Pintu terbuka lebar.Dua mobil sedan terparkir rapi digarasi.
Mungkin itu Ayah dan om Rasyid yang sempat berjanji untuk berkunjung.
"Ayah udah pulang kak..?!" rutuk Haura sembari kewalahan merangkulku menuju rumah sewa.
Kepalaku masih pusing, dan tanganku terasa berdenyut cepat.
Aku tak menjawab pertanyaannya.
Karena dia pasti sudah tau apa yang akan terjadi setelahnya.
Raras menyapaku dipintu.
"Mas Ibra dari mana??"
disusul ayah yang cepat menghampiriku, Wajahnya panik.
"Kamu dari mana Zan??"
Tubuhku semakin lemas rasanya.
"Zan...habis nyari sarapan yah..."
"Iya yah...tadi ke warung mie ayam yang semalam ayah tunjukkan pada Haura...." timpal Haura mendukungku.
Ayah merangkulku menuju rumah.
Dan disana om Rasyid juga panik menyambutku.
"Masih sakit jangan dulu banyak beraktifitas yang berat Ib...coba si banyakin istirahat..dokter harusnya lebih bisa menjaga diri.."
"Papah...!!" Sergah Raras menghentikan kalimat papanya.
Iya..aku mengaku salah.
Hingga semua menyalahkan dan memojokkanku.
Tapi aku bukan tipe manusia yang suka diatur, aku ingin bebas.
"Ibra kan cuma pengin cari udara pagi Yah..om..."
Aku cepat berlalu, menarik Haura untuk segera merangkulku menuju kamar.
Tak peduli dengan Raras yang begitu mengkhawatirkanku.
Ataupun ayah yang mulai berapi-api akan sikapku yang acuh.
Aku malas menghadapi mereka.
Aku ingin sendiri.
■■■■
"Semua ini janggal.."Respon Haura setelah mendengar semua penjelasanku mengenai pertemuanku dengan Nia pagi tadi.
"Aku juga merasa begitu..."
"Bagaimana bisa tante Mia membohongi kita pasal keberadaan kak Nia..?? Dan kak Nia sendiri...kenapa juga seperti itu.."
Aku begitu mengenal tante Mia.
Selama hampir lima tahun bercengkrama dengannya.
Mengenal keluarga mereka yang penuh dengan tata krama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Of LOVE
RomanceNia tak tahu harus menyalahkan siapa, ketika cinta yang ia pilih dengan hati nuraninya tiba-tiba ditentang oleh kedua orangtuanya. Mereka bahkan tak segan membuang Nia jauh dari kehidupan mereka, jika Nia masih bersikukuh pada pilihannya. Acara lama...