"Bukankah hanya dengan berjarak, kita tahu rasa dan arti kerinduan..??
Hingga pada akhirnya, menikmati manisnya madu perjumpaan."■■■■
Dua minggu berlalu, setelah kepergian kak Ibra ke Bandung.
Tidak ada yang berbeda, masih tanpa kejelasan kabar. Dari terakhir aku berjumpa dengannya bersama kak Danish tepat saat ulang tahunku ke-21 dan satu pesan singkatnya.
Bahkan kak Danish pun tak pernah tahu.
Dia hanya diam ketika kutanya.
Apakah dia telah melupakanku??
Apa ada perempuan lain??
Hhhh segera ku singkirkan pikiran aneh tentang kak Ibra. Aku tahu, dia tidak mungkin berbuat seburuk itu. Aku harus terbiasa dengan keadaan seperti ini. Dia seorang dokter, bukan bos besar yang hanya duduk santai memantau kinerja karyawannya.
"Hadapi masalahmu dengan senyuman, jika tetap saja terasa berat, bawalah ke atas bantal. Lupakan sejenak dengan bermimpi."
Aku selalu mengulang kalimat itu, pesan singkat yang dia kirim beberapa menit sebelum kemudian lepas kontak. Bahkan hingga tak terasa hafal tanpa dihafalkan.
Motivasi konyol...
Hanya dari mengingat kalimat itupun hilang sudah beban berat dari memikirkannya.
"Nia..!! masih pagi kok ngalamun. Kaya emak-emak lagi mikirin bang toyib yang nggak pulang-pulang."
Aku tak merespon penuh ucapan Yasmin. Hanya tersenyum tipis.
"Tadi kak Razi nyariin kamu loohh, katanya kalau jam kuliah selesai suruh nemuin dia di perpus. Sudah kirim pesan si..tapi katanya masih centang satu.."
"Buat apaan??" aku masih tak memalingkan wajah dari laptopku yang menyala. Sibuk mengetik materi untuk presentasi materi Mrs Aleana.
Yasmin segera beranjak, memposisikan dirinya tepat di depanku.
" kenapa si Ni..masih pagi udah kusut tuh muka..??"Hmmmmm
"Aku pusing Yas, materi Mrs Aleana makin sulit aja.." hatiku jelas mengingkari ucapanku sendiri.
"Ya ampun Ni...dibikin santai aja kenapa??
Dan tumben nih seorang Nia ngeluh masalah tugas??"Yasmin tak pernah akan mengalah, mencari tahu jawaban dari setiap masalah yang sering membuatku berubah.
"Ehh..tadi kak Razi nyariin buat apa??"
"Ohhhh...iya, katanya mau ngasih tau sesuatu. Penting banget katanya.."
Syukurlah, Yasmin tak lagi mengungkit masalahku.
"Iya okk..nanti aku pasti dateng."
Segera kumatikan laptop, memasukkannya lagi ke dalam tas biru langitku dan bergegas masuk kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Of LOVE
RomanceNia tak tahu harus menyalahkan siapa, ketika cinta yang ia pilih dengan hati nuraninya tiba-tiba ditentang oleh kedua orangtuanya. Mereka bahkan tak segan membuang Nia jauh dari kehidupan mereka, jika Nia masih bersikukuh pada pilihannya. Acara lama...