sama kak Rendy," ajaknya sambil menggandeng tangan anak sulungnya.

"Amat uang taun kak ava," sindy mengulurkan tangannya malu-malu.

"Loh kok Sindy malu. Tadi Sindy berani banget kayaknya waktu kak Alva tiup lilin," kata Nadya yang bingung melihat tingkah anaknya.

Sindy tiba-tiba bersembunyi di belakang tubuh Nadya. Wajah cerianya seperti hilang dan memuram. Reyhan pun memutuskan untuk segera pulang karena mungkin Sindy sedang mengantuk.

"Kalian beneran mau pulang sekarang? Yang lain aja pada belum pulang loh," tanya Fira.

"Iya kita pulang sekarang aja. Sindy nya kayaknya udah ngantuk banget," jawab Nadya sembari menggendong Sindy.

"Ya ampun kasian keponakan onty yang embul," Fira mengelus punggung Sindy. Sindy tidak bergerak sama sekali, sedari tadi matanya sudah terpejam.

"Makanannya udah dibawain kan sama pembantu gue?" Tanya Farhan yang baru datang setelah menyapa tamu lain.

"Udah Han. Thanks ya buat semuanya," Reyhan menepuk-nepuk pundak Farhan.

"Sama-sama. Kita juga mau bilang makasih banyak sama kalian, kalian udah mau repot-repot dateng kesini bawain kado lagi. Sering-sering mampir ke rumah ya, pasti onty bakal kangen banget sama Rendy dan Sindy," ujar Fira yang mengulum senyumnya.

I DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang