13. Siapa Dia.

563 116 12
                                    

🎵. Monolog - Pamungkas. 🎵

🚲🚲🚲

Jihyo dan kedua sahabatnya sedang berada di kantin sekarang, karena memang waktu sudah menunjukkan istirahat. Keadaan kantin benar-benar ramai, rata-rata terisi oleh kaum adam yang sedang berkumpul sambil bercerita dengan tawa yang keras, sebagian lagi di isi oleh kaum hawa walau tidak banyak yang makan di kantin, mereka lebih memilih untuk membawa jajanan mereka ke kelas.

Jihyo sendiri lebih sering makan di kantin karena menaati aturan yang tertera untuk tidak makan di kelas, begitulah orang pintar sangar cerdas dalam hal apapun. Ya, anggap saja yang lain masih kurang cerdas.

Jihyo memilih menu Batagor hari ini, Mina memilih Bubur Ayam, sedangkan Sana memilih Mie ayam.

"Min, lo lagi sakit apa? Makan nya bubur. Apa jangan-jangan gigi lo palsu, makanya gak bisa makan makanan yang berbentuk. Dasar, nenek-nenek." Kata Sana.

"Dari pada lo, Mie terussss. Itu usus pasti udah melar banget, tinggal masuk IGD aja tuh." Sindir balik Mina yang langsung di plototin oleh Sana.

"Anjir, kalo ngomong lo ya!" Jihyo hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua sahabat nya bertengkar.

Ada perasaan aneh pada diri Jihyo saat ini, ia merasakan suasana aman dan damai saat makan pada jam istirahat kali ini. Ini sungguh tidak biasa. Tidak seperti biasanya, selalu ada yang menganggu nya.

"Eh, by the way... Si Tzuyu dimana ya? Tumben amat gak ganggu kita makan." Celetuk Sana, kepalanya memutar mencari sosok pria jakung itu di sekitar kantin, namun hasilnya nihil.

Ah, Jihyo paham. Perasaan aneh itu adalah karena Tzuyu, biasanya pria itu tidak pernah absen dari kegiatan rutin nya, namun di jam istirahat kali ini pria itu tidak memunculkan batang hidungnya.

"Lagi dihukum kali, lo gak liat gimana aksi tengil dia tadi di kelas kita. Memalukan banget." Balas Mina.

"Ihh, kaya gitu memalukan darimana coba?, itu sweet kali." Kata Sana.

"Teman lo, gak beres tuh." Bisik Mina pada Jihyo.

Jihyo hanya menanggapi dengan ketawa kecil.

Tzuyu dihukum?, tapi kenapa ia tidak melihat nya. Tzuyu pasti akan melanggar hukuman nya sendiri demi melihat Jihyo tapi kali ini ia tidak ada. Entah mengapa Jihyo sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Tzuyu.

Perasaan aneh ini tidak hilang sedari tadi, mengapa juga Jihyo jadi memikirkan Tzuyu.

Lupakan.

🚲🚲🚲

Sejak aksi Tzuyu dikelas tadi, Jihyo tidak bertemu dengan Tzuyu seharian di sekolah. Tidak seperti biasanya Tzuyu menghilang seperti ini. Tapi, toh ada bagusnya bagi Jihyo, bahwa hari ini tidak ada alien yang menganggu nya.

"Assalamu'alaikum!" Teriak seorang lelaki dari luar pagar rumah Jihyo.

Jihyo tidak tahu menahu, rumahnya jarang sekali kedatangan tamu. Malah hampir tidak pernah ada, yang ada hanyalah kurir paket atau entah orang yang salah alamat.

"Non, ada pacar Non dibawah." Ucap Mbak Sri pada Jihyo.

"Pacar?"

"Iya. Yang waktu itu pernah nganter Non."

"Ya ampun, mbak. Itu bukan pacar saya, jangan pernah sebut dia sebagai pacar saya, karena memang dia bukan pacar saya." Ucap Jihyo dengan dingin.

"Maaf, mbak." Jihyo pun langsung keluar menuju depan rumahnya untuk menemui orang yang mengaku sebagai pacarnya. Siapa lagi kalau bukan, Tzuyu.

Baru saja Jihyo senang karena tidak ada yang mengganggu harinya, tapi ternyata harinya tidak berjalan begitu mulus.

"Mau apa lo kesini?" Tanya Jihyo ketus.

"Aduh, Ay. Galak banget. Tujuan aku kesini cuman satu, ingin ketemu kamu." Ucap Tzuyu dengan tingkah absurd nya.

"Yaudah, udah ketemu kan sekarang."

"Iya sih, tapi kan aku juga ingin ngobrol sama kamu, Ay."

"Gue gak ada waktu."

"Yahh, Ay. Aku kan kangen ingin ketemu kamu... Seharian ini aku kan cuman ketemu kamu sekali doang. Kamu gimana hari ini?"

"Mending lo pulang deh, dan satu lagi jangan pernah ngaku-ngaku sebagai pacar gue!"

"Loh, aku kan emang pacar kamu suatu saat nanti. Jadi gak papa dong, aku perkenalkan diri sebagai pacar kamu."

"Ke-Pd an gila, lo" Tzuyu terkekeh.

"Yaudah, kalau gitu aku pamit pulang ya. Oh, iya aku juga beliin kamu martabak manis rasa kacang -cokelat. Dimakan ya, Ay. Daa~" Belum sempat menolak, Tzuyu sudah masuk ke dalam mobilnya lalu melajukan mobilnya meninggalkan rumah Jihyo.

Mau tak mau, Jihyo membawa masuk martabak tersebut ke dalam rumahnya.

🚲🚲🚲

Mobil SUV-Putih memasuki rumah besar bercat putih-cokelat. Itu adalah tempat tinggal Tzuyu dan juga mobil miliknya hadiah ulang tahun dari ibunya.

Tzuyu keluar dari dalam mobil setelah memarkirkan mobilnya, ia melihat ada sebuah motor sport besar bewarna merah yang tentu ia sangat tahu, siapa pemilik dari motor tersebut.

Ia pun masuk ke dalam rumahnya, ketika baru sampai ruang tamu, Tzuyu berpas-pasan dengan seorang pemilik motor besar itu.

"Loh, kak mau kemana lagi?" Tanya Tzuyu pada orang itu.

Yang ditanya justru hanya menatap sinis Tzuyu.

"Jangan pernah ngomong sama gue." Katanya dengan penuh amarah, lalu pergi keluar dari rumah.

Tzuyu menghela nafas panjang, sudah biasa ia perlakukan seperti itu.

"Mau kemana lagi kamu?!" Suara berat dari pria berumur bertanya pada sosok orang tersebut.

"Bukan urusan lo!" Balasnya.

"Anak kurang ajar! Masuk kedalam sekarang!" Bentak pria paruh baya itu.

Tzuyu hanya bisa diam menyaksikan anak dan ayah itu bertengkar. Dia adalah  pemilik yayasan sekolah Tunas Harapan dan satunya lagi adalah Kai, si pembuat onar di sekolah.

"Gue gak akan pulang sampai dia pergi dari sini!" Kata Kai sambil menunjuk Tzuyu, lalu akhirnya benar-benar pergi dari rumah dengan motornya.

"Hei!" Teriak pria tersebut.

"Selamat malam, ayah." Sapa Tzuyu pada pria paruh baya itu.

Pemilik yayasan tersebut menatap Tzuyu sejenak, lalu dia masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu.

🚲🚲🚲

Cerita ini jadinya kaya gimana nih??

Wkwkwk.

Jangan lupa vote dan comment kesan kalian terhadap cerita ini.

-Ca-Ca-

Chasing You | JITZU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang