33. Tidak Ada Akhir.

653 124 18
                                    

🎵. Hati-Hati di Jalan - Tulus. 🎵

🚲🚲🚲

Mungkin Jihyo tidak pernah menyangka bahwa ia harus memiliki pertemuan terakhir dengan sosok yang tak pernah terpikirkan olehnya yang ternyata telah mengisi hatinya. Ia juga tidak menyangka bahwa ia harus berlarian mengejar waktu untuk melihat sosok itu yang pergi meninggalkan dirinya begitu saja.

"Maaf." Gumam Jihyo pada orang-orang yang tak sengaja ia tabrak karena langkah nya yang terlalu terburu-buru.

Jantung nya begitu berdebar, ia begitu takut. Takut tak menemukan sosok itu.

Ya. Sosok yang dimaksud adalah Tzuyu. Surat yang diberikan oleh Jali pada Jihyo adalah surat perpisahan dari Tzuyu yang akan pergi meninggalkan tanah air dan melanjutkan perjuangan nya di negri eropa. Tzuyu sudah memikirkan banyak hal sebelum memutuskan untuk pergi- alasan besar nya adalah karena dirinya tidak ingin menganggu orang lain lagi. Seperti kedua orang tua nya, Kai, dan Jihyo. Ia baru menyadari nya bahwa selama ini kehadiran nya tanpa sadar telah menganggu orang-orang disekitarnya, ia tidak ingin menjadi benalu untuk mereka.

Maka dari itu ia memutuskan untuk pergi, agar orang lain tidak merasa diganggu olehnya dan bisa tenang tanpa kehadiran nya.

Jihyo berlarian di bandara mencoba mencari sosok itu, begitu frustasi dirinya karena tak kunjung menemukan nya. Terlebih lagi saat ia membaca papan keberangkatan pesawat yang menyatakan pesawat menuju Swiss sudah berangkat.

"Gimana ini." Lirih Jihyo karena tak berhasil menemukan Tzuyu. Sebenarnya Jihyo tidak datang sendirian ke bandara, melainkan bersama kedua sahabatnya yang menemani.

Mina dan Sana ikut berlarian mengejar Jihyo yang sangat cepat menjelajahi terminal keberangkatan untuk mencari Tzuyu.

"Gimana ini Mina gue gak nemu Tzuyu." Ada ekspresi kepanikan dalam wajah Jihyo, bahkan matanya sudah memerah siap untuk menumpahkan air dari sana.

"Lo tenang dulu, pasti ketemu kok. Walaupun gak ketemu, kita masih bisa hubungin dia, oke? Lo gak perlu takut." Mina memegang kedua bahu Jihyo untuk menenangkan nya.

"Gue nyesel! Gue menyesal sama apa yang terjadi, gue sayang sama dia, Na. Gue gak mau dia pergi." Ungkap Jihyo dengan penuh rasa penyesalan, kini kedua matanya sudah meneteskan air mata.

"Jihyo! Ada Tzuyu." Teriak Sana karena ia berhasil membawa Tzuyu ke sahabatnya itu. Jihyo pun mendongak dan melihat sosok pria yang ia tangisi sedang berdiri tak jauh darinya dengan menatap nya penuh arti. Tzuyu mendengar ungkapan hati Jihyo.

Jihyo mendekat ke arah dimana Tzuyu berdiri disana, "Lo mau kemana?" Tanya Jihyo dengan tatapan mata yang lekat.

"Kamu kenapa bisa ada disini, Ay?" Tanya balik Tzuyu. "Mungkin gue udah gila, ngejar lo sampai kesini— tapi bisa gak? lo gak pergi." Kata Jihyo.

"Ay-"

"Gue gak mau lo pergi, Tzuyu. Mungkin gue egois karena selama ini gue gak pernah perduli sama perasaan lo ke gue, tapi akhirnya gue sadar, bahwa gue gak ingin lo pergi jauh dari gue. Maaf atas semua sikap gue selama ini ke lo." Tzuyu tertegun sesaat, hingga suara dari maskapai penerbangan membuat Tzuyu harus segera mengakhiri percakapan nya dengan Jihyo.

"Aku cuman gak mau ngebuat orang lain jadi susah karena aku, aku juga baru sadar bahwa selama ini kehadiran aku selalu bikin orang lain gak nyaman, terlebih lagi aku selalu maksa kamu buat nerima perasaan aku, aku salah dan sekarang aku gak ingin ngebuat orang disekitar aku gak nyaman karena sikapku, maka dari itu aku harus pergi."

"Gue gak ingin lo pergi!" Rengek Jihyo.

"Ay– kamu ingat kan ucapan aku kemarin, bahwa cinta aku ke kamu itu gak ada deadline nya, jadi apapun yang terjadi ke depan nya nanti, kamu selalu punya ruang dihati aku." Tzuyu tersenyum manis berusaha menenangkan Jihyo.

"Can i hug you?" Tanya Tzuyu dan diangguki olehnya.

Tzuyu memeluk Jihyo yang kemungkinan untuk terakhir kalinya, soal takdir ke depan nya entahlah, belum ada yang tahu soal itu.

"Kamu baik-baik disini, selalu jaga kesehatan, jangan lupa makan dan minum air putih." Lagi-lagi Tzuyu tersenyum usai pelukan perpisahan mereka.

"Lo juga. Hati-hati di jalan."

Itu adalah perpisahan yang sangat menyulitkan untuk keduanya, Tzuyu yang terpaksa untuk pergi menjauh dari orang-orang disekitar nya dan Jihyo yang harus menunggu ungkapan cinta dari dalam dirinya kepada orang yang ia sayangi. Mungkin memang begini takdir perjalanan cinta semasa remaja, terlihat sederhana tapi sulit pada kenyataan nya.

Jika kalian pikir perjuangan Tzuyu selama ini sia-sia, itu salah. Pada nyata nya feedback yang dialami Jihyo sangat fantastis akan kehidupan nya, kehadiran Tzuyu membuatnya mengerti akan cinta yang sebenarnya. Terkesan klise, tetapi berhasil membuatnya takluk pada sosok itu.

Lalu bagaimana dengan Tzuyu? Ia tidak pernah menyesal karena telah menghabiskan masa SMA nya dengan mengejar Jihyo, karena ia tahu betul bahwa Jihyo adalah takdir dari akhir romansa nya alias calon ibu dari anak-anak nya.

Hanya Dewa Cinta yang paham akan perasaan mereka satu sama lain.

This story ends, but their story never ends

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This story ends, but their story never ends.

-CaCa-

Chasing You | JITZU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang