Silir angin mulai terasa dingin menerpa wajahku.
Malam sudah semakin larut.Dan aku masih saja duduk termangu menatap pekarangan rumahku lewat jendela yang kubiarkan tetap terbuka. Pandanganku kosong menatap keluar tanpa terfokus objek apapun. Suasana begitu damai.
Susu hangat yang sedari satu jam lalu menemani mulai dingin tak terminum sedikitpun.Aku tak habis pikir, baru beberapa jam lalu Tante Naya memasangkan cincin pertunanganku dengan kak Razi.
Iya...baru beberapa waktu lalu dan aku masih saja menganggapnya tidak nyata.
Cincin ini..sudah melekat begitu pas dijari manisku.Flashback on
"Nia..jarimu kurus banget sii...kasih makan napa biar gendutan dikit..."
Aku teresedak, mendengar ucapan kak Razi yang terkesan ngawur. Dan reflek menyembunyikan tanganku di saku jas almamater yang kupakai. Sedangkan Yasmin justru terbahak menertawaiku.hhh😒😒
"Iya tuh Nia..." timpal Yasmin
"Ihh..bukan urusan kalian kali..." aku merajuk kesal, ingin sekali menyiram dua orang itu dengan semangkuk bakso panas yang baru saja kupesan . Atau mungkin menimpuk mereka dengan sepatu yang kupakai ini.Aku tak lagi menggeser-geser mouse yang masih kelap kelip menyala. Alhasil tugasku terbengkalai .
Moodku melayang.
"Hahaha...katanya lagi kejar deadline tugas.." timpal kak Razi terus menerus
Hhhh....Aku masih merajuk, tanpa babibu menyambar tas dan barang-barangku yang tercecer diatas meja kantin, bergegas pergi menghindari kerusuhan.
"Ehh mau ke mana Ni??"
Aku tak lagi peduli..
Moodku berubah drastis, tapi bukan karena ucapan kak Razi ataupun Yasmin yang tentu saja hanya gurauan belaka.
Entahlah...Aku terus berjalan menelusuri halaman kampus yang sepi akan aktivitas mahasiswa.
"Nia.."
Aku terhenti, mencari sumber suara
"Haah??" rupanya diam-diam kak Razi membuntutiku .
Aku tak peduli.Malas betul menatapnya akhir-akhir ini.
Aku kembali berjalan, menuju perpustakaan untuk segera menyelesaikan tugas pak Burhan. Satu jam lagi kelas dimulai."Nia..!!"
Tak henti-hentinya dia membuntutiku.
Membuatku kesal, "tidak enak dilihat orang kak?? Kampus lagi sepi.." sergahku masih terus berjalan"Aku mau ngomong sama kamu.."
Aku masih tak peduli, justru mempercepat langkahku yang terburu-buru.
"Aku mau menikah Ni..."
Haa!!
Reflek langkahku terhenti, mataku masih menatap lurus kedepan. Otakku mulai mencerna kalimat itu. Menikah?? Dengan siapa??
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Of LOVE
RomanceNia tak tahu harus menyalahkan siapa, ketika cinta yang ia pilih dengan hati nuraninya tiba-tiba ditentang oleh kedua orangtuanya. Mereka bahkan tak segan membuang Nia jauh dari kehidupan mereka, jika Nia masih bersikukuh pada pilihannya. Acara lama...