I Do (3)

2K 148 9
                                    

Selamat membaca

Pria itu mengetuk pintu rumah sosok yang sangat dirindukannya. Hari masih pagi namun dirinya seolah tidak tahan mengulur-ulur waktu untuk bertemu.

Seorang wanita keluar membukakan pintunya dengan rambut yang masih berantakan. Matanya berkedip melihat laki-laki dihadapannya, terkejut karena ia baru saja bangun tidur.

"Reyhan?" Tanyanya memastikan.

Reyhan hanya menyeringai lebar menyambut sosok yang ditunggunya.

"Kamu ngapain pagi-pagi kesini?" Pekik Nadya.

Ia mengerutkan keningnya,"Katanya pintu rumah kamu selalu terbuka buat aku,"

"Tapi kamu kenapa ngga ngabarin aku dulu. Aku baru bangun tidur tau," ujar Nadya sambil merapihkan rambutnya.

"Baru bangun juga udah cantik kok," ucapan Reyhan berhasil membuat pipi Nadya memerah.

"Kalo gitu ayo masuk," ajak Nadya.

Mata Reyhan tak henti menatap setiap sudut-sudut rumah dengan segudang memori indah dan pahitnya.

"Rumah ini ngga berubah ya," kata Reyhan memandang kagum.

"Iya. Masih sama kayak dulu, cuman bedanya beberapa barang berubah posisi aja,"

"Aku inget banget, dulu aku jarang masuk ke rumah ini. Paling ujung-ujungnya berani cuman sampe depan pager doang," Reyhan mendudukkan tubuhnya di atas sofa.

Nadya terkekeh dan duduk di samping Reyhan.

"Itu kan dulu. Sekarang mamah udah ngga gitu kok," ucap Nadya sambil mengambil tangan Reyhan.

Diusapnya tangan yang lebih besar dan kekar itu.

Nadya membandingkan tangannya dengan tangan Reyhan,"Tangan kamu gede ya. Beda daripada tangan aku tuh liat deh,"

Reyhan tertawa mendengarnya,"Kan biar kuat gendong kamu,"

Tangan Nadya mencubit gemas perut Reyhan. Saking ramainya tawa mereka ibu Nadya pun keluar dari kamarnya.

"Waduh waduh ada pasangan yang lagi kangen-kangenan nih," ucap wanda yang seolah sedang memergoki mereka.

"Tante," seketika Reyhan langsung merapihkan kemejanya dan mencium tangan ibu Nadya.

"Apa kabar Tante?" Tanya Reyhan.

"Baik kok. Kamu sendiri gimana? Udah lama Tante ngga ngeliat kamu," wanda memegang bahu Reyhan.

"Alhamdulillah aku baik-baik aja Tan,"

"Kayaknya hatinya aja ya yang ngga baik karena pisah lama sama Nadya?" Godanya.

Reyhan melirik Nadya dan melemparkan senyumnya.

"Eh Iya Reyhan? Kamu udah makan belum? Kita makan bareng-bareng yuk, nanti Tante buatin makanan dulu,"

"Kalo aku aja yang masak gimana Tante?" Tawar Reyhan dengan sopan.

"Kamu bisa masak?" Tanya ibu Nadya.

Nadya menggandeng tangan Reyhan dan menatapnya,"Emm bisa banget, mah. Reyhan jagonya,"

Reyhan beranjak ke dapur dan menyiapkan alat dan bahan untuk memasak.

Sementara Nadya dan juga ibunya menunggu di meja makan.

Dengan segala kemampuannya Reyhan mengaduk adonan tepung, mentega, telur, ragi dan bahan lainnya menggunakan sendok kayu.

Sampai adonan tersebut dicetak dan dipanggang. Akhirnya makanan yang Reyhan buat sudah siap untuk disantap.

Reyhan membawa masakan buatannya dengan percaya diri ke meja makan.

"Silahkan dinikmati," Reyhan sedikit membungkukkan badannya dan duduk disebelah Nadya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Silahkan dinikmati," Reyhan sedikit membungkukkan badannya dan duduk disebelah Nadya.

"Ih sombong kamu," ucap Nadya memukul lengan Reyhan.

"Ini apa Reyhan?" Wanda menunjuk hidangan tersebut.

"Ini stroopwafel Tante, makanan khas dari Belanda. Aku sering bikin disana," jelasnya.

Makanan itu terlihat menggoda karena tengahnya dilumuri oleh sirup maple.

Setelah mencoba masakan yang Reyhan buat, dari raut wajahnya mereka kelihatan sangat menikmati.

"Gimana Nadya? Tante?" Kata Reyhan yang melirik ibu dan anak itu.

"Enak banget. Kamu laki-laki tapi pinter ya masaknya," puji wanda.

"Engga kok Tante. Aku cuman sering liat bunda masak aja," jawab Reyhan.

"Kayaknya aku harus belajar banyak dari kamu," ujar Nadya yang merasa minder.

"Dengan senang hati, kapanpun boleh kok," ucap Reyhan sembari tangannya menghapus sisa sirup maple disudut bibir Nadya.

Ruangan tersebut kini lebih ramai daripada biasanya, seperti bertambah satu anggota keluarga baru.

Kehangatan menyelimutinya, setelah sekian lama mereka tidak berjumpa dan bercengkrama.

~

Terimakasih yang sudah membaca
Maaf jika ada kesalahan kata/bahasa
See you👋🏻

I DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang