Nia tak tahu harus menyalahkan siapa, ketika cinta yang ia pilih dengan hati nuraninya tiba-tiba ditentang oleh kedua orangtuanya. Mereka bahkan tak segan membuang Nia jauh dari kehidupan mereka, jika Nia masih bersikukuh pada pilihannya.
Acara lama...
Aku pernah melihat matahari untuk yang kesekian kalinya dan ku sertakan otakku untuk ikut menyaksikannya, kemudian aku bertanya pada semesta "kenapa dia kecil tak bisa kukira pula seberapa jauh titiknya ke bumi, tapi panasnya bisa membuatku bercucuran keringat. Padahal api, yang ku dekati dengan tanpa ada jarak yang berarti, panasnya hanya sebatas menghangatkan..?? "
Ku alihkan pandangan itu pada perasaanku. Lalu kudengar bisikan semesta yang lirih dan tak begitu kupahami. "Layaknya hati, ia kecil dalam pandangan matamu, namun akan besar akibatnya yang dia berikan pada hidupmu tatkala kau tak pandai untuk mengendalikannya. Layaknya cinta yang jika kau lihat ia hanya terdiri dari lima huruf ' C i n t a' dan sekarang lihatlah dirimu... Hanya karena satu kata yang jika kau tulis didalam buku, ia akan tenggelam tak nampak oleh tumpukan kertas halamannya. Lalu Kau begitu bodoh dalam memahaminya, hingga bisa mengalahkan sejarah hidupmu yang pabila kau tulis, satu rak buku bisa saja kau habiskan untuk menceritakannya... "
#Muhammad Ibra Hamizan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
