part 37

21 1 0
                                    


Sudah ada Ibra dan Haura bersama Yasmin begitupun Afa yang tengah duduk menyilang kaki di sebuah restoran malam.

"Baiklah semua... Maafkan aku telah mengganggu waktu kalian malam-malam begini. Terkhusus Ibra yang rela jauh-jauh datang kemari demi memenuhi permintaanku. " Sapa Afa Ramah pada semua yang tengah menemaninya malam ini.

"Tunggu dulu... Sebetulnya, kau ini siapa? Kok ada Yasmin juga disini dan kenapa kau bilang semua ini ada sangkut pautnya dengan Nia??"

Jujur saja, Ibra tak begitu mengerti akan maksud pria berpostur tinggi putih didepannya yang sengaja megundangnya untuk makan bersama. Tapi entah karena apa juga ia mau saja datang menuruti kemauannya.

"Hmm... Kau kenal Ryan?? "

"Ryan?? "

Haura teringat pada cerita Ibra. Mengenai seorang pria bernama Ryan dan adiknya yang menemuinya di cafe tempo hari.

"Ohh.. Ryan yang pernah kakak ceritakan padaku waktu itu kan?? "

Ibra mengingatnya. Iya..

"Aku temannya. Kami kawan dekat selama bekerja.. "

"Lalu apa hubungannya denganku?? " Ibra masih tak paham.

"Yasmin yang akan menjelaskannya.. "

Tanpa babibu, Yasmin segera melaksanakan apa yang telah Afa minta kan padanya. Mengenai Nia, Ibra dan Razi.

"Awalnya Nia tak pernah sedikitpun menyinggung tentang kedekatan kalian padaku. Tapi setelah aku merasa ada perubahan yang begitu aneh terhadap sikap Nia aku mulai penasaran untuk menanyakannya." Dengan ramah Yasmin mulai bercerita tanpa diminta.

"Perubahan sikap??" Tanya Ibra penasaran

"Iya betul kak...hampir setiap hari dia melamun. Pas ditanya jawabnya gak papa. Padahal kan jelas banget dia tengah dirundung masalah. Yang kutahu Nia happy selalu orangnya."

Semuanya fokus mendengarkan.

"Sampai suatu hari dia benar-benar tumbang, dan akhirnya mau menceritakan semuanya padaku. Dia mengakui bahwa ada seorang pria yang telah melamarnya dan antara mereka sudah ada janji untuk saling menunggu. Tapi sayangnya pria itu tak pernah menghubunginya, memberinya kabar akan kepastian. Dia galau setiap hari.."

"Astagfirullah....maafkan aku Ni..."

"Setiap hari dia menceritakan kebaikan-kebaikan dan segala tentang kak Ibra padaku tanpa bosan. Bahkan tentang masa depan pernikahan impiannya dengan kakak. Nia benar-benar telah merancangnya dengan apik. Dari tempat, pakaian yang akan dipakai hingga siapa saja tamu yang akan mendatangi resepsi pernikahannya dengan kakak. Dan yang kutahu, Nia telah mengunci kakak dihatinya. Terbukti dengan kesetiaannnya. Banyak pria yang mendekatinya mengajaknya menikah, dari bapak dosen yang menjadi idola kampus, ketua BEMpun pernah ikut terdaftar dan banyak lagi pria yang menyatakan cintanya termasuk salah satunya kak Razi."

Deg.

"Aku sebagai saksi kedekatan mereka selama beberapa tahun di kampus. Aku jelas mengenal mereka berdua, Nia yang bringas dalam belajar dan kak Razi yang super duper sabar menghadapi polah Nia yang selalu memaksanya untuk membantu Nia dalam belajar materi kuliah. "

"Sampai tepat dihari pernikahan kak Danish.."

Yasmin melayangkan pandangannya pada semua orang.

"Nia begitu bahagia menyambut hari itu. Bukan karena pernikahan kak Danish dan kak Nuraisha. Ia justru merasa bahwa ia akan menjadi manusia yang paling patah hati ketika melihat kakaknya yang begitu ia sayangi telah menjadi milik orang lain. Dan dihari itu pula ia terakhir kali bercengkrama dengan kakaknya. Hatinya patah dan hancur sehancur-hancurnya. Tapi, kemudian ia bisa segera melupakan hal itu, ya....karena ia mendapat pesan singkat bahwa kak Ibra akan datang menemuinya begitupun Ummi Abahnya."

The Way Of LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang