29. Gak Cemburu.

589 124 20
                                    

🎵. Mengagumimu dari Jauh - Tulus. 🎵

🚲🚲🚲

Konsentrasi Jihyo selalu teralihkan dari buku-buku yang ada di hadapan nya, biasanya ia akan tenang membaca atau berusaha memecahkan soal-soal di malam hari ini, namun tidak untuk kali ini. Hatinya mendadak gelisah mengingat apa yang seharusnya tak menjadi pikiran untuknya.

"Sialan!" Umpat Jihyo sambil membanting pena miliknya.

Pikiran nya melayang ke mana-mana, ia selalu memikirkan wanita yang baru ia jumpai hari ini sedang dinner bersama pria yang terus mengusik hari-harinya.

Ia sendiri bingung tentang apa yang terjadi pada dirinya. Tiba-tiba handphone miliknya berbunyi dan menampilkan sosok pria yang sedari tadi ada di pikiran nya.

Jihyo menghela nafasnya. Ini bukan waktu yang tepat untuk pria itu menghubungi dirinya, tak mau menerka-nerka terlalu lama, Jihyo pun mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Ya!" Jawab Jihyo dengan ketus.

"Aduh! Galak banget kamu. Lagi PMS ya?"

"Gak usah basa-basi, gue sibuk."

"Iya-iya. Maaf deh. Kamu keluar dong, aku ada di depan rumah kamu nih." Jihyo mengerutkan keningnya, Tzuyu pasti hanya bercanda. Jelas-jelas Tzuyu sedang dinner dengan mantan nya itu.

"Gak usah bohong deh! Lo kan lagi dinner sama mantan lo itu."

"Mantan? Mantan siapa, Ay?"

"Lo gak usah sok pura-pura gak tau deh. Gue sibuk dan lebih baik lo urusin aja cewek lo itu."

"Tunggu-tunggu, Ay. Aku gak ngerti siapa yang kamu maksud, tapi aku beneran ada di depan rumah kamu sekarang. Kalau gak percaya kamu bisa lihat dari jendela kamar kamu."

Jihyo pun berjalan ke arah jendela dan membuka gorden kamarnya. Dan benar saja, ia melihat Tzuyu sedang melambai dibawah ke arahnya.

"Benar kan, aku ada di depan rumah kamu."

"Lo gak jadi Dinner sama Irene?"

"Dinner?, dinner apaan. Orang terakhir kali ketemu sama Irene juga di sekolah tadi. Kamu– lagi cemburu ya, Ay?" Tebak Tzuyu sambil senyum-senyum tidak jelas.

"Cemburu?! Gak banget ya!"

"Coba kamu keluar, aku gak percaya kalo kamu gak cemburu."

"Oke!" Tantang Jihyo. Lalu Jihyo turun ke bawah untuk menemui Tzuyu.

Tzuyu nampak tersenyum sumringah melihat kehadiran Jihyo. "Oh, ini yang cemburu ya?" Ledek Tzuyu.

"Gue gak cemburu." Bantah Jihyo.

"Oke-oke." Tzuyu mengalah daripada Jihyo semakin badmood karenanya, walau di lubuk hati paling dalam Tzuyu tahu kalau Jihyo sedang cemburu padanya.

"Lo mau ngapain kesini?"

"Kangen sama kamu." Jihyo memutar bola matanya malas. "Gak penting banget, gue mau masuk aja."

Jihyo yang hendak masuk ke dalam rumah nya di halangi oleh Tzuyu. "Tunggu-tunggu, aku cuman mau nanya soal pertanyaan aku waktu itu ke kamu. Kira-kira sekarang udah ada jawaban nya belum?"

"Belum."

"Yahh. Kok belum ada sih, Ay. Aku penasaran, jawab sekarang bisa gak?"

"Kok lo maksa sih. Emangnya pertanyaan lo itu ada deadline nya?"

"Ya, gak ada sih. Cinta aku ke kamu aja gak ada deadline nya." Tzuyu tersenyum.

"Untuk sekarang belum ada jawaban apapun."

"Oke. Aku akan nunggu kamu sampai kamu siap, Ay. Karena aku percaya takdir." Tzuyu tersenyum penuh makna.

🚲🚲🚲

Setelah kejadian perkelahian dirinya dengan kakak tirinya, kini keduanya mendapatkan sanksi untuk melakukan kebaktian terhadap sekolah. 30 menit sebelum jam pelajaran dimulai, keduanya harus bersih-bersih sesuai jadwal selama dua minggu penuh.

Seperti sekarang ini, keduanya sedang mengepel lapangan indoor dengan asal. Ya, mereka berdua terlalu malas melakukan nya.

"Ck," Kai berdecak kesal, ketika harus di pasangkan dengan adik tiri yang sangat ia benci.

"Kalo lo gak mau ngerjain, yaudah. Biar gue yang ngerjain semuanya." Ucap Tzuyu sambil terus melakukan aktivitas nya.

"Gak usah sok jadi yang paling tersakiti deh!" Kata Kai dengan nada tinggi.

"Gue gak ngerti sama jalan pikiran lo, sejak awal gue dateng ke rumah lo, gue udah berusaha bersikap sebaik mungkin dan juga berusaha menghargai lo atau pun bokap lo. Tapi kalian berdua gak pernah nganggap gue sedikit pun." Tzuyu pun menatap Kai dengan penuh emosi.

"Haha, lo mau di anggap? Belum cukup lo ngerusak keluarga gue!" Kai tertawa remeh.

"Gue juga gak minta di lahirin! Gue gak pernah minta apapun sama bokap lu, gue juga benci sama diri gue sendiri. Gue gak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua gue. Apa itu belum cukup dari semua penderitaan yang gue alami?, apa gue harus merasa bersalah atas apa yang gak pernah gue lakuin?"

"Brengsek lo!" Kai menarik kerah baju Tzuyu, niat untuk memukul Tzuyu pun tidak terjadi karena guru yang mengawasi mereka berteriak.

"F*ck!" Teriak Kai.

🚲🚲🚲

"Jadi gimana?" Tanya Mina pada Jihyo yang tengah asik membaca buku di sela jam kosong.

"Gimana apanya?" Jihyo bertanya balik pada sahabatnya itu.

"Lo sama Tzuyu. Irene itu beneran mantan nya Tzuyu?" Jihyo menaikkan bahu nya.

"Gila ya tuh cewek, gak punya malu banget. Masa ngaku-ngaku mantan nya Tzuyu." Celetuk Sana yang tiba-tiba ikut berbincang di pertengahan mereka.

"Mungkin memang mantan nya Tzuyu." Jawab Jihyo.

"Gue udah tanya langsung sama Tzuyu, katanya emang mereka kenal udah lama– banyak nya ngira mereka pacaran, dan Tzuyu nge-iyain aja dulu karena masih bocah."  Jelas Sana.

Entah mengapa di lubuk hati Jihyo yang paling dalam ada perasaan senang setelah mengetahui fakta yang sesungguhnya tentang wanita bernama Irene, walau info dari Sana belum benar-benar jelas tapi hatinya sudah sedikit tenang.

"Lo kenapa senyum-senyum, Ji?" Heran Mina karena melihat Jihyo yang melamun dengan senyuman tipis di wajahnya.

"Jangan-jangan lo udah suka beneran sama Tzuyu–" Jihyo membalakkan matanya.

🚲🚲🚲

Hihi, jadi bingung sama ending nya.

Kalian mau happy or sad ending?

Jangan lupa untuk vote & comment kesan kalian terhadap cerita ini.

-CaCa-

Chasing You | JITZU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang