part 6

24 2 0
                                    


IBRA POV

You went so soon...so soon...
You left so soon...so soon...
I have to move on...
Cause I know i'ts been to long...
I've got to stop the tears, keep my faith and be strong
I'll try to take it all, even though it so hard
I see you in my dreams but when I wake up you are gone
Gone so soon....

Aku masih bersenandung, bersama alunan syahdu nasyid Maher Mustafa sembari menatap lurus,  melihat jalanan kota yang ramai akan manusia yang berlalu lalang entah bergerombol ataupun hanya berdua, saling berandengan tangan, meniti jalanan menikmati suasana weekend. Sudah siang sebetulnya, hanya saja hujan membuat matahari enggan tampak, jadilah masih serasa pukul tujuh pagi.

Gagal sudah, niatku mengunjungi Nia dan mungkin keluarganya. Hmm...tenang Ibra..senyum dong, tidak ada yang mustahil.

Mungkin saja dia hanya teman kuliah Nia, tengah nugas dan tidak terjadi apa-apa diantara mereka..

Ya Ib..keep calm.

Dan aku masih terus menelusuri jalan kota dengan super lambat, jua memikirkan cara lain agar handphone Nia bisa kembali segera tanpa harus aku menemuinya.

Yaa..walaupun jauh di palung hatiku terdalam ingin sekali bertemu dengannya, membuatnya marah, kesal dan menyaksikan betapa lucu ekspresi wajahnya.

Ya kutemukan dia...

Aku segeraa menepi, mengeluarkan ponsel fanta dan bergegas masuk kedalam sebuah gedung kecil dipinggir jalanan kota.

"Selamat siang..ada yang bisa saya bantu??"

Aku hanya menatap sekilas pria tua yang tersenyum ramah padaku.

"Silahkan dikemas sebelah sana mas".

" iya pak makasih.."

Selembar kertas kosong segera kucoret-coret dengan karya tanganku yang tak pernah rapi. Mirisss, apalagi banyak orang yang menjudge bahwa tulisan  dokter lebih mirip ceker ayam.

Dan akhirnya, aku kena juga serapahan mereka..

Siapa mereka yang mengakatakan itu??? Ya siapa lagi kalau bukan manusia tak berperikemanusiaan.

Holaaa....just opini mereka yang melihat  pada sebagian kecil golongan.

"Ini pak sudah.."

Kembali kutemui bapak tua yang dari awal aku masuk ruangan hingga kembali lagi masih bertahan dengan senyum yang sama.

"Bapak ndak capek senyum terus??"

"Tidak sama sekali..lagian itu pekerjaan mudah bergaji tinggi."

Oooh langsung kupahami apa maksud dari bapak tua itu.

"Maaf ya pak,, tadi tek cuekin...soalnya lagi galau."

"Senyumin aja mas, nanti juga sembuh sendiri galaunya."

"Iya deh...resep bapak nanti tek coba. Mbok malah  jadi penawar galau beneran..hahaha..."

"Hmmm"

Bapak itu malah menatapku selidik.

"Ini alamatnya ndak salah kan mas??"

"Tidak pak,, udah betul kok."

"Yang benar saja...ini deket loo..kurang lebih seratus meter dari sini tempatnya"

Aku hanya tersenyum jahil, suka melihat orang bingung.

"Kenapa ndak diantar langsung saja??"

"Surprise pak.."

The Way Of LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang