I Do (16)

1.4K 111 17
                                    

Yang baru baca cerita ini author mohon maaf banget karena sebelumnya ada part yang ngacak.

Itu semua di luar kendali author, kemarin author baru sadar kalo part yang seharusnya diawal tapi malah diakhir. Alhamdulillah udah dibenerin. Sekali lagi author mohon maaf yang sebesar-besarnya 🙏🏻

Lain kali coba kalian bacanya diurutin ya sesuai nomor kira-kira udah pas atau belum, takutnya ada kesalahan/eror lagi yang bikin kalian ngga nyaman🙏🏻

Selamat membaca

Sudah dua hari berlalu Reyhan pergi tanpa berpamitan dan memberi kabar. Kini Reyhan sudah sampai di bandara setelah melakukan perjalanan dari Lampung ke Jakarta untuk melaksanakan tugas dari pimpinannya.

Sebenarnya sebelum pergi Reyhan ingin sekali memberitahu Nadya terlebih dahulu, tetapi saat Reyhan ke rumahnya Nadya belum pulang dan begitu Reyhan ke butik, Nadya justru sedang bersama dengan pria lain. Oleh sebab itu Reyhan mengurungkan niatnya dan malah berujung tidak jadi.

Langkahnya terasa berat karena sudah berhari-hari perselisihannya dengan Nadya belum juga usai. Selama melakukan dinas di luar kota pikirannya selalu mengarah ke Nadya.

Ketika Reyhan melanjutkan langkahnya, dari jauh terlihat postur tubuh dan penampilan seperti orang yang Reyhan kenali.

Wanita dengan rambut coklat sebahu yang digerai itu membalikkan badannya dan tersenyum ke arah Reyhan.

Nadya? Untuk apa dia disini? Tidak mungkin kan Nadya datang jauh-jauh ke bandara hanya untuk bertemu dirinya?

Reyhan memalingkan wajahnya, berpura-pura tidak melihat Nadya. Suara langkah kaki yang mendekat terdengar jelas ditelinga Reyhan, ternyata Nadya menghampirinya.

"Hai," sapa Nadya.

Reyhan masih membatu ditempat ia berdiri. Suara yang dirindukannya selama dua hari ini akhirnya kembali lagi. Entah dewi cinta atau siapapun itu yang menyelematkan hubungannya dengan Nadya, Reyhan lega dan bersyukur.

Perubahan sorot mata Nadya yang kemarin dengan sekarang sangat berbeda. Kali ini tatapannya tak lagi menusuk hati, justru menghangatkan.

"Aku kesini mau jemput kamu," Nadya melakukan ini untuk menebus kesalahannya. Dia menyesali perbuatan buruknya kemarin pada Reyhan.

Melihat senyuman Nadya kembali, semua rasa letih setelah melakukan perjalanan hilang begitu saja.

Reyhan langsung memeluk erat tubuh Nadya. Hampir saja Nadya terhuyung ke belakang saking terkejutnya. Tapi justru ia tersenyum melihat Reyhan mulai manja dengannya.

"Aku minta maaf," hanya itu yang dapat Reyhan katakan.

~

"Waktu itu pekerjaan gue penghasilannya ngga tetap. Tapi gue nekat aja langsung ngelamar Fira," ucap Farhan.

"Emang ngga bisa ditahan dulu?" Reyhan menengok ke Farhan yang berada disampingnya.

Farhan tertawa. "Ya... Gimana ya? Lu kan tau gue orangnya ngga sabaran,"

Laki-laki semacam Farhan memang tidak bisa sabar, sedari dulu sampai sekarang sifat itu melekat pada dirinya. Terlebih lagi soal cinta.

"Jadi?" Tanya Reyhan sambil menyetir.

"Jadi gue nikahin Fira pake uang seadanya. Gue nyesel buru-buru nikah tanpa nyiapin semuanya dulu. Alhasil Fira sempet menderita gara-gara gue dikeluarin dari kerjaan,"

Reyhan sempat mencurahkan isi hatinya mengenai pekerjaannya di kantor yang sedang mengalami banyak masalah.

Farhan sudah memiliki pengalaman menikah, itu sebabnya dia menanyakan hal ini pada sahabatnya.

"Gue saranin sih lu jangan keluar dari kantor yang sekarang. Penghasilannya lumayan, itung-itung bisa buat biaya kehidupan setelah nikah kan?" Sambungnya.

Benar juga. Reyhan harus bisa lebih mempersiapkan keuangan sebelum dan sesudah menikah.

~

"Jadi sekarang lu udah ngga marahan sama Reyhan lagi nih?" Rayu Fira setelah Nadya menceritakan pertemuannya dengan Reyhan di bandara tadi.

"Ihh apaan si fir," Nadya menyenggol lengan Fira dengan kencang.

Fira membungkam mulutnya menggunakan tangannya. Entah kenapa seperti ada yang ingin keluar dari mulutnya.

"Wueekk,"

Raut wajah Nadya berubah panik dan dia menyentuh pundak Fira. "Eh? Lu kenapa fir? Gara-gara gue dorong ya? Maafin gue ya fir?" Tanya Nadya yang merasa bersalah.

"Ada apa nih?" Sela Farhan dari kejauhan.

Begitu melihat Fira menutup mulut sambil memegang perutnya. Farhan dengan cekatan mengambilkan Fira air mineral.

"Sayang kamu ngga apa-apa?" Fira menjawabnya dengan gelengan kecil.

Reyhan melipat kedua tangannya di depan dada. "Bunting kali," balasnya santai. Semua orang yang mendengarnya langsung menatap Reyhan tajam.

"Lah ngga apa-apa dong? Kan kalian udah nikah,"

Mata mereka tertuju pada perut Fira yang masih datar. Rasa mual yang Fira rasakan tiba-tiba saja hilang karena tatapan mereka yang seolah menyuruhnya untuk menjelaskan semua padahal dirinya tak tahu apa-apa.

-

Alurnya keliatan kayak dipercepat ya? Memang hehe, author lagi ngambil intinya aja.
Tapi semoga kalian tetep bisa menikmati yaa

Terimakasih.

I DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang