3. Perhatian Dikit.

806 132 1
                                    

🔊. Tulus - Sepatu

🚲🚲🚲

Di pagi yang cerah dengan suara burung-burung yang saling bersautan seolah sedang berlomba mengeluarkan suara terindah nya, gadis bernama Jihyo Saphira terbangun kala alarm nya berbunyi pukul 5.30. Ia pun mencuci mukanya dan berganti pakaian untuk melakukan rutinitas paginya, yaitu lari pagi sebelum berangkat ke sekolah.

Setelah lari pagi, gadis itu mandi kemudian sarapan, "Mbak, Mama belum pulang, ya?" Tanya nya pada seorang perempuan paruh baya yang sudah mengurusnya sejak masih di sekolah dasar.

"Belum, non. Kan lagi sibuk ngurus pekerjaan nya di Singapore" Balasnya sambil menuangkan susu ke gelas Jihyo.

Jihyo hanya tersenyum samar, ini sudah menjadi kebiasaan nya, hidup sendirian sejak dulu, dimana mamanya sibuk bekerja dan dia hanya berdua dengan Mbak Sri.

"Aku berangkat sekarang aja, Mbak" Kata Jihyo lalu membereskan buku yang sempat ia baca di sela-sela sarapan nya.

"Loh, ini belum habis, non"

"Aku udah telat, Mbak. Aku mau ketemu OSIS buat ambil formulir untuk pendaftaran calon ketua OSIS yang baru"

"Non, daftar juga toh. Bagus deh, Mbak dukung Non Jihyo!" Katanya sambil menunjukan kedua jempol tangan nya pada Jihyo, sedangkan Jihyo hanya tersenyum.

Jihyo pun segera keluar dari rumah setelah berpamitan dengan Mbak Sri, kebiasaan Jihyo adalah menggunakan transportasi umum, baginya itu sangat menyenangkan, padahal mama nya sudah membelikan dia mobil untuk dipakai ke sekolah, namun Jihyo tidak ingin memakainya.

Jihyo memilih menggunakan bus untuk mengantarnya hari ini ke sekolah, keadaan bus lumayan ramai, tetapi tidak membuatnya berhenti untuk menggunakan nya, pemerintah memberikan transportasi yang murah, kenapa tidak dipakai, lagi pula ini bisa mengatasi kemacetan di ibukota.

Jihyo turun dari Bus, kemudian berjalan sedikit untuk sampai ke sekolahnya. Banyak sekali agenda yang harus ia lakukan hari ini, sebagai seorang yang selalu menaati aturan dan terjadwal dalam segala hal, tentu ia harus melakukan setiap hal yang sudah direncanakan sejak kemarin, agar harinya tersusun dengan baik.

Saat berjalan di Koridor banyak siswa-siswi yang menyapa nya, mungkin karena Jihyo sangat terkenal di sekolah Tunas Harapan, siapa yang tidak mengenalnya. Wanita cantik dan juga pintar, tetapi jangan melupakan status Jihyo, yaitu gebetan Tzuyu. Yang katanya cinta matinya Tzuyu.

"Minggir-minggir, gue mau ketemu Ayang gue!" Kata seseorang yang berteriak sambil berlari memecah kerumunan para murid yang sedang berjalan demi mengejar gadis impian nya.

Hingga seseorang itu berhasil menyamakan langkahnya dengan sang gadis impian nya, ia memberikan senyuman terindah nya pada Jihyo.

"Pagi, Ay!" Sapa seseorang itu, yang tak lain adalah Tzuyu Alexio Wicaksono. Sang pejuang cintanya Jihyo.

Sedangkan Jihyo hanya mendelik kesal dengan kehadiran orang disampingnya.

"Kamu udah sarapan belum?" Tanya nya, dan Jihyo hanya diam saja.

"Kalau belum kita ke kantin, yuk sekarang" Katanya lagi.

"Gue buru-buru, mendingan lo pergi deh ke kelas lo, ngapain sih ngikutin gue terus" Kata Jihyo dengan nada tajamnya, tetapi perkataan Jihyo yang ketus tak membuat Tzuyu melemah begitu saja, justru ia terus tersenyum seperti biasa.

"Kamu mau ngapain sih, buru-buru banget"

"Bukan urusan lo!" Meladeni Tzuyu keterusan bisa membuat Mood nya hancur, lebih baik dirinya berjalan lebih cepat agar bisa sampai ke kelasnya.

"Ay, jangan cepet-cepet jalan nya, nanti jatuh, loh" Teriak manusia alien, yaitu Tzuyu.

🚲🚲🚲

Kecerobohan yang dialami Tzuyu tidak hanya terjadi kemarin, tetapi juga terjadi hari ini. Dirinya yang ceroboh membuatnya lagi-lagi harus terkena masalah oleh salah seorang guru kebanggan Tunas Harapan, guru matematika. Tzuyu lupa membawa PR nya, yang padahal sudah ia kerjakan bersama kedua sahabatnya itu. Mau tidak mau, Tzuyu harus keluar dari kelas dan tak boleh mengikuti mata pelajaran nya untuk hari ini dan sudah dipastikan tinta merah akan mengisi daftar nilainya.

Disaat sedang bersandar di luar kelas nya, Tzuyu tak sengaja menangkap sosok tercinta nya yang secara kebetulan sedang berjalan melewati kelasnya.

"Ay!" Panggilnya.

"Lo ngapain di depan kelas?, pasti lo buat ulah lagi kan?" Tebak Jihyo yang sudah tahu alasan Tzuyu berdiri di depan kelas.

"Enggak sengaja, Ay" Tzuyu menyengir lebar, merasa malu di hadapan orang yang ia sukai.

"Kebiasaan banget sih, lo. Gimana lo bisa lulus kalau kelakuan lo aja gak diubah" Bukan nya kesal karena dimarahi sama orang lain, Tzuyu justru merasa bangga dimarahi oleh Jihyo. Suatu kemajuan.

"Aku seneng deh di marahin sama kamu gini, makasih loh Ay udah perhatian sama aku, aku janji habis ini bakal lebih giat belajar lagi," Tzuyu menampilkan dimple nya seolah sedang menggoda Jihyo.

Tak mau menanggapi lagi, Jihyo pun segera berjalan menuju tujuan nya, menanggapi manusia alien tidak akan pernah ada habis nya.

"Ay, mau kemana?, tunggu dong, kamu gak mau ngasih semangat buat aku, biar hukuman nya lebih berwarna, haha!" Ada-ada saja Tzuyu itu.

🚲🚲🚲

Seorang lelaki tinggi dengan kulit putih serta rambut bewarna kecoklatan sedang asik mengayunkan bola nya yang terus memantul, sesekali ia melemparnya ke ring basket.

"Jeongyeon!" Panggilan itu, membuat si pria menoleh ke sumber suara.

"Kamu dari tadi aku cariin juga" Kata seorang wanita bergigi kelinci yang tadi memanggilnya. Seolah acuh Jeongyeon justru melanjutkan permainan nya dengan bola berwarna orange itu.

"Kamu kenapa sih?, dari kemarin cuekin aku terus!" Kata wanita itu lagi.

"Kalau ada masalah bilang dong sama aku, jangan tiba-tiba diemin aku kaya gini"

"Jeongyeon!!" Kata wanita itu lagi dengan nada tinggi, yang membuat pria itu menatap tajam wanita tersebut.

"Mending kamu ke kelas sekarang, kamu ada guru kan?," Akhirnya si pria bernama Jeongyeon itu mengeluarkan suaranya.

"Aku gak akan pergi, sampai kamu jelasin alasan kamu kaya gini itu apa?, chat aku gak pernah dibalas, kamu berubah tau gak!, atau jangan-jangan kamu suka sama cewek lain, ya?!" Jeongyeon membanting bola basket itu dengan keras hingga membuat wanita itu tersentak kaget.

"Nayeon!, kamu apa-apaan sih!, kamu yang berubah bukan aku!, ini yang aku gak suka dari kamu, selalu nuduh aku yang macem-macem. Udah deh, aku lagi gak pengen berantem, mending kamu balik ke kelas"

"Kamu berubah, Jeong" Wanita yang dipanggil Nayeon itu akhirnya pergi dari area lapangan dengan keadaan yang sangat sakit hatinya.

🚲🚲🚲

Ada Couple baru nih, wkwkw.

Jangan lupa untuk Vote dan Comment kesan kalian terhadap cerita ini.

-CaCa-

Chasing You | JITZU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang