Hati dan pikiran Tzuyu tak dapat sinkron di dalam waktu yang sama. Hatinya seolah tertusuk pisau puluhan kali, ini baru pertama kali bagi Tzuyu merasakan harapan yang sia-sia. Seolah hidupnya selalu harus bahagia selamanya, walau pada nyatanya hidup tidak selamanya bahagia.
Di atap terbuka Tunas Harapan, Tzuyu terduduk tenang sambil matanya menatap ke arah depan dengan kosong.
Ia mencoba tersenyum, walau kenyataan nya semua nampak tak baik-baik saja.
Setelah berhasil menenangkan dirinya, Tzuyu kemudian turun ke bawah untuk kembali ke kelas, yang ternyata sudah bel pulang sekolah.
"Tzu, lo di panggil sama bu Tuti."
"Oke, makasih." Jawab Tzuyu, lalu langsung menuju ke ruang guru, dimana bu Tuti berada.
Saat sampai disana, bu Tuti langsung menceramahi Tzuyu karena ketidakhadiran nya di kelas pada jam pelajaran berlangsung tadi.
"Kamu mau sampai kapan begini terus, Tzuyu. Lihat nilai kamu turun semua, gak ada yang bagus satupun. Tahun depan kamu udah kelas tiga, harus banyak berubah, jangan main-main terus."
"Pokoknya saya mau, nilai kamu harus naik. Saya akan suruh Shuahua untuk bantu kamu belajar. Ngerti?"
"Iya, bu. Makasih. Saya permisi dulu." Tzuyu langsung berjalan keluar ruangan.
Tzuyu langsung ke kelas mengambil tas nya yang ternyata sudah tidak ada, pasti dibawa oleh kedua teman nya itu. Ia kemudian langsung menuju parkiran untuk pulang.
Ia menjalankan mobil tanpa mempedulikan orang yang selama ini ia kejar. Ia mengabaikan orang yang sudah membuat patah hati hari ini.
🚲🚲🚲
"Tumben lo makan siang bareng kita, biasanya nge-bucin lo." Celetuk Dahyun pada salah satu sahabatnya itu.
"Gak papa. Gue kan pengen deket sama kalian. Kangen."
"Idih, waras lo Tzu!" Tzuyu tertawa.
"Gue mau mie ayam dong. Laper nih."
"Ya, pesen sana."
"Pesenin dong, Chae."
"Anjir!, emang ya temen sama bansur gak jauh beda." Walau kesal Chaeyoung tetap saja bangkit dan menuju tukang mie ayam.
"Makasih, Chae. Punya lo gue makan ya, nanti lo makan punya gue."
"Bangcutt!" Dahyun tertawa melihat Chaeyoung yang darah tinggi akan sikap Tzuyu.
"Lo gak rapat OSIS, Tzu?" Tzuyu menggeleng.
"Kenapa? Di usir ya lo sama Jihyo." Ucap Dahyun sambil tertawa.
"Kayaknya gue harus jaga jarak sama Jihyo."
"Uhuk! Uhuk!" Dahyun tersedak karena tidak menyangka akan mendengar jawaban seperti itu dari sahabatnya.
"Serius lo?!"
"Iya. Kayaknya gue terlalu maksa dia, tanpa sadar gue udah buat dia gak nyaman."
"Tunggu-tunggu, maksud nya gimana sih?, lo udah gak suka sama Jihyo?!"
"Enggak gitu. Gue masih suka banget sama dia, tapi kayaknya kemarin-kemarin gue terlalu berlebihan aja ngejar Jihyo. Jadi, ya untuk sekarang gue pengen jaga jarak dulu sama dia."
"Yakin lo bisa?"
"Enggak. Ini aja dari tadi gue udah gak kuat pengen nyamperin dia. Hahaha."
"Anjir lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You | JITZU ✅
FanfictionBagi Tzuyu, mencintai Jihyo adalah hal terindah dalam hidupnya dan mengejar Jihyo adalah kebiasaan yang tidak akan pernah hilang dari hidupnya. Tingkah konyol Tzuyu, jika dipadukan dengan Jihyo yang pintar dan tegas, mungkin akan menimbulkan kontrov...