part 20

24 1 0
                                    


Matahari masih terus merangsak naik hampir mencapai puncaknya. Terik sekali..

Dan aku masih terus menelusuri jalanan menuju halte dengan berjalan kaki, membawa ransel penuh dengan barang milikku sendiri.

Dan aku masih terus menelusuri jalanan menuju halte dengan berjalan kaki, membawa ransel penuh dengan barang milikku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Handphoneku hampir kehabisan baterai.

Dan aku tak membawa uang  cukup untuk membayar ongkos taksi atau angkutan lain.

Ummi tak membekali apapun, kecuali tas penuh dengan pakaian ini.

Apa aku masih kuat menempuh jarak yang bisa dibilang jauh dengan sisa tenaga yang kumiliki??

Peluh mulai merembes, menganak sungai.

Perutku lapar.

Om Bahar....

Iya...aku harus pergi kesana. Hanya dia harapan terdekatku saat ini.

Tapi rasa-rasanya tak lagi memungkinkan.

Kakiku sudah tidak lagi mau diajak kompromi, mataku terasa berkunang-kunang.

Tanganku mulai lelah membawa beban berat.
Memang jalanan menuju kota tak memiliki tempat berteduh. Kecuali pepohonan jati yang mulai mengering dipinggir jalan ataupun rumah warga yang tak berpenghuni di siang hari.

Mereka lebih sibuk bekerja diladang ataupun sawah hingga sore.

Kecuali satu tempat lumayan teduh yang selalu ramai dijadikan masyarakat untuk berjaga malam.

Pos kamling..

Tidak ada pilihan lain, aku harus segera berteduh dari ganasnya sengatan matahari   disana.

Setidaknya aku bisa kembali memulihkan tubuhku sebelum melanjutkan perjalanan.
Halte masih jauh.

Yasmin calling...

Ahh aku hampir melupakannya.

"Hallo Yasmin... " Sergahku tak sabaran. Kuharap dia bisa membantuku, menjemputku disini.

"Aku sudah duduk lama di halte Ni... Kau ada dimana?? "

"Aku masih dijalan yas... Jemput aku di pos kamling tempatku... "

.....
....

"Yas.... "

Tak ada jawaban.

"Hallo.. "

Astaghfirullah... Lowbat..

Bagaimana ini..??

Ya sudahlah..tak begitu buruk pula jika aku harus menghempaskan lelah disini.

Ditemani silir angin yang berhembus segar tiba-tiba.

Aku merebahkan tubuhku yang bersimbah peluh, perutku mual. Tak terisi sedikitpun bahkan hanya seteguk air.

The Way Of LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang